15 | Fahreza Alexandria

17 5 0
                                    



"Teruntuk kenangan yang sangat berarti, terima kasih pernah menghidupi hari-hari."

- Fahreza


Pukul tengah malam, waktu disaat semua orang terlelap setelah menghadapi hari penatnya, tetapi tidak untuk seorang remaja 17 tahun ini, Alisha Arthamevia. Sejak satu jam lalu dia sudah berbaring di atas ranjangnya yang berwarna biru muda dan hanya ditemani lampu tidurnya. Dia berbaring, memandang langit-langit kamarnya ditemani pemikiran yang kembali menghantuinya. Alisha perlahan memejamkan matanya sembari menghirup napas panjang ia berusaha menenangkan pikirannya.

**DRETT**

Suara notifikasi ponsel membuyarkan fokusnya, kini Alisha berbalik ke sebelah kanannya tempat ponsel ia letakkan.

One message from Thara.

Thara : Sha, lo udah tidur ?

Alisha hanya membaca pesan dari Andrea tanpa membalasnya. Ia kembali mematikan ponselnya dan menyimpan ponsel itu ke sebelah kanannya.

**DRETT**

Baru beberapa saat ponsel Alisha kembali bergetar, Tha kenapa lo ganggu tidur gue sih, gue pengen tidur sekarang, gerutu Alisha sembari kembali mengambil ponsel miliknya.

One message from Reza.

Fahreza : Maaf Sha gua baru jawab sms lo ini, ada sesuatu yang harus gua siapin, gua udah sembuh kok dari seminggu lalu, kalo lo gimana?

Alisha tidak pernah mengira bahwa Fahreza yang kini memberi pesan untuknya, Alisha diam beberapa saat, entah ingin membiarkan pesan Fahreza dan segera mematikan ponselnya atau dia segera menjawab pesan yang Andrea kirimkan.

Perlahan Alisha mengetik ponselnya, dengan sedikit keraguan yang ia miliki, ia kini menjawab pesan yang Fahreza berikan.

Alisha : syukur lah Za lo udah sembuh, kok tumben lo belum tidur?

Baru beberapa detik Alisha membalas pesan Fahreza, Fahreza sudah menjawab pesan yang Alisha berikan.

Fahreza : biasa Sha, gue insomnia, gue udah sekitar dua jam tiduran, tapi sampe sekarang gue belum ngantuk sama sekali, kalo lo kenapa belum tidur juga?

Alisha terdiam sesaat, entah apa yang akan dijawabnya kepada sahabatnya saat ini, kantuk Alisha sudah sangat sulit untuk dikendalikan, membuatnya perlahan memejamkan kedua matanya, terlelap di dalam mimpinya. 

Fahreza : Shaa..??

Fahreza mengerutkan dahi, bingung melihat tanda typing yang sudah cukup lama muncul dari Alisha, tetapi tidak ada pesan baru yang muncul darinya. Fahreza tersenyum tipis, mengetahui bahwa sahabat kecilnya kini sudah terlelap. Sha, gue yang pengen ditemenin tidur malah lo yang tidur duluan, ucap Fahreza dalam hati. Kini Fahreza berbaring diatas kasur putihnya, dengan selimut yang sedari tadi sudah menutupi badannya Fahreza menatap langit-langit, sedikit berimajinasi dan mengingat masa lalu yang tidak akan pernah terulang lagi, masa lalu tentang dirinya dan Alisha Arthamevia, sahabat kecilnya. 


*****


Zidan AzharaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang