[1] Who?

100 26 4
                                    

"Bertemu denganmu adalah suatu kebetulan yang selalu aku syukuri, dan mengenalmu adalah pelajaran berharga"

***

Hallohaaa semuaa, gimana pada sehat? Walaupun lagi rame – ramenya Covid-19, kalian harus tetap semangat yaaa, jangan lupa jaga kesehatan minum vitamin, cuci tangan yang bersih yaa, karena semua berawal dari tangan;;)

Ini dia awal dari segalanya. Beberapa BAB awal aku revisi yaaa, tapi alur masih sama Cuma ada beberapa hal yang aku tambahin biar kalian lebih enak bacanyaJ)

Jangan ragu buat kasih aku kritik dan saran yaaa, ayoo kotorin ajaa kolom komentarnyaa, tapi dengan bahasa yang bersih dan sopan yaa;;))

Selamat membaca dan berkhayal teman – temannn ~

***

"Adera...." pria berparas dingin yang memiliki mata tajam dengan tubuh menjuntai tinggi itu menyapa Adera yang sedang fokus pada lembar jawaban yang telah diberikan oleh panitia.

"Iya ka?" Jawab pemilik nama Adera yang memliki tubuh berbanding dengan pria itu, ya, Adera memiliki tubuh yang pendek dan kecil, wajah nya bulat, matanya berbinar, memang tidak terlalu cantik, namun setiap siapaun yang melihat senyumnya akan merasakan ketenangan.

Adera membatin sambil memperhatikan pria itu, 'tidak asing' tapi De tidak mengenalnya sama sekali.

"Gue minjem penghapus dong" , seluruh siswa - siswi sedang berada dilapangan utama sekolah, hari ini adalah hari sabtu, dimana setiap hari sabtu sekolah ini melakukan kegiatan ekstrakulikuler wajib, semua kelas 10 dan 11 wajib mengikutinya. Dan kali ini kelas Adera X-2 satu kelompok dengan kelas XI-1 untuk berlomba dengan kelompok lain .

"Oh, ehh ini kaa ambil ajaa" jawab Adera sambil tetap fokus mengerjakan soal yang telah di berikan oleh panitia.

"De, ini gimana sih gue ga paham" tanya Mira, seorang gadis yang memiliki raut wajah jutek, ia adalah teman baru Adera di SMK ini. SMK Negeri yang cukup favorit di daerahnya.

"Lo buka dulu iketannya, ntar gue contohin simpulnya dari awal lagi" Adera menjawab sambil tetap fokus terhadap tugasnya. Walaupun sekelompok tapi tugas mereka berbeda - beda. Ada yang membuat simpul, mengerjakan soal dengan berbagai materi, ada yang menghapal kode - kode rahasia , dan ada juga yang mempraktikan orang yang sedang patah tulang.

"Sa, ini gimana sih isinya gue lupa lagi" tanya De pada temannya yang memiliki paras lugu –Risa- , dia juga teman baru Adera disekolah ini, dan kebetulan dia sedikit paham tentang ekstrakulikuler ini, berbeda dengan Mira.

"Duh gue juga lupa lagi De, coba lu liat rumusnya" jawab Risa sambil berbisik takut ketauan oleh panitia.

"Gamau, gue takut Ris"

"Nih liat catetan gue" pria tadi memberi secarik kertas yang berisi rumus - rumus.

"Eh ka gue ga berani" jawab Adera ketakutan .

"Yaudah sini kertas lo, biar gue yang isi, dan lo pegang kertas gue biar panitia ga curiga" Adera menurut dan kita bertukar kertas jawaban itu.

"Panas banget Ra, halangin gue dong" ucap De pada Tiara, tubuhnya sangat tinggi dibanding dengan De yang memiliki tubuh sangat minimalis, wajah Tiara sangat cantik , dengan mata yang sipit layaknya orang China. Tapi Tiara tidak menggubris, ia tetap fokus menghapal kode - kode rahasia. Tiba - tiba ada seseorang yang menutupi arah matahari itu, sehingga matahari tidak langsung mengenai tubuh mungil Adera. De menoleh, dan mendapatkan pria itu lagi, lalu ia menarik nafas panjang dan membuangnya.

Point of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang