03

28 5 0
                                    

Dikamar Veta langsung berganti pakaian dan bersantai menunggu waktu sore. Rencananya ia akan pergi ke taman untuk menghibur diri dari penatnya pelajaran di sekolah.

"Huft ramai sekali taman ini, jadi keinget waktu kecil dulu main kejar-kejaran," ujar Veta sambil flashback saat masa kecilnya dulu.

Flashback on

Dulu, saat berumur 4 tahun Veta selalu bermain di taman ditemani mama, papa, dan abangnya. Dia berlari kenasa-kemari tanpa kenal rasa lelah, sedangkan si Iqbal selalu membuntutinya karena dia berjanji akan selalu menjaga adiknya. Rosita dan Reno yang melihat itupun tampak bahagia karena anaknya selalu rukun dan jarang bertengkar.

"Adek sini jangan lari terus Abang capek kejar kamu ga kena-kena," kata Iqbal mengeluh lalu berjalan menuju Rosita dan Reno berada.

"Ish Abang ga asik ih, baru segitu doang udah capek," kata Veta merajuk.

"Ya gapapa ih nanti kita lanjutin lagi, Abang haus, kamu mau minta ga, emang ga haus apa habis lari-larian gitu?" Tanya Iqbal sambil memberikan air minum yang tadi sudah diminumnya pemberian dari mamahnya.

"Iya Abang, makasih ya," kata Veta sambil tersenyum memperlihatkan giginya yang ompong satu.

Flashback off

Veta tersenyum saat mengingat kejadian itu. Tiba-tiba Veta merasa ada yang duduk disebelahnya dan saat dia nengok ternyata itu adalah kak Alveno.

"Hai kak," sapa Veta sambil tersenyum yang menampilkan lesung pipinya.

"Hai dek, kok sendirian aja disini?" Sapa balik Alveno.

"Iya sendirian, daripada jenuh di dalam rumah jadi jalan-jalan kesini," kata Veta.

"Ohh gitu ya, emang rumahmu mana?" Tanya Alveno.

"Deket sini kak, itu di perumahan Griya Permata Indah blok B," jawab Veta.

"Deket ya dari sini, btw kita belum kenal nih hehe, kenalin nama gua Vraka Alveno Brayen, panggil aja Al," kata Alveno memperkenalkan diri.

"Hai kak Al, gua Arventa Revalia Hasana panggil Veta aja," kata Veta tersenyum.

"Ohh oke Veta," kata Alveno tersenyum yang membuat Veta terpesona. Karena tak ingin membuat keluarganya khawatir akhirnya Veta ijin pulang ke Alveno.

"Kak Al, gua duluan ya takut dicariin soalnya ga bawa hp," kata Veta.

"Hm iya dek, mau dianter sekalian ga?" Tanya Alveno.

"Nggak deh, orang deket juga dari sini paling 10 menit sampe jalan kaki," tolak Veta secara halus.

"Yaudah deh hati-hati ya, semoga kita bisa bertemu kembali," kata Alveno.

"Bye kak," kata Veta sambil melambaikan tangan tanda pamit.

Tanpa mereka sadari pertemuan inilah yang memicu timbulnya cinta dihati keduanya, namun selalu ditampik oleh keduanya.

🍃🍃🍃

"Assalamualaikum aku pulang," kata Veta saat memasuki rumah.

"Wa'alaikumsalam sayang, kamu darimana aja dicariin dari tadi, udah gitu hpnya ga dibawa lagi," kata Rosita mengomeli Veta.

"Hehe maaf mah, aku tadi ke taman lupa bawa hp, keasikan disana sampe lupa waktu," kata Veta meminta maaf ke mamahnya.

"Yaudah deh sana naik, lain kali Jan diilangin lagi ya," kata Rosita pengertian.

"Ay ay captain," jawab Veta, setelah itu dia masuk ke kamarnya.

"Dia siapa? Kenapa gua ga takut deket sama dia? Ah sudahlah sholat saja dulu," Veta bertanya-tanya dalam hati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Who is He?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang