"Harapan yang terlalu tinggi hanya akan membuat luka, maka jika tidak siap terluka, jangan sesekali berharap lebih dari sesuatu yang sama sekali tidak pasti"
***
Hari ini adalah saatnya siswa siswi kelas 10 untuk menunjukkan bakat - bakatnya setelah kemarin kakak kakak kelas 11 nya. Adera sedang duduk menunggu giliran untuk dirias, hari ini Adera akan menari dengan 2 teman lainnya yaitu Tiara dan Resi. Sedangkan Mira, Widi dan Cantika, mereka akan menampilkan sebuah kreasi musik.
Adera terus men-scrol layar notif sebuah aplikasi chatting nya, berharap Arash membaca pesannya yang tadi ia kirim
Adera : Kaa Arashh!!!! Jangan lupa nonton, gue dapet urutan tampil terakhir nih:((
Pesan itu hanya bersimbol Delive, Adera cukup keresahan, ia sangat berharap penampilannya ditonton oleh Arash. Kini giliran Adera untuk dirias, dimulai dengan menggunakan primer diwajaknya dilanjutkan dengan foundation dan seterusnya. Hingga saat perias sedang memakaikan bulu mata palsu pada mata indah Adera, handphone Adera berbunyi, ia langsung meminya izin untuk melihatnya. Kemudian Adera membuka handphone nya, dan mendapati balasan pesan dari Arash
Arash : Oke De maniss, gue pasti nonton lo, tapi maaf gue nonton di pinggir aja yaa bareng temen - temen kelas gue
Senyum Adera terbit di wajahnya yang sejak tadi resah, tanpa berpikir lama, Adera langsung membalas pesan itu
Adera : Awas aja lo ga nonton, ntar gue sedih:(
Arash : Oke tuan putri laksanakan!
Adera : Wkwk, oke oke ka, gue make up an dulu yaa, ntar gue kabarin lagi. Semangat kak!!!Adera langsung menyimpan kembali handphone nya tanpa menghilangkan senyum nya yang sejak tadi terbit hanya karena pesan singkat dari Arash
***
"De ayoo!! Kita tampil udah ini, tuh panitia udah nyuruh kita stand by di belakang panggung" Ucap Mira sambil menarik Adera yang hanya duduk malas di bangkunya.
"Tapi ka Arash belum jawab Chat gue, gimana kalau dia telat nontonin gue" jawab Adera lemas sambil setengah berbisik agar tidak ada yang mendengarnya.
"Lo apaan banget sih, lagi gini masih aja mikirin Arash, ayo dong De profesional!" Mira menyentak Adera hingga akhirnya Adera menurut, mereka berjalan menuju belakang panggung.
"Ayo ayooo semuanya siap di posisi, bentar lagi kita masuk. De, siap lo sebagai center di kelompok tari, berikan senyuman terbaik lo!!" Rio sebagai ketua kelas yang memiliki lesung pipit itu berusaha menkordinasikan teman - temannya yang akan tampil, sedangkan Rio sendiri berada di kelompok musik yang akan menyajikannya di akhir penampilan kelas mereka.
"Bentar yo, gue liat handphone dulu" dengan cepat Adera mengirim pesan terakhir kepada Arash setelah berpuluh - puluh pesan telah ia kirimkan sejak tadi yang hanya menggantung di simbol Delive
Adera : Ka, gue tampil sekarang. Gue harap lo nepatin janji lo buat nonton gue walaupun dari jauh:)
Setelah mengirim pesan singkat kepada Arash, adera bergegas menyimpan ponsel nya ke dalam tas berwarna pinknya itu, dan langsung menempati posisi. Tak lama seorang MC memanggil kelas Adera untuk tampil keatas panggung, Adera sebagai center dalam tari sekaligus pembuka dari penampilan kelas X-2 mulai memasuki panggung pentas diikuti dengan Risa dan Tiara. Semua penonton bersorak dan memberikan tepuk tangan yang sangat meriah. Semuanya menikmati, walaupun hanya tersisa sedikit penonton yang bertahan, karena ini sudah jam 4 sore dimana para penonton sudah lebih memilih pulang.
Dari awal sejak menaiki panggung, Adera terlihat kurang fokus, matanya terus mencari sosok Arash, berkali - kali Risa memberi kode kepada Adera untuk fokus, tapi gadis itu tetap saja mencari - cari sosok Arash.
Penampilan pertama kelompok tari selesai, Adera, Tiara dan Risa kembali ke belakang panggung, dan giliran kelompok teater yang menampilkan karyanya.
"Lo kenapa sih De, ko lo malah ga fokus, biasanya tiap latihan lo paling fokus dan selalu ngingetin kita buat fokus" ucap Risa yang kesal melihat Adera yang terkesan aneh. Mira menatap De dengan tatapan memperingati.
"Iya, iya maaf guys, mungkim gue lemes belum makan, maklum lah penampilan terakhir" ucap Adera seraya tersenyum
"Yaudah nih De gue punya roti, lo makan dulu, masih ada 1 penampilan kita setelah teater ini, semoga aja lo mendingan setelah ini dam bisa fokus lagi" Tiara memberilan sebumgkus roti coklat kesukaan Adera yang langsung diterima dan di santap oleh Adera.
Penampilan X-1 sebagai penutup telah selesai, dan sampai acara ditutup, Adera tidak melihat hadirnya sosok Arash. Adera tampak sangat kecewa, lalu ia membuka handphone nya , dan melihat ada satu pesan dari Arash
Arash : Sorry banget De, gue tadi lagi dirumah Renata sama anak - anak kelas, lo semangat yaa!! Ntar gue jemput lo, tunggu aja di mini market deket sekolah ya, gapapa kan De lo jalan dulu?
Adera tersenyum palsu membaca pesan dari Arash, awalnya Adera tidak berniat untuk membalas, tapi tangannya gatal untuk tetap membalas
Adera : It's oke ka. Tahnk u:) Ntar gue stay disitu
Adera membereskan pakaian tari yang telah ia pakai, lalu bergegas membersihkan sisa - sisa make up nya yang sangat tebal itu.
"De, pulang bareng gue ya?" Mira menawarkan diri untuk pulang bersama Adera
"Maaf Mir, gue udah janji sama ka Arash mau bareng, gue ikut sampe mini market depan aja deh, soalnya gue janjian disitu" Mira mengerlikan bola matanya malas
"Yaudah dehh iyaa, tapi udah pasti kan lo dijemput ka Arash? Ntar lo nunggu Arash nya ga dateng - dateng" , "Iya Mir, tadi kata kak Arash sih gitu"
***
Sudah hampir setengah jam Adera menunggu Arash di depan mini market ditemani dengan sebotol air penambah ion. Sudah beberapa pesan yamg Adera kirimkan, namun Arash tidak aktif.Gadis itu tidak menyadari bahwa langit sudah mulai gelap, matahari sudah mulai hilang, namun yang ditunggu belum juga tampak.
"De?" Seorang pria berwajah eropa itu menyapa Adera
"Eh, Frans, lagi apa lo disini?" ,
"Yang ada lo yang lagi ngapain jam segini masih disini sendirian lagi" Frans berucap sambil melihat lihat ke sekeliling Adera.
"Iya nih Frans, gue lagu nunggu orang, tapi ga dateng - dateng" jawab Adera sambil menghela nafas.
"Udah mau malem nih, gabaik cewe sendirian, gue anter lo ya? Mau kan?" ,
"Duh gimana ya Frans, takutnya orang yang gue tunggu dateng gimana ntar dia nyariin gue" ,
"Lo chat dulu deh, lo bilang mau pulang udah malem, pasti dia juga ngerti ko" dengan ragu Adera mengangguk dan langsung mengirimkan pesan singkat kepada Arash.
Adera : Udah sejam gue nunggu lo ka, gue duluan ya langit udah gelap.
"Ayo Frans, tapi bener kan gue engga ngerepotin lo?" ,
"Ya bener lah De, ayo naik" Adera menaiki sepedah motor Frans, dan mereka melaju meninggalkan mini market itu. Sepanjang jalan Adera teus memikirkan Arash, pikirannya bertanya - tanya 'kemana dia' , 'gimana kalau dia datang ke mini market' , 'dia nyariin gue ga yaa' .
•••••••
Halooo!!!
Gimananih pendapat tentang BAB ini??
Pernah ga sih kalian berharap?
Sakit ga sih ketika harapan kalian ga sesuai kenyatan?
Kecewa banget kan pastii!!!:" Kalau gitu berarti kalian senasib sama De :" toss dulu dongggJangan lupa yaa follow instagram author biar kita makin akrab nih : nurulfitri_14
Kalian jangan pernah ragu buat ramein komentar yaaa;;)) Tunggu terus kelanjutan cerita ini yaaa. Dan jaga kesehatan kalian biar bisa temenin terus Adera<3
KAMU SEDANG MEMBACA
Point of My Life
RomanceSaya hanya penyabab sebuah goresan, goresan kaca yang seharusnya tetap terjaga. Saya tidak bisa menjamin untuk tidak membuat goresan yang lebih dalam atau bahkan saya akan membuat kepecahan. Maka untuk menjaga kaca itu agar tetap utuh, biarkan penye...