Chapter 15

69.1K 7.3K 3.8K
                                    

Haii... makasihh atas respons baiknya untuk cerita ini 😍 Semoga bisa bertahan sampai akhir ya dengan segala drama yang kusajikan di dalamnya ❤️



Happy Reading

***London dan Allea masih belum selesai menata makanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







***
London dan Allea masih belum selesai menata makanan. Sedang para orang tua memerhatikan di seberang meja bar.

"Kamu suka makanan ini, Don? Tadi udah sarapan?"
Allea bertanya, sambil berjongkok di depan kulkas— ikut merapikan.

"London. Panggil yang lengkap," protesnya dengan datar, tanpa mau repot-repot menoleh.

"Biasanya juga Papa panggil kamu Casper, kamu nggak pernah protes." Rigel menunjuk—meledeki. "Cie ... pengin banget diperhatiin Lea kayaknya, sampe nama aja dibenerin."

"Ya ampun ... Papa kamu panggil Casper? Bukannya itu nama hantu yang di film kartun itu ya?" Allea memekik, tetapi dia tertawa girang. "Tapi, gumush sih. Kayak kamu."

Rigel tertawa—saat anaknya menggelengkan kepala jengah.

"Nggak ada yang lucu. Apa yang kalian ketawain?" giliran Rion yang nimbrung.

Keduanya benar-benar terkonek dengan baik!

"Lucu kok, kayak Kak Rei panggil Kak Ion cicak." Allea lagi-lagi tertawa, bahkan saking tidak tahan, ia harus memukul paha London sampai dia mundur sedikit—ngeri pukulan itu mendarat ke tempat yang salah.

"Biawak kali ya, bukan Cicak kalau sekarang?"

"Kamu tahu kan kisahnya?" Tidak ada yang menyahuti, kecuali Rigel yang menyahut tak kalah antusias. "Can I be—"

"Kak...!" Rion memberinya peringatan, kesal bukan main pada sifat Rigel yang masih begitu kekanakan dan menjengkelkan.

"Casper ... lucu juga sih, Don. Jadi hampir sama dengan Chasen and Chasey. Right?" Allea mendongakkan kepala, menatap London yang berada tepat di atasnya—yang buru-buru mengalihkan pandangan ketika mata mereka saling bertemu.

"Mama selalu menampar Papa kalau dia panggil gue itu. Semakin dia sering memanggil gue begitu, semakin sering Mama menamparnya. That's why I'm fine with it." Tanpa nada, London menjawabnya.

Allea mengangguk-angguk, tahu betul kalau istri dari manusia berparas setengah dewa itu memang sebarbar itu. Ia percaya Sea sanggup melakukannya.

"Tamparan sayang, kali. Abis itu juga kami baikan, bikin anak lagi. Kamu mana ngerti sih, Nak,"

"Siap ... Kak, siap!" Allea memberikan hormat, tidak terganggu sama sekali dengan ucapan Rigel yang frontal. "You're the best!"

Chasing YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang