"Kenapa harus dipertahankan kalo udah ga nyaman?"
"Al, sorry hubungan kita sampai sini aja ya. Aku ga bisa ikutin semua kemauan kamu yang secara ga langsung ngekang aku. Aku ga suka diatur-atur kaya gitu sama kamu"
"Jadi ya gitu, gue sekarang udah putus sama Aldrich" cerita Tania pada sahabatnya, Rara, Acha, dan Vania.
"Hah kenapa? Keliatannya kalian baik-baik aja selama ini" jawab Rara dengan mata melotot karena terkejut. Ia bahkan sampai berhenti menyantap bakso kesukaannya itu.
"Gimana ya, jujur gue ngerasa risih karena lama-lama perhatian Al ke gua itu berlebihan. Gue jadi ngerasa ga bebas lagi, ga bisa nentuin apa yang gue mau"
"Ko bisa sih, Tan" Acha tak kalah terkejut dengan pernyataan Tania barusan.
"Ya mau gimana lagi, Cha" balas Tania santai sambil menegak jus jeruk yang baru dibelinya.
"Terus apa rencana lo ke depan abis ini?" Vanialah yang paling dewasa diantara mereka berempat. Saat teman-temannya ini mulai geser otaknya, hanya Vania yang terkadang masih sedikit lurus otaknya. Meski ga lurus-lurus amat.
"Lulus SMA, kuliah, cari duit, jadi orang kaya biar bisa keliling dunia"
"Nikah woi nikah, duit mulu pikirannya" pekik Acha heboh.
"Kalo gue udah kaya raya sih gue ga mau nikah ya HAHAHAH"
"Gila lo, Tan. Mau jadi tante girang ya?" Rara menimpali tidak kalah heboh.
"Nama gue Tania sering dipanggil Tan, kalau gue jadi tante girang dipanggil tan juga. Cocok cocok" jawab Tania sambil pura-pura berpikir.
"Fix otak lo udah geser. Bodo amat terserah lo dah. Kita cabut ke kelas dulu ya, jangan lupa bayarin bakso gua, mie ayam Acha, sama nasi goreng Vania ya. Thank you Tante Tania!" kata Rara sambil meninggalkan Tania sendirian di kantin. Acha dan Vania pun segera bangkit dan mengikuti Rara menuju kelas. Mengerjai Tania itu hal paling menyenangkan.
"Woyy! Bayar sendiri dong!"
.
"Tania Caroline, siswi kelas 11-A SMA Ganesha yang baru saja putus dari pacarnya tapi ga ada sedih-sedihnya sama sekali, sini!" teriak Rara yang sudah lebih dulu masuk kelas.
Tania pun segera menghampiri Rara dan duduk di sebelahnya. Acha dan Vania duduk tepat di belakang mereka. Ya, mereka berempat secara tidak sengaja selalu sekelas.
"Gila ya lo!"
"Asal lo tau, banyak cowo-cowo yang mau sama lo. Mereka semua patah hati pas tau lo jadian sama Al tau. Gue cuma membagikan kabar bahagia ini ke semua fans-fans lo, sekalian mempromosikan teman gue yang jomblo ini" jelas Acha panjang lebar.
"Kita semua jomblo kalau-kalau lo lupa"
"Oh iya heheh"
"Welcome back to jomblo club ya!" ujar Vania sambil tertawa.
Bukan jadi sebuah rahasia lagi jika Tania adalah gadis yang cantik. Ia juga cukup berprestasi di bidang pelajaran.
Tapi, ia agak cuek dan ga peduli sama cowok. Sepanjang 17 tahun hidupnya, mantannya hanya 1. Aldrich. Itu juga gara-gara Tania penasaran gimana rasanya pacaran. Itu pun hanya bertahan 3 bulan gara-gara Tania ngerasa kebebasannya terganggu. Ia kurang suka terlalu diperhatikan. Agak unik memang, ga kaya cewek-cewek pada umumnya yang suka kalau diberi perhatian lebih terutama sama pacarnya. Unik atau aneh ya?
.
Sepulang sekolah, Tania bergegas menuju parkiran motor. Langit sudah mendung dan bisa dipastikan sebentar lagi akan turun hujan. Tania segera menghidupkan Beat merah kesayangannya dan langsung pulang ke rumah.
Tania memang sudah tidak dijemput semenjak SMP. "Ga mau ngerepotin" begitu katanya setiap ditanya oleh orang tuanya.
"Welcome back, my Beat!" ucap Tania girang sambil memakai helmnya.
Ya, selama berpacaran dengan Al, ia tidak diizinkan untuk pergi pulang sendiri. Ia selalu diantar kemana-mana oleh Al. Ia tidak masalah sebenarnya selalu diantar oleh Al. Lumayan, hemat uang bensin.
Yang Tania kurang suka adalah Al yang membatasi pertemanannya. Al kurang suka jika Tania berteman dengan lawan jenis.
Tania sendiri tipe orang yang tidak suka diatur atau dilarang. Semakin dilarang, semakin akan ia langgar. Padahal, ia juga tahu batasan. Ia ga mungkin terlalu dekat dengan orang lain terutama lawan jenis apalagi saat itu ia masih menjalin hubungan dengan Al.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tristan & Tania
Teen FictionKamu itu kaya kaktus, ga butuh banyak perhatian. Kaktus bisa hidup dengan sedikit air, tapi bukan berarti bisa kuat hidup tanpa air. Boleh aku jadi air itu?