Prolog

39 3 0
                                    

•••••

"Ka-kamu siapa?" Tanyaku pada laki-laki misterius yang tiba-tiba ada di hadapanku saat ini.

"Aku Aksa" Jawabnya dengan dingin. Aku tidak dapat melihat wajahnya dengan jelas karena sebagian wajahnya tertutup topi.

Dia menarikku keluar dari rumah. Entah bagaimana dia bisa tau dimana rumahku. Aku mengikuti langkahnya yang entah akan membawaku kemana.

Kami sampai di depan sebuah pabrik industri. Untuk apa aku dibawa kesini? Batinku. Dia menarik tanganku untuk masuk ke dalam ruangan pemilik pabrik ini. Aku hanya berdiri di depan pintu dan tidak bisa melihat orang yang duduk di kursi karena posisinya membelakangiku.

Aku hanya melihat apa yang sedang dilakukan Aksa. Dia mengendap-endap sambil mengeluarkan sapu tangan dari kantung celananya. Tanpa aku sadari dari tadi dia membawa sebuah belati di tangannya. Dengan gerakan cepat dia menutup mulut orang yang sedang duduk di kursi. Aku terkejut melihatnya. Apalagi ketika belati itu dia tancapkan di bagian perut orang itu. Aku ingin berteriak tetapi suaraku tertahan. Aksa masih menutup mulut orang itu sampai akhirnya orang itu mati.

Aksa berjalan ke arahku dan kembali menarik tanganku dan membawaku keluar dari tempat itu. Di luar pabrik industri itu, dia memberikan belati yang dia gunakan untuk membunuh orang tadi. Dia juga memberikan selembar kertas padaku. Aku membacanya dan isinya adalah indentitas seorang wanita seperti nama, tempat tinggal, tempat dia bekerja. Disana juga terdapat foto wanita itu.

"I-ini apa?" Aku bertanya padanya dan tanganku masih gemetar saat memegang belati yang sudah berlumuran darah.

"Bunuh wanita itu" Jawabnya dingin dengan tatapan tajam. Aku semakin merinding.

"A-apa maksudmu?" Aku sangat ketakutan ketika dia menyuruhku untuk membunuh wanita ini.

"Waktumu hanya satu minggu" Setelah itu dia pergi. Tapi sebelum dia benar-benar pergi, dia mengatakan sesuatu "jangan temui aku saat siang hari" Lalu sekarang dia benar-benar pergi meninggalkan ku dengan belati yang sedari tadi membuat tanganku bergetar.

Aku langsung berlari menuju rumah. Aku langsung membuka pintu kamar dan menguncinya setelah aku berada di dalam. Aku sangat ketakutan. Aku mencuci belati itu di kamar mandi. Membungkusnya dengan kertas. Lalu menyimpannya di laci meja. Aku benar-benar ketakutan. Aku kembali melihat kertas yang diberikan Aksa tadi. Waktuku hanya satu minggu? Batinku dan menyimpan kertas itu di laci.

Aksa, sebenarnya kau siapa?

•••••

NightFurryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang