Chapter 1

1K 89 7
                                    


Tok… Tok… Tok…

“ Ne~”

Sajangnim, ini laporan yang kau minta. Oh ya, sepertinya kita harus segera menjadwalkan pertemuan dengan Canvas untuk membahas Fashion Show yang akan kita adakan pertengahan September nanti” sambil meletakkan beberapa berkas di atas meja bertuliskan CEO Kim Taeyeon itu, Irene melihat planner perusahaan di tablet yang ia genggam.

“eoh, terima kasih joo hyun-ah. Sepertinya kau bisa menjadwalkannya pada rabu depan” balas Taeyeon sambil tangannya membolak-balik berkas pemberian Irene  sambil sesekali memijat pelan pelipisnya.

“Ya! Kau belum makan siang ya?” Tanya Irene menghilangkan honorifics yang biasanya ia gunakan ketika jam kerja.

Taeyeon mengalihkan pandangannya dari tumpukan berkas itu sejenak, memandang Irene sebentar lalu kembali memfokuskan diri pada pekerjaannya.

“masih banyak hal yang harus aku periksa dan pelajari, rasanya sayang waktuku terbuang untuk makan siang” jawab Taeyeon.

“ini sudah jam 4 bodoh, tadi pagi kau bilang hanya sarapan dengan kopi, sekarang tidak mau makan siang? Memangnya kau tidak kasihan dengan perutmu yang malang?” ucap Irene sedikit ketus.

“hey, siapa yang berani memanggil atasannya dengan sebutan bodoh?” balas Taeyeon menaikkan sebelah alisnya.

“ aku “ jawab Irene tak acuh sambil menangkat kedua bahunya lalu menjatuhkan tubuhnya di sofa berwarna hitam disamping meja kerja Taeyeon.

“ck, dasar sekertaris tak tahu diri”decak Taeyeon sambil tersenyum tipis.

Irene yang semula focus menatap langit-langit kantor Taeyeon itu mengalihkan pandangannya kearah bos yang juga sahabat karibnya sejak mereka masih duduk di sekolah dasar. Dilihatnya Taeyeon serius memeriksa lembar demi lembar berkas yang memang sejak tadi sudah bertumpuk di mejanya. Ia tersenyum tipis menyadari betapa mengagumkan kerja keras sahabatnya ini, ia ingat dulu Taeyeon sangat ingin menjadi seorang penyanyi, namun mimpinya harus kandas karena ia dibebani tanggung jawab untuk meneruskan perusahaan ayahnya. Ternyata kerja keras dan pengorbanan Taaeyeon berbuah manis, Magnifique berkembang pesat menjadi perusahaan dengan penjualan produk tertinggi di Asia.
Lamunan Irene buyar ketika dering ponsel Taeyeon memasuki gendang telinganya.

“eoh eomma, ada apa?” terdengar Taeyeon menjawab telepon yang ternyata berasal dari ibunya.

tidak, aku hanya ingin memberitahu bahwa eomma sedang berada di bandara sekarang, akan berangkat ke Canada dan mungkin pulang pekan depan” sayup-sayup terdengar Ibu Taeyeon berbicara.

“hm, hati-hati disana eomma. Maaf aku tidak bisa mengantarmu”

kau juga, jangan terlalu keras bekerja Taeyeon-ah, jangan lupa tidur dan makan” ucap Ibu Taeyeon.

“Arasseo, bye~” ucapan Taeyeon sekaligus mengakhiri perbincangan antara ibu dan anak itu.

“ kau dengar itu? Jangan lupa tidur dan makan!” sahut Irene sedetik setelah terdengar tanda panggilan ditutup.

“ ara, ara, Irene imo” balas Taeyeon dengan nada sedikit sebal.

“ck” Irene tersenyum mendengar balasan Taeyeon. Diangkat tubuhnya berjalan menuju meja kerja Taeyeon.
princess, maukah kau temani aku untuk makan malam nanti?” pinta Irene dengan manis sambil membungkukkan sedikit badannya kearah Taeyeon.

Taeyeon mengangkat kepalanya, mengalihkan pandangannya kearah Irene sambil tersenyum.

“walaupun aku menolak, kau pasti akan tetap menyeretku kan?” jawab Taeyeon sambil menangkupkan kedua tangannya di atas meja, memijit pelan satu persatu jemarinya.

Business Relationship?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang