Di pagi yang cerah, ada seorang gadis yang masih bergelung pada selimut tebalnya padahal matahari sudah muncul sedari tadi namun dia merasa tidak terganggu dengan itu semua. Seorang wanita paruh baya datang membangunkannya untuk bersiap pergi sekolah.
"Veta bangun sayang sudah siang lho, masa kalah sama ayam si," ujar Rosita yang ternyata dia adalah mamahnya Veta.
"Iya mah bentar lagi," kata Veta.
"Udah ayo bangun, ini udah mau jam set 7 lho?" Rosita bertanya.
"Apa udah jam set 7 aduh gua bisa telat nih," Veta bangun dengan tergesa-gesa dan langsung masuk ke kamar mandi.
"Emangnya dasar Veta susah banget dibangunin," mamah berkata sambil geleng-geleng kepala.
🍃🍃🍃
Setelah Veta merasa puas dengan penampilannya dia akhirnya turun ke meja makan dan berkumpul dengan keluarganya untuk sarapan bersama.
"Abang Iqbal dimana mah?" Vita bertanya.
"Dia sudah berangkat dulu, karena kalo nunggu kamu dia bisa telat," Rosita menjawab.
"Oh iya lupa, yaudah aku berangkat dulu ya mah, pah, Assalamualaikum," Veta berpamitan kepada mamah dan papahnya lalu berlari sambil membawa setangkup roti coklat kesukaannya yang dibuat oleh mamahnya.
"Wa'alaikumsalam, hati-hati sayang dan jangan ngebut dijalan," ujar keduanya.
"Ga janji mah, pah," Veta menjawab sambil berlari.
"Astaga anak itu," ujar Reno papah Veta.
🍃🍃🍃
Setelah 10 menit kebut-kebutan dijalan, akhirnya Veta sampai di gedung tempat dia menuntut ilmu yaitu SMA Merah Putih. Lalu dia langsung turun dan mencari teman-temannya yang sudah dia anggap sebagai sahabatnya. Mereka bertemu saat MPLS dan kebetulan juga mereka sekelas.
"Dimana si mereka? Nyusahin aja," Veta bergumam tidak jelas.
"Vetaaa!!!" Tiba-tiba Veta merasa ada yang memanggil namanya dan ternyata itu ulah sahabat-sahabatnya.
"Dasar Lo semua gua cariin dari tadi sampai capek gini, pada kemana si emang?" Tanya Veta sambil menggerutu.
"Maafin kita ya ta, soalnya tadi habis dari kantin" jawab Reyna sambil cengengesan yang mewakili jawaban sahabat-sahabatnya.
"Hm yaudah," balas Veta secara singkat.
"Yuk ke kelas capek berdiri lama-lama disini," ajak Sena dan mereka pun berjalan beriringan menuju kelas.
Bertepatan dengan bel berbunyi, mereka telah duduk manis di kursi masing-masing. Jam pelajaran pertama dimulai, di kelas X MIPA 3 sedang berlangsung pelajaran matematika yang membuat kepala mereka serasa ingin pecah.
"Baik anak-anak sekarang buka buku paket halaman 126 dikerjakan dan jika sudah selesai silahkan kalian boleh istirahat," ujar Bu Ana setelah selesai menjelaskan materi yang membuat anak-anak kelas X MIPA 3 pusing.
"Gila banyak banget soalnya, udah gitu gua ga paham lagi," Sena menggerutu kesal akibat soal yang diberikan Bu Ana.
"Udah sabar aja, yuk cepet kerjain biar bisa istirahat," ujar Veta memberi pengertian.
"Hmm yaudah deh."
Setelah beberapa menit berkutat dengan rumus-rumus yang bisa membuat otak meledak, akhirnya mereka bisa keluar dan bernapas lega.
"Huft gila tuh guru, ga tau apa kita pusing gini, ga paham lagi, nasib-nasib," ujar Chika memulai pembicaraan.
"Udah ga usah dipikirin lagi, yang penting kita udah ngerjain tuh soal," jawab Chesa dengan santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who is He?
Teen FictionDia Arventa Revalia Hasana yang kerap di sapa Veta memiliki sifat yang ramah, ceria dan friendly. Namun dibalik itu semua dia memiliki banyak masalah yang ditutupi oleh senyumnya yang menawan. Akankah dia bisa melalui semua masalahnya?? "Rasanya aku...