Malam itu kau membuatku menunggu berjam jam akan kehadiranmu, tapi akhirnya aku menyerah dan memutuskan untuk pulang tanpa melihatmu.
...
Di malam-malam berikutnya sama, kau tidak datang. Aku mulai berpikir apa kau tertangkap basah saat kabur dari kamarmu untuk menemuiku?Sudah seminggu kuhitung dari malam terakhir kali kita bertemu, hingga aku putuskan untuk mengunjungimu -langsung.
"Aku ingin bertanya soal kamar dengan atas nama pasien Park Jimin."
"Maaf Nona, kamar atas nama pasien Park Jimin sudah dikosongkan."
'Dia sudah pulang?' Sungguh tidak adil, kau sembuh dan pulang ke rumah tanpa berpamitan kepadaku. Setidaknya kau harus menepati janjimu.
"Dia sudah sembuh? Kapan dia pulang?"
"Sudah seminggu yang lalu, Nona. Tapi dari catatan disini Tuan Park meninggalkan kamarnya bukan karena kesembuhan."
"Apa? Maksudnya bagaimana?"
"Nona belum tau ya? Pengobatan yang dilakukan Tuan Park mengalami kegagalan, sehingga beliau tidak bisa tertolong."
Seperti di hantam ribuan beton, seketika kepalaku pening, kakiku lemas untuk menopang berat badanku sendiri, mataku memanas, tangaku bergetar mulai berkeringat dingin.
"Maafkan aku Nona, mungkin itu jalan terbaik yang diberikan Tuhan, selama setahun menjalani pengobatan dia tidak pernah menyerah tapi Tuhan berkehendak lain."
Aku menyeka air mataku kasar
"Bolehkah aku tau dimana tempat peristirahatan terakhirnya ?""Maaf Nona kami tidak mempunyai informasi tersebut."
"Alamatnya? Aku boleh tau alamat rumahnya?"
"Baiklah tunggu sebentar, Nona."Malam itu aku pulang dengan secarik kertas alamat rumahmu, dan seribu luka di hatiku, Jim.
Akhirnya jimen matiii guyss,, dan akhirnya crita ini seleseee!!
Terima kasih banyak untuk pembaca yang uda ngasi vote dan komennn>< terima kasih juga untuk pembaca yang baca aja:D
Aku bakal nganak lagi kok!! Jadi gausa khawatir kangen akuu:)
KAMU SEDANG MEMBACA
[pjm]Hiraeth✔
Fanfiction'aku akan bertahan dari penderitaan ini, semestinya kau bertahan dari rasa sakitmu' -yura []short story []end.