that night (3)

15 3 1
                                    

Malam dimana kita akan bertemu, duduk di ayunan dan mulai bercengkerama, itu yang selaluku nantikan.
Tapi tidak untuk malam ini, aku tidak berniat bertemu denganmu dengan kondisiku yang seperti ini, tapi entah kenapa saat sakit itu terus menyeruak di dalam diri, saat aku butuh tempat untuk bersandar kakiku mengarah ke tempat yang sama -taman kota, tempat kita selalu bertemu.

Aku melihatmu seperti biasa, mengenakan jaket tebal merk terkenal itu, dan terduduk di ayunan sebelah kanan. Kau tersenyum lebar saat mengetahui kedatanganku, tapi saat melihat kondisiku tiba-tiba kau berlari kencang, menuntunku untuk duduk di kursi taman terdekat.

"Ada apa? Apa yang terjadi? Kenapa sebelah matamu biru dan sudut bibirmu berdarah?"

Itu sangat lucu saat kau menanyakan keadaanku dengan nada khawatir.
"Ya! Kenapa kau tertawa?! Tidak ada yang lucu saat kondisimu seperti ini!"

Setelah itu kau membawaku ke kamar rawat inapmu -secara sembunyi-sembunyi tentu saja, bahkan kau berbohong kepada suster untuk meminta kotak P3K, kau bersih keras untuk mengobati luka ku.

"Kau tidak ingin menceritakannya kepada ku?"
Tanyamu setelah kau selesai mengobatiku dan terduduk di kursi balkon kamarmu.

Aneh kenapa kau tidak kerasan dikamar seluas dan sebagus ini? Memang bau obat disini memuakkan tapi setidaknya kau punya kamar luas dengan kasur tidur empuk, tv dan penghangat ruangan. Aku bisa menebak seberapa kayanya orang tuamu -pasti sangat amat kaya.

"Hanya kecelakaan kecil, aku terjatuh di kamar mandi. Tidak ada obat dirumah, tadinya aku berniat menemuimu dulu sebelum membelinya."

"Sebelah matamu biru, sudut bibirmu berdarah, luka memar dipergelangan tangan, jari-jarimu terluka dan kaki mu terkilir, apa itu bisa disebut kecelakaan kecil?"

Aku mengakui kebodohanku telah berbohong kepada orang yang sudah mengobati lukaku.

"Tidak apa, kau tidak perlu menjawabnya. Tapi jangan membuatku khawatir lagi dengan keadaanmu seperti ini dan ingat Ra, jika ada yang membuatmu sakit kau bisa membaginya kepadaku, kita teman."

Mataku memanas, kepalaku pusing dan sekujur tubuhku nyeri tapi hatiku menghangat saat mendengar ucapanmu. Air mata ku tak bisa kubendung dengan semua cerita kelam tentangku. Kita impas sekarang, akhirnya aku menceritakannya kepadamu, bersama tangis yang datang dan dekapan hangatmu.

 Kita impas sekarang, akhirnya aku menceritakannya kepadamu, bersama tangis yang datang dan dekapan hangatmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terima kasih suda bacaa, jangan lupa vote sama komen yaa,, aku ngarep komen dari kalian loo;)

[pjm]Hiraeth✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang