author: riccobelle
🐰🌻🐻
Mino berjalan ke pintu dengan langkah diseret dan mata masih mengantuk. Dia melirik layar interkom namun setengah detik kemudian langsung tersandar di dinding dengan mata melotot begitu menyadari satu sosok nampak berdiri disana dengan rambut hitam tergerai menutupi wajahnya.
"NU-NUGUYA?!" pekiknya.
Tidak lama terdengar tawa keras yang sudah sangat Mino hapal sekali itu. Tawa Jisoo. Perempuan itu langsung menyibak rambutnya sambil tertawa menunjuk-nunjuk interkom, sementara Mino memegangi dadanya. Jantungnya serasa telah copot.
Dia pun membuka pintu dan mendapati Jisoo yang masih tertawa. Mino hanya menatap perempuan itu tanpa ekspresi. Begitu sadar bahwa Mino tidak tertawa, Jisoo pun menghentikan tawanya. Dia berdeham sambil merapikan rambutnya.
"Kau pikir itu lucu, hah?" tanya Mino dengan nada tinggi, membuat Jisoo sedikit tersentak, tapi setelah itu dia mengernyit dengan bibir manyun.
"Iya, lucu. Lagipula aku bosan karena menekan bel sejak lima belas menit lalu! Oppa tidur apa pingsan, sih? Sudah jam berapa sekarang?" Jisoo malah mengomel, tangannya mendorong Mino sambil berjalan masuk. "Kapan oppa memberitahuku password apartemen baru ini? Biar aku bisa langsung masuk?"
Mino mengorek-ngorek telinganya. Baru bangun sudah dibuat senam jantung ditambah omelan tidak penting dari kekasihnya yang kurang lebih sudah dipacarinya dua tahun belakangan ini. Siapa yang sebenarnya salah tidak ada yang tahu, karena Jisoo selalu pintar menjawab atau lebih seringnya 'memanipulasi' kata-kata kalau misalnya ada percekcokan kecil seperti tadi. Membuat Mino tidak bisa berkutik dan selalu mengalah.
Lelaki itu memperhatikan Jisoo yang sekarang berada di ruang makan, sibuk mengeluarkan isi kantong belanjaan yang dibawanya. Perempuan itu memakai dress pendek dengan bahan halus berwarna putih. Seperti biasa kalau bersamanya perempuan itu memang lebih sering memakai dress atau rok. Dia terlihat manis hari ini, sama seperti hari-hari sebelumnya. Meski dengan memasang wajah kesal seperti itupun dia tetap terlihat manis.
Jisoo melirik Mino yang masih berdiri diam. "Apa lihat-lihat?" tanya Jisoo galak.
"A-aniy," Mino cepat-cepat menggeleng. "Kau beli apa saja? Kelihatannya banyak..." Lelaki itu mendekati Jisoo yang masih nampak sibuk menata barang-barang di meja.
Tanpa diduga, Jisoo tersenyum. Dia mengambil salah satu barang dan mengacungkan kotak berwarna hitam. "Oh ya, aku ada beli jam untukmu, oppa! Jam ini lucu, bisa kita rakit sesuka hati, loh!" jelasnya yang sudah kembali ceria. "Waktu melihatnya di toko perabotan rumah tadi, aku langsung berpikir jam ini cocok untuk apartemen baru oppa."
"Coba ku lihat." Tangan Mino ingin meraih kotak itu dari tangan Jisoo, tapi Jisoo langsung menyembunyikannya di balik punggung.
"Tidak. Aku akan memasangnya dulu. Nanti oppa bisa lihat kalau sudah dipasang saja." Jisoo tersenyum jahil sambil menarik hidung Mino. Diperlakukan begitu Mino langsung mengerucutkan bibirnya. Mendadak dia ingin dimanjakan oleh perempuan itu.
"Ah, ayolah, Jisoo-yaaa..." rengek Mino, dia kembali berusaha mengambil kotak itu. Namun, Jisoo lebih gesit dan menjauhkan kotak itu ke segala arah, membuat Mino terpancing untuk mengikutinya, hingga di satu titik ketika kedua tangan Jisoo kembali menyembunyikannya di belakang punggung dan kedua tangan Mino berada di pinggang Jisoo, tawa mereka berubah menjadi hening. Tidak ada jarak sama sekali diantara mereka dan kedua pasang mata itu saling menatap intens.
Beberapa detik kemudian Mino sudah meraih pinggang Jisoo dan menghimpitnya hingga tubuh perempuan itu terantuk meja makan.
"Yah! Oppa mau apa?" Jisoo sontak menahan dada Mino, lalu mendorong pelan jidatnya. Lantas berlalu meninggalkan lelaki itu yang masih terpaku di tempatnya.
Mereka berdua memang jarang bisa sedekat itu bahkan bisa dibilang mereka belum pernah melakukan hal yang biasa pasangan lain lakukan kebanyakan. Entah apa yang merasuki keduanya. Mino sesungguhnya masih takut menyentuh Jisoo, tapi dia kadang berusaha 'melatih' itu bila ada kesempatan. Namun, perempuan itu sendiri kadang suka merusak suasana, contohnya seperti tadi. Padahal momennya begitu pas. Lelaki itu menghembuskan napas berat.
"Oppa, bantu aku!" panggil Jisoo kemudian.
Mino bergegas mendatangi Jisoo ke ruang tengah. Di sana perempuan itu sudah berdiri di tangga, tengah memasang jarum jam berwarna biru di dinding. Angka-angka jam dan pretelan tambahan lainnya tergeletak di lantai.
"Aku pasang disini tidak apa-apa, ya?" tanyanya sambil tersenyum.
"Kurang tinggi," komentar Mino, sambil menengadah. Matanya membelalak begitu melihat apa yang ada di balik dress Jisoo bila dilihat dari posisinya sekarang. Memang bukan celana dalam karena Jisoo selalu memakai high-waisted shorts, tapi tetap saja membuat lelaki itu menjadi tidak keruan.
"Yah, kau mau aku membantu apa?" Lelaki itu cepat-cepat mengalihkan pandangan ke lantai.
"Pegangi tangganya," balas Jisoo. "Jangan mengintip! Awas!"
"Kau terlambat, aku sudah melihatnya. Kau sengaja mau menggodaku, kan?" Mino tertawa kecil dengan kedua tangan langsung memegangi tangga.
"Mwo?"
Mino mendongak. Menatap wajah Jisoo yang sekarang terlihat kesal. "Sudahlah, kau tidak perlu malu padaku. Memangnya aku siapa, sih? Aku kan kekasihmu, Jisoo-ya, oppa-mu, pujaan hatimu, yeongwonhan sarang--" Belum selesai kata-katanya, Jisoo tiba-tiba oleng dan Mino yang menyadari itu langsung membuka kedua lengannya.
"Apa, sih? Memangnya yang seperti itu benar-benar bisa dilakukan, ya?" Komentar Mino ketika melihat adegan dimana seorang aktor di drama yang sedang ditontonnya bersama Jinu sore itu tengah menangkap artis yang ceritanya terjatuh dari balkon.
"Entahlah, aku sendiri belum pernah melihat yang seperti itu di dunia nyata," sahut Jinu. "Sudah, kau ini merusak dramanya saja. Tonton saja kenapa, sih? Lihat, mereka sepertinya jadi jatuh cinta karena kejadian 'jatuh-tangkap' ini." Jinu mendesis protes, membuat Mino menunduk-nunduk takut karena kalau Jinu marah sudah pasti sangat menakutkan dan itu membahayakan dirinya.
BRAAAK!
Mino mengaduh, begitu pula Jisoo. Tubuh perempuan itu mendarat dengan sukses diatas Mino yang kesakitan di bawahnya.
"Astaga, kau berat sekali..." Mino meringis sambil mengusap-usap bokongnya.
Jisoo beringsut bangkit, lalu tidak lama terdengar tawanya. Mulanya pelan, lama-lama menjadi keras. "Maafkan aku, oppa... Hahahah... Gwaenchanayo?" tanyanya di sela-sela tawa.
Mino menatap Jisoo tak percaya. "Heish... Aku seperti ketindihan karung beras, tahu!"
Tawa Jisoo lenyap. Pipinya menggembung. "Karung beras?!"
"Eh, tidak, maksudku... Karung beras cantik, eheheh." Mino cepat-cepat meralat kata-katanya sambil tersenyum manis dan mengedip-ngedipkan matanya, membuat Jisoo tidak bisa merajuk lama-lama dan akhirnya kembali tertawa.
🌻🐰END🐻🌻
written by riccobelle
published at 10:34 PM
2020, March 27th
sedih Jinu mau wamil tanggal 2 April :') padahal baru kemaren MV Hold rilis ya ampun masih bengkak nih mata ekeh :'''))))
JUST WHYYYYYY THOOO
anyway stream Hold :')
YOU ARE READING
Mino and Jisoo Story
FanficKumpulan fanfiksi dengan lead Song Mino Winner dan Kim Jisoo Blackpink Copyright © 2020 by litkidchichi