Part : 01

2 0 0
                                    


Gadis cantik berambut panjang itu berjalan santai di trotoar jalan menuju SMA Bina Bangsa. Sesekali ia tersenyum saat ada temannya yang menyapa.

Gadis itu adalah Alvina Ranisya atau yang lebih sering disapa Vina, gadis cantik yang jam 5 pagi sudah harus berangkat lalu bersepeda menuju kafe dekat sekolahnya untuk menitip sepeda. Lalu ia akan jalan kaki menuju sekolahnya.

"Halo, manis? Pagi pagi masa jalan sendirian, sih?" Goda seorang cewek yang baru saja turun dari mobil.

"Shifaa! Kangen banget gue sama lo! Gue ada cerita nih buat lo!" Ujar Vina sembari memeluk sahabatnya yang sudah seminggu tidak bertemu karena Shifa ada tes kuliah di luar negeri.

"Cerita apaan nih? Awas kalau Kpop mulu!"

Vina tersenyum, "Gue sudah dapat kerjaan part time! Seneng banget gue pokoknya!"

Shifa terkejut lalu berhenti dan memukuli Vina yang sedang bahagia itu.

"Gue kan sudah bilang, nggak usah kerja! Gue bakal bantuin lo sampai lo lulus kuliah, Vina." Rengek Shifa tak terima.

"Ih, nggak papa, Shifaaa. Lagian ini kan juga bisa gue jadiin latihan kalau nanti pas kuliah gue butuh kerja kan ada pengalamannya juga gitu loh." Jelas Vina.

Shifa mengerucutkan bibirnya, "Nanti kalau lo capek gimana? Nanti tugas lo pasti keteteran semua dong. Nanti lo malah di marahin terus sama ibu tiri lo."

"Enggak bakal, Shif. Gue sudah kerja semingguan disana. Awalnya sih emang ibu gue marah tapi gue bilang ya sudah nggak usah di kasih uang jajan lagi gue. Akhirnya gue di ijinin. Daripada gue di rumah dibabu sama dia, uang saku gue cuman dikasih 300 ribu per bulan tanpa uang spp tanpa uang tugas lagi!"

"Terus lo digaji berapa di kafe? Masuknya berapa jam? Pasti lo nggak libur dan kerjaan lo pasti banyak banget." Shifa menatap sedih temannya itu.

"Gaji gue lumayan gede. Pokoknya gue masuk dari senin-jum'at aja sudah 500 ribu per minggu. Kalau ditambah full day sabtu-minggu bisa jadi satu juta. Pokoknya harus kerja 25 jam per minggu. Kalau mau tambahan per full day itu 250 ribu tapi kalau setengah hari cuman 100 ribu aja. Dan kebetulan pemilik kafenya itu temannya almarhum abang gue jadi gue dikasih izin kerjain tugas dulu sebelum kerja dan pulang jam sembilan tanpa ikut tutup toko gitu." Jelas Vina sembari tersenyum bangga akan pekerjaan barunya itu.

"Untung lo gajinya lumayan. Tapi lo disuruh ngapain aja disana? Pasti lo nggak bisa istirahat?" Tanya Shifa yang masih saja khawatir.

"Gue cuman antar pesanan ke meja-meja, jadi kasir sama antar pesanan delivery gitu. Kadang kalau sabtu-minggu gue bantuin bikin kopi gitu keren banget kayak barista!" Ucap Vina sembari menganggukkan kepalanya kepada satpam penjaga gerbang sekolah.

"Yasudah deh kalau lo bahagia dan senang bisa kerja disana. Pokoknya lo nggak kecapekan sama senang gue ijinin deh. Ke kantin dulu, yuk, gue belum sarapan nih." Ajak Shifa setelah mereka menaruh tas di bangku kelas.

Mereka berdua bergandengan tangan sembari bercengkrama menuju kantin.

Brak! Byur!

"Anjir!" Maki seorang cowok tinggi sembari memegang dadanya yang tersiram kuah soto panas.

"Anjir! Lo kalau jalan lihat-lihat dong! Tumpah nih kuah soto gue!" Bentak cowok itu sembari menaruh mangkuk di meja lalu mengibas-kibaskan seragamnya yang basah.

"Eh lo juga salah kali! Seragam gue juga kesiram teh panas lo!" Ujar Vina sembari melepas almamater abu-abunya yang basah.

"Pokoknya lo harus cuciin baju gue sampai bersih sampai wangi! Jangan mentang-mentang lo ketua OSIS jadi gue kasih pengecualian, ya!" Bentak cowok itu lagi.

FIRST TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang