Keesokan harinya Jaebeom bangun lebih dulu. Pria itu menoleh ke samping dan tersenyum saat melihat wajah manis Jinyoung yang masih terlelap. Ia bangun, merenggangkan tubuhnya kemudian mengambil handuk dan masuk ke dalam kamar mandi.
Setelah ritual mandinya yang tidak terlalu lama, pria itu keluar dengan handuk yang melilit hanya dibagian bawah lalu berjalan menuju koper miliknya dan mengambil pakaian. Memakai dalaman kemudian memakai kaus putih serta celana jeans sobek-sobek, Jaebeom terlihat lebih santai kali ini. Membubuhkan gel di rambutnya yang setengah kering kemudian menata dan menyisirnya ke belakang. Bisa kalian bayangkan betapa indahnya ciptaan makhluk Tuhan yang satu itu.
Ah, author pening mikirinnya 😭
Jinyoung menggeliat dalam tidur nya dan Jaebeom yang kini masih berdiri di depan cermin memperhatikan nya. Pemuda manis itu bangkit kemudian dengan lemah berlari menuju kamar mandi sambil menutup mulutnya. Jaebeom panik, sontak ia pun ikut berlari menghampiri Jinyoung ke alam kamar mandi.
"Huweeekk... Huweeekk..."
Jinyoung muntah-muntah mengeluarkan seluruh isi perutnya dan Jaebeom yang berada di samping si manis memijit tengkuknya pelan.
"Ya ampun Jinyoung, padahal saya belum naena-in kamu loh tapi kamu udah muntah-muntah aja. Nanti abis sarapan saya beliin tespek ya" seloroh Jaebeom yang bodoh.
Jinyoung yang mendengarkan perkataan bodoh Jaebeom seketika memerah pipinya. Malu tcuy. Kan Jinyoung jadi mikir yang iya-iya.
PLAK!
Sambil muntah, Jinyoung memukul keras tangan Jaebeom yang mana membuat sang empunya langsung merintih nyeri. Halah 😒
"Sakit, Jinyoung-- kenapa saya malah di pukul?"
Jinyoung terdiam, menetralkan nafasnya yang memburu karena mual yang ia rasakan. Jaebeom pun berhenti memijiti tengkuk Jinyoung lalu mengusap lengannya yang nyeri akibat pukulan sayang dari Jinyoung.
"Saya masuk angin, bukan hamil. Minggir-- sebel saya sama kamu~" dengan bibir mengerucut dan menghentakan kaki, Jinyoung mendorong tubuh Jaebeom hingga sang suami bergeser menubruk tembok.
Si manis kembali menghentakkan kaki kemudian berjalan pelan kembali ke dalam kamar dan tidak lupa umpat-umpatan kecil untuk Jaebeom. Pria itu melongo mendapat perlakuan seperti itu dari si manis. Jaebeom kemudian berjalan mengejar Jinyoung.
"Saya cuma bercanda, Jinyoung. Jangan marah dong" bujuknya.
Jinyoung yang kini sudah terbaring di ranjang menaikan selimut hingga menutupi seluruh badannya memilih mengabaikan eksistensi sang suami. Jaebeom yang bingung harus bagaimana karena Jinyoung merajuk akhirnya naik ke atas ranjang dan mendekati sang istri yang memunggunginya.
"Jie, saya minta maaf-- saya cuman bercanda tadi" ujarnya sambil mengusap lembut Jinyoung dan tanpa pria itu sadari si manis tersenyum dalam balutan selimutnya karena perlakuan lembut sang suami.
TOK
TOK
TOK
Suara pintu di ketuk membuat atensi Jaebeom teralih pada pintu tersebut.
"Jaebeom, Jinyoung, kalian udah bangun?" Itu suara bunda Im.
"Udah Bun" balas Jaebeom.
"Ya udah kalau kalian udah mandi dan siap, turun ke lobby ya. Bunda sama yang lainnya tunggu di sana buat sarapan bareng, oke"
"Oke Bun"
Setelah itu hanya suara derap langkah kaki yang terdengar menjauh oleh Jaebeom.
Pria itu kembali fokus pada buntalan cintanya yang ada di dalam selimut. Ya, harus Jaebeom akui dirinya sudah jatuh telak pada pesona makhluk uwu di dalam selimut ini sejak pertama kali bertemu. Dan ia berjanji akan menjaga dan mencintai Jinyoung hingga maut yang memisahkan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arranged Married •JJP•
FanficKehidupan Im Jaebeom, seorang CEO muda yang sukses dan juga Park Jinyoung, pemuda manis yang masih berstatus sebagai mahasiswa semester akhir di Kyunghee University setelah mereka di jodohkan dan menikah. Warning ⚠ - Au;Lokal - Non-baku - Romance ...