Warning : Mature Content 🔞
Jinyoung melipat tangan di depan dada dengan bibir mengerucut dan alis menukik ke bawah merasa kesal pasalnya sedari tadi setelah acara menendang burung Jaebeom, pria itu total mengabaikan atensi dirinya. Sibuk berkutat dengan laptop dan ponselnya membuat Jinyoung yang sudah kesal semakin bertambah kesal. Pasalnya perut Jinyoung kini meronta minta diisi namun pemuda manis itu enggan untuk memesan. Entah mengapa bawaannya malas sekali padahal tinggal telepon saja.
Kruyuukk~
Suara perut Jinyoung sampai terdengar efek terlalu lapar membuat Jaebeom sekilas melirik pada si manis yang kini berada di atas ranjang. Senyuman tipis di wajah Jaebeom terukir saat melihat wajah menggemaskan si manis yang tengah menahan kesal. Jaebeom pun berdehem membuat Jinyoung sontak menatap pria itu tajam.
"Kalau kamu lapar, kamu pesen aja duluan" ujar Jaebeom tanpa melihat Jinyoung.
Jinyoung yang tengah duduk bersandar ke dashboard pun kini duduk dengan tegak kemudian berdecak. Rasanya semakin kesal saja melihat Jaebeom yang berbicara tanpa melihat ke arahnya. Jinyoung tidak suka di abaikan seperti ini oleh siapapun apalagi ketika lapar.
"Saya lemes dan saya mager pesennya!" ketusnya.
Jaebeom berhenti mengetik kemudian menghela nafas. Sebenarnya Jaebeom masih kesal dengan kejadian tadi terlebih Jinyoung tidak meminta maaf jadi ia memutuskan untuk mendiamkan pemuda manis tersebut dan berkutat dengan pekerjaannya. Namun jika sudah seperti ini Jaebeom tidak tahan dan tidak tega untuk mengabaikan si manis lebih lama lagi.
"Kamu mau pesen apa, hm?"
"Saya mau spaghetti, ayam goreng sama orange jus"
"Itu aja?" Jinyoung pun mengangguk.
"Yaudah tunggu sebentar"
Jaebeom pun mengambil ponselnya lalu menghubungi orang hotel untuk memesan makanan. Setelah selesai pria itu kembali menyimpan ponselnya dan mengambil laptopnya.
"Sudah saya pesenin-- kamu tunggu sebentar ya. Saya mau lanjutin kerjaan lagi" ucapnya pada Jinyoung namun matanya melihat laptop.
Jinyoung yang melihat Jaebeom kembali sibuk dengan laptopnya mendengus sebal. Bibirnya mengerucut, kedua alisnya menukik ke bawah dan kedua tangan bersidekap di depan dada. Pemuda manis itu melirik kembali pria yang sudah sah menjadi suaminya kemudian berdecak.
"Kalau tau begini mending ikut mama aja jemput bang Chanyeol dari pada di diemin gini" gerutunya.
Jinyoung mengambil ponselnya dan mulai berselancar di dunia Maya menghilangkan rasa kesal serta rasa bosannya. Sementara Jaebeom yang mendengar gerutuan istrinya melirik pemuda manis itu dengan ujung matanya lalu tersenyum. Ia pun mempercepat mengetik pekerjaannya agar cepat selesai karena kebetulan tinggal sedikit lagi. Mata sipitnya tak pernah luput menatap Jinyoung yang kini tengah asik bermain ponsel. Pemuda manis itu menatap layar ponselnya dengan datar lalu tiba-tiba tersenyum dan kadang juga tertawa bahkan meringis juga mendesis kesal. Entah apa yang sedang istrinya itu lihat namun hal tersebut membuat Jaebeom tak dapat menahan senyumnya.
Setelah beberapa menit akhirnya pekerjaan Jaebeom selesai. Pria itu menutup laptopnya dan menyimpan di atas meja kecil di samping sofa yang sedang ia duduki. Ia meregangkan tubuhnya yang terasa kaku kemudian melirik pemuda manis yang masih asik dengan ponselnya. Bertepatan dengan itu makanan yang pemuda manis itu pesan datang.
"Ah sudah datang" serunya.
"Tunggu! Biar saya aja yang ambil" potong Jaebeom yang kini melangkah menuju ke depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arranged Married •JJP•
Fiksi PenggemarKehidupan Im Jaebeom, seorang CEO muda yang sukses dan juga Park Jinyoung, pemuda manis yang masih berstatus sebagai mahasiswa semester akhir di Kyunghee University setelah mereka di jodohkan dan menikah. Warning ⚠ - Au;Lokal - Non-baku - Romance ...