Part 3

6 0 0
                                    

🙎
***

Mentari malu - malu memunculkan sinarnya. Aku membuka mataku, menyesuaikan dengan cahaya yang masuk kemataku. Aku melihat jam dinding.

" What?!?!!! jam 6.10 !”

Aku langsung melompat dari tempat tidurku dan buru - buru mandi. 20 Menit kemudian aku siap mengenakan seragam OSIS ku. Menuju meja makan dan mengambil 2 lembar roti.

"Ini bekalnya, buruan berangkat nanti terlambat."

Ibu memberikanku bekal. Setelah melakukan ritual pagi (bersalaman, minta uang jajan, dan sarapan), aku langsung menuju motor dan berangkat. Selalu saja, hari senin kesiangan. Untungnya hari ini tidak ada jadwal upacara, karena minggu ini ada tanggal 17. Di sekolahku ada upacara di setiap tanggal 17, jika tanggal itu bukan Hari Senin, maka upacara dihari Senin diganti dengan upacara di tanggal 17 pada minggu itu. Mungkin sekolah kalian juga sama seperti sekolahku.

"Ehhh... kenapa nih.."

Tiba - tiba saja motor yang aku tumpangi mogok.

" Aduhh.. gimana dong.."

Aku melihat jam yang melingkar di pergelangan tanganku. 10 Menit lagi. Padahal, jarak ke sekolah tidak jauh lagi. Aku mendorong motorku ke pinggir dan mencoba menyalakannya.

" Aaa... ngga bisa dong.."

Aku mengambil ponseku dan mencoba menghubungi ayah.

" Yah.. motorku mogok nih "
" Sekarang kamu dimana?"
" Masih di jalan, selatan rel kereta, ayah kesini ya!"
" Kamu mending nyari bengkel dulu deh, ayah mau ada meeting nih. "
" Ngga ada bengkel ayah.."
"......"

Sambungan telepon diputus sepihak oleh Ayah.

" Sekarang gimana dong.."

Mataku mulai berkaca-kaca. Coba saja kalian diposisiku sekarang. "Ngga ada bengkel di sekitar sini, Oh my god, what can i do..?"
Aku mencoba menghubungi temanku, sembari mengamati kendaraan di jalanan. Siapa tahu ada teman yang lewat. Semoga saja. Baik 5 menit lagi. "Wait..wait.."

"Alan!"

Aku melihatnya dan memanggilnya tapi, dia ngga ngegubris dongg, astagaaa.

" Hey.....!!"

Aku mencoba menelphone temanku.

" Akhirnya.."
"Lo kemana ?"
" Din, motor gue mogok di jalan."
"Hah? kok bisa? oke gue kesitu bentar ya, gue cari surat izin dulu."
" Oke, makasih Din"

Oke, kita tunggu Dinda. Sekitar 10 menit Dinda sampai berboncengan dengan Fahri dan Nisa yang membawa motor sendiri.

" Kenapa motor lo?"

Fahri berjongkok memeriksa motorku.

" Gue ngga tahu Ri, tiba - tiba berhenti gitu aja, bensin masih full kok. "

" Lo titipin aja dulu motor lu, nanti pulang sekolah minta bokap lu jemput. "

Aku mengikuti apa yang dikatakan Fahri. Aku berjalan mencari rumah yang sekiranya aman diikuti Fahri yang mendorong motor. Setelah menitipkan motor ku. Aku segera membonceng Nisa dan menuju sekolah.

HIRAETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang