V : Sadar

11.1K 1.2K 379
                                    

──────────────────────────

--Terkadang aku berfikir, apa kah aku harus jatuh dan sakit terlebih dahulu agar mereka menoleh kebelakang untuk melihatku.--

──────────────────────────













Dua Bulan dua minggu. Baik Lino, Adrean, Atau Felix tidak lelah untuk menjaga Yera. Bahkan Hyunjin juga tidak absen untuk mengunjungi Yera.

Sebenernya, Luka yang Yera dapat tidak terlalu parah. Kepala sebelah kanan bocor. Retak bagian bahu kanan dan tulang kering kaki sebelah kanan. Dan sebetulnya, bahu dan kaki Yera sudah lumayan membaik. Luka di kepala Yera juga sudah membaik.

Malam ini, yepat jam enam sore, Lino, Adrean, Felix, Hyunjin, Seungmin, Sena, Han, dan Jeongin ada di ruang inap Yera. Lino duduk di sebelah kiri Yera. Felix dan yang lain duduk di sofa, sedang menyantap corndog. Sedangkan Adrean sama Hyunjin ada diluar, tidak tahu membicarakan apa.

Walaupun tangan kiri Yera terdapat infus, Lino terus menggenggam nya. Karena tangan kanan Yera tidak boleh disentuh agar retak pada pundaknya cepat membaik. Menatap wajah pucat sang adik yang tidak kunjung sadar.

“Bangun dong. BTS comeback loh Yer, Nanti abang beliin albumnya Full Versi.”

Niiittt.....

Tidak lama, elektrokardiogram yang ada di samping ranjang Yera menunjukan garis lurus dan terdengar bunyi panjang. 

Lino mematung, ia cukup shock sehingga tidak bisa melakukan apa-apa. Felix dan yang lain langsung menghampiri ranjang Yera. Seungmin panik, ia langsung menekan tombol darurat agar dokter segera datang. 

“Ye-Yera! Ja-jangan bercanda hei!” Lino mengguncangkan pelan tubuh Yera. Ia panik, sekaligus takut kehilangan Yera. Sedangkan Felix menahan nafas. Lalu air matanya lolos.

Sena sudah menangis kencang. Sampai Han harus memeluk Sena untuk menenangkannya.

Adrean dan Hyunjin lantas membuka pintu panik, setelah mendengar jeritan Sena. Setelah melihat garis lurus di monitor, Adrean runtuh. Ayah Yera itu berlutut didepan ranjang sang putri.

Tidak lama Dokter Namjoon dan perawat datang. Han membawa Sena, Hyunjin membawa Adrean, Jeongin membawa Felix, Dan Seungmin membawa Lino untuk keluar dari ruangan Yera.

Lino, Felix, Adrean dan Sena sama-sama menangis. Mereka semua sama-sama tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi ini.

Setelah dua puluh menit, Dokter Namjoon keluar dari ruangan. Semuanya langsung menghampiri dokter. Kecuali Sena yang memang tidak berhenti menangis dan Han yang sedang menenangkan Sena.

Sesaat Dokter tampan tersebut menghela nafas. “Yera mengalami henti jantung selama lima menit. Sekarang pasien sudah sadar. Kalian boleh melihat, tetapi jangan berisik.”

Tanpa pikir panjang, Lino langsung masuk ke ruangan Yera. Ia duduk di sebelah kanan Yera, mengecup kening Yera lalu memebelai kepala Yera pelan.

Yera masih belum merespon. Pandangan gadis itu terus menatap keatas, ke langit-langit kamar rumah sakit yang berwarna putih.

“Jangan pergi lagi, Yer! Abang gak bisa.”

Yera menoleh. Memandang Lino yang berada di sebelah kanannya. Lalu melontarkan satu pertanyaan yang membuat hati semua orang di ruangan itu melecos. Mereka sakit hati.

“Padahal gue udah negosiasi sama malaikat kalau gue gak pengen balik lagi. Tapi kok gue masih bisa bernafas, Bang?”








My Ketos My Husband | Hwang Hyunjin [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang