4. (Sharing) Menulis Cerita Genre Fantasi Ringan Yang Memikat

255 16 0
                                    

Hari ini Writing Dream Together kedatangan Kak Kezia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini Writing Dream Together kedatangan Kak Kezia. Karena temanya sharing, jadi gunakan kesempatan kali ini untuk banyak bertanya.

Sudah tahu tentang Kak Kezia? Kalau belum, jadi Kak Kezia ini bukunya ada banuak banget yang sudah terbit dan dua diantaranya adalah buku bergenre fantasi yang berjudul 'Peony's World' dan 'Hidden World'. Fantasi ringan tapi keren banget.

Kak Kezia, bekerja di bank  BCA Jakarta, asalnya dari Solo, rumahnya ada di Serpong dan sudah nikah.

Jadi langsung saja, masuk ke Sharing bersama Kak Kezia.

QnA sesi 1

1. Question : Kak, bagaimana sih cara kita buat cerita itu biar orang dapat feel-nya terus kan fantasi itu secara nya ga nyata kan, nah biar ide kita berkembang luas untuk membuat cerita fantasi itu apa kak? Ada tips nggak?

Answers : Ini aku jawab berdasarkan pengalamanku nulis, ya. Sebetulnya bikin naskah fantasi itu sama sepert £ bikin naskah fiksi pada umumnya. Hanya bedanya ada sedikit hal-hal yang 'ajaib' yg tidak kita temui di sekitar kita / dunia nyata. Tetapi tetap harus bisa dilogika sedikit. Agar pembaca dapat feelnya, saat nulis kita juga harus dapat feelnya.

Artinya kalau kita nulis bisa seperti masuk ke dalam cerita kita, seperti kita mengalami sendiri. Merasakan sedihnya, senangnya, tegangnya. Biasanya, pembaca juga merasakan itu. Kalau kita nulis berasa berat.

Pembaca secara ngga langsung akan bisa merasakan bahwa kita nulisnya nggak lancar. Jadi, tips saya, saat kita menulis, apapun itu. Mau cerpen, mau novel, kita harus menyukai apa yg kita kisahkan. Kalau kita sendiri yg bercerita ngga suka, bagaimana pembaca akan suka dengan kisah kita?

Supaya ide bisa berkembang luas, saya suka pakai kerangka karangan. Jadi ide dasar itu saya kembangkan di kerangka karangan. Seperti yang kita pelajari di sekolah. Boleh detail boleh garis besar. Kalau bisa detail itu lebih bagus. Misal prolognya apa yg mau kita ceritain. Lalu bab 1 kira-kira apa yang mau kita angkat. Lalu bab 2, dst.

Nanti saat kita menulis, kita berpatokan dari itu. Kenapa menurut aku kita lebih baik bikin kerangka naskah (tapi nggak wajib ya. Aku juga kadang-kadang nggak pakai), supaya kita berceritanya bisa runtut dan nggak keluar dari jalur yang kita mau ceritain. Terus membantu kita menulis dengan lebih lancar karena kita tahu : habis bab ini aku mau nulis apa lagi.

Jadi ini berlaku nggak hanya untuk naskah fantasi, tapi semua naskah.

2. Question : Kak, menurut kakak adakah perbedaan antara menulis cerita dengan genre fiksi remaja sama fantasi? Kalau ada bisa sertakan alasan? Lalu kak menurut kakak, cerita yang baik itu yg gimana sih?

Answers : Kalau kisah Peony itu adalah fantasi untuk remaja. Jadi genrenya adalah fantasi tapi untuk pembaca remaja. Cerita yang baik menurutku : cerita yang kisahnya ada pesan baik. Tokohnya berkarakter. Karakter tokohnya bergerak. Misal dari karakter penakut menjadi pemberani.

Ruang Sastra Online [WDT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang