Pengenalan

13 0 0
                                    

Seperti biasa di hari senin pagi aku terbangun dengan raga dan perasaan yang sama,ditemani kicauan burung liar di halaman yang seolah menyapa "selamat pagi" membuat pagi ini terasa damai,lantas dengan cepat aku mengambil handuk dan segera ke kamar mandi,ketimbang mengguyur seluruh tubuhku dengan air aku justru melamun merasakan hawa dingin yang begitu menusuk.

Suasana pagi hari di kota Bandung ditambah air yang berasal dari gunung cukup membuatku mengigil,bukannya lebay tapi jika harus jujur aku lebih suka mandi dengan air hangat,segar rasanya setelah keluar dari kamar mandi,aku segera memakai seragam lalu menghabiskan sarapanku dan segera bergegas berangkat sekolah.

Seperti hari hari lainnya aku pergi naik angkot yang menurutku adalah angkutan umum paling murah untuk pergi ke sekolah,terkadang aku iri melihat teman sebayaku yang pergi sekolah dengan motornya sehingga tidak perlu lama menunggu angkutan umum.

Dalam beberapa menit aku terhanyut dalam hayalan namun dengan cepat aku berhenti dan tersadar bahwa bisa bersekolah saja sudah beruntung,diluar sana banyak anak anak yang bahkan tidak bisa bersekolah karena tuntutan biaya seharusnya aku bersyukur.

Oh ya namaku Rendi Reynaldi nama yang cukup pasaran menurutku tapi dalam nama ini tersimpan doa orang tua yang berharap anaknya kelak bisa menjadi seseorang yang berguna di masa depan,aku anak tunggal yang berasal dari keluarga sederhana namun sejahtera.

Aku sudah menginjak kelas 1 SMA dan aku duduk di kelas 10 ips 3,menurutku masa SMA  ternyata lebih baik dari SMP dimana kita dipertemukan dengan orang orang yang sudah mulai berpikir dewasa ya walaupun masih ada banyak sifat kanak kanak yang masih melekat justru itu yang membuat terasa seru,dan bagi kalian yang berpendapat bahwa ipa lebih baik dari ips itu salah,kita semua sama sama belajar hanya saja belajar dalam bidang keahlian masing masing.

Aku baru ingat hari ini hari dimana kelas 10 ipa 2 menjadi petugas upacara dan ada satu hal yang aku tunggu tunggu,semua murid berbaris sesuai kelas di lapangan dengan tertib lalu upacara pun dimulai,diawali dengan pemimpin upacara memasuki lapangan upacara sampai momen yang aku tunggu yaitu saat kemunculan pembawa pancasila,seorang perempuan berparas cantik dengan rambut panjang yang diikat dan kulit putih serta postur tegap yang membuatnya terlihat dewasa,namanya Rizka Nur Azhari sering dipanggil Ica dan ya aku menyukainya sekaligus pengagum rahasianya.

Semakin lama matahari semakin terasa panas namun keberadaan ica disana membuatku tetap tegar,ohh apakah ini yang dinamakan kekuatan cinta? "alay dikit boleh kan",alih alih fokus dengan berlangsungnya upacara mataku justru konsisten tertuju pada ica seorang sampai akhirnya upacara selesai dan semua murid dibubarkan namun aku sudah puas hanya dengan memandanginya dari jauh,sembari berhayal bisa kenal dekat dengannya.

Kalian pasti berpikir mengapa aku tidak mencoba berkenalan dengannya?bukannya tidak mau hanya saja aku merasa jarak diantara kita terlalu jauh,ica perempuan sempurna dengan segala kelebihan dan prestasinya dalam bidang seni maupun organisasi sedangkan aku?hanyalah seorang laki laki bodoh yang bahkan selalu gugup ketika berbicara dengan perempuan,satu satunya caraku untuk mengenalnya hanya dengan menjadi pengagum rahasianya.

Suara yang KurindukanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang