2

14 1 0
                                    

•••••

04.00

Aku bangun dan melihat jam di atas meja. Ternyata masih terlalu pagi batinku. Aku baru saja bermimpi buruk tentang Aksa. Ya, aku ingat. Yang berada di mimpiku waktu itu adalah Aksa. Aku semakin takut dengan Aksa. Tapi di sisi lain aku begitu penasaran dengannya.

Aku ingin kembali tidur. Tapi mataku sudah tidak bisa lagi untuk dipejamkan. Akhirnya aku turun dari tempat tidur dan duduk di kursi belajar. Aku sedikit membaca buku untuk memahami beberapa materi untuk pelajaran hari ini.

06.45

Aku sudah duduk santai di dalam kelasku. Aku belum melihat Kiara di kelas. Mungkin dia telat. Pasti semalam dia habis begadang. Beberapa menit aku menunggu Kiara datang, aku melihat Aksa lewat depan kelasku. Spontan aku berdiri dan keluar dari kelas. Kakiku membawaku untuk mengikuti Aksa. Dia berjalan ke arah gudang sekolah. Aku melihat dari pintu yang sedikit terbuka. Aku tidak dapat melihat apa yang sedang dia lakukan dengan jelas. Ku fokuskan penglihatanku. Dan aku dapat melihat...hah...a-apa yang di-dia ambil? Dia mengambil sebuah belati dari lemari yang berada di sudut ruangan. Dia mulai membalikan badan. Aku segera berlari menuju kelas.

Aku langsung masuk ke dalam kelas. Disana sudah ada Kiara. Untung bel masuk belum berbunyi. Aku duduk untuk menetralkan napasku.

"Ody kamu kenapa? Habis dari mana?" Tanya Kiara khawatir. Aku masih belum fokus. Aku melihat ke luar kelas. Ada Aksa disana. Dia berhenti sejenak dan melirik ke arahku. "Ody?" Kiara kembali memanggilku.

"I-iya, apa Ra?" Jawabku tanpa sadar.

"Kamu kenapa Dy?" Aku ingin menceritakan semuanya kepada Kiara. Tapi rasanya mulutku kaku tidak bisa berbicara. Aku gugup saat ingin menjawab pertanyaan Kiara.

"Ng-nggak apa-apa kok" Aku membuka buku untuk memgalihkan perhatian.

"Beneran kamu nggak apa-apa?" Kiara masih khawatir dengan keadaanku. Bel tanda untuk memulai KBM sudah berbunyi.

"Ki-Kiara. Palajarannya sudah mau mulai kamu duduk aja" Aku mengalihkan perhatian Kiara. Untung saja dia tidak begitu penasaran. Dia duduk kembali di bangkunya. Dan kami mengikuti pelajaran dengan baik.

10.00

"Ody ayo ke kantin" Ajak Kiara. Saat aku ingin berdiri, aku teringat dengan Aksa. Aku takut untuk keluar kelas. Aku duduk kembali di bangkuku.

"A-aku nggak ke kantin Ra. Aku mau di kelas aja" Jawabku dengan gugup.

"Kamu yakin? Kamu kenapa sih? Dari tadi kayak aneh gitu" Kiara mulai khawatir lagi denganku.

"Nggak apa-apa Kiara" Jawabku sedikit tenang agar Kiara tidak mencurigaiku.

"Ya sudah. Aku ke kantin dulu ya. Kamu mau nitip apa? Roti mau?" Tawar Kiara yang pastinya tidak ku tolak. Aku lapar. Tapi tidak berani keluar dari kelas. Aku hanya menjawabnya dengan anggukan. Kini Kiara pergi meninggalkanku. Aku bersyukur di kelas masih ada beberapa murid yang mungkin malas untuk keluar kelas. Jika aku hanya sendiri di dalam kelas, mungkin aku akan menyesali keputusanku untuk tidak ikut ke kantin dengan Kiara.

Beberapa menit Kiara sudah kembali ke kelas. "Loh kamu nggak jadi ke kantin?" Tanyaku kepada Kiara saat dia sudah duduk di sampingku.

"Jadi. Aku cuma membeli roti. Aku malas makan disana sendirian. Jadi aku beli roti dan makan di kelas saja bersamamu. Nih rotimu" Kiara memberikan roti titipanku tadi. Aku membuka bungkusnya. Lalu aku memakan roti yang mungkin akan cukup untuk mengganjal perutku agar tidak merasa laparlagi.

14.45

Lima belas menit aku sudah menunggu dan akhirnya papa datang. Aku masuk ke mobil dan pulang ke rumah.

Rumah

Aku sudah membersihkan badanku. Aku turun untuk makan. Mama menyiapkan spaghetti untukku. Aku memakannya dengan santai. Setelah menghabiskan makananku, aku kembali ke kamarku.

Aku mengambil ponsel dan tiduran di atas tempat tidur. Aku senang hari ini adalah hari sabtu. Dan besok sekolah libur. Aku melihat story teman-temanku di ponsel. Mereka pergi jalan-jalan bersama pacarnya. Begitu juga Kiara. Dia sudah memiliki pacar, namanya Varrel. Aku merasa iri? Tidak sama sekali. Aku memang tidak peduli dengan hal itu. Meski banyak yang menanyakan hal tentang itu kepadaku. Tapi aku hanya menjawab "mau fokus belajar dulu" Alasan yang mungkin dapat membuat orang jengah untuk mendengarnya.

21.00

Tidak terasa ini sudah jam sembilan malam. Mungkin papa dan mama sudah tidur karena kelelahan. Menurutku ini belum malam. Biasanya aku begadang karena besok hari libur. Tapi rasa kantuk menghampiriku. Aku meletakkan ponselku di atas meja dan menarik selimut untuk tidur. Tapi beberapa saat setelah aku mulai memejamkan mata, aku mendengar ketukan pintu. Aku membiarkannya sesaat mungkin saja aku salah dengar. Ini sudah malam, siapa yang akan bertamu semalam ini.

Tok

Tok

Tok

Aku medengarnya lagi. Aku memutuskan untuk turun dan membukakan pintu.

Tok

Tok

Tok

"Iya sebentar" Aku sedikit sebal dengan tamu tak diundang ini. Dia tidak bisa menunggu sebentar apa. Aku sedang menuruni tangga dan menuju ke arah pintu depan. Aku membukanya dan aku terkejut.

"Ka-kamu siapa?" Apa ini? Ini seperti mimpiku waktu itu. Aku bertanya hanya untuk memastikan.

"Aku Aksa"

•••••

NightFurryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang