"Nebeng gue aja gimana?" Tawar Vano dengan senyuman manis.
"Ogah. Tampang lo macam om-om pedofil gitu." Tolak Vina.
"Ih, dasar mak lampir! Sudah bagus gue temenin disini biar nggak sendirian. Lo ngapain nggak naik ojek online aja? Toh ini juga hampir maghrib, angkot mah terakhir jam 4 lewat sini." Ujar Vano memberi saran.
"Handphone gue lowbatt lagian gue nggak bawa uang banyak hari ini."
Vano mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celananya, "Nih handphone gue lo bawa aja dulu. Ada aplikasi ojol sama saldonya juga kok."
Vano menyalakan motornya setelah handphonenya diterima Vina.
Vina menahan lengan Vano, "Lah lo mau kemana?"
"Gue ada janjian. Handphone gue lo balikin besok aja di sekolah." Vano mengegas motornya.
"Yah, sayang banget kalau di buat naik ojek. Kan kafe dekat darisini." Ujar Vina setelah mengecek tarif ojek via aplikasi.
----------
Vina berhenti di depan sebuah rumah kecil sederhana lalu membuka pintu pagarnya.
"Heh! Kemana aja sih lo baru pulang jam segini? Keluyuran aja lo bisanya." Tanya Viola--kakak tiri Vina yang tak kalah kejamnya seperti ibu tirinya.
"Pulang kerja lah. Ya kali gue main, waktu gue terlalu berharga buat di buang kayak gitu." Vina menyandarkan sepedanya di dinding garasi lalu mengemboknya agar tidak hilang.
"Cewek kayak lo mana ada sih yang ajak main? Palingan juga diajak nongkrong di kantin doang. Cantik kaga miskin iya." Ucap Vio sembari memandang rendah Vina.
"Malas gue debat sama mak lampir macam lo gini." Vina menyerobot masuk ke dalam rumah.
"Bikinin gue ayam geprek sama setrikain seragam gue buat besok." Suruh Vio sembari bersedekap dada.
"Lah memang ibu lo kemana aja kok daritadi kaga masak?" Tanya Vina penasaran.
"Main lah sama temannya. Arisan di bar ternama, nggak kayak lo gini, cupu amat." Jawab Vio dengan angkuhnya.
"Kasihan gue sama lo. Masa lo disini kelaparan sedangkan ibu lo di bar lagi asyik asyik buang-buang uang. Lo yakin lo itu beneran anaknya? Masa ibu lo setiap hari ngemis ngemis ke om-om hidung belang biar dapat handphone baru sama tas tas mahal sedangkan lo cuman di kasih barang-barang bekas dia? Papa gue sudah kasih warisan banyak ke ibu lo tapi nyatanya apa? Lo makan aja kalau nggak gue masakin ya nggak makan. Lo baju semuanya harus sesuai apa yang di inginkan ibu lo. Lo sadar nggak sih, lo itu sudah di didik ibu lo biar nanti besarnya bisa jadi ahli dalam mengemis hartanya om-om hidung belang."
Vio menitikkan air matanya, "Stop hina mama gue! Lo jangan lupa kalau mama lo juga nggak pernah sayang sama lo! Baju-baju lo juga bekas semua kan? Mama lo nggak bakal biarin lo hidup kesusahan sampai kerja kayak gini kalau sayang sama lo!"
"Kata siapa mama nggak sayang sama gue? Baju baju mama sengaja gue pakai soalnya gue bangga punya mama kayak mama gue yang bisa tampil sederhana dan apa adanya. Mama gue selalu ajak gue kemanapun mama pergi biar gue nggak kelaparan waktu mama lagi senang-senang. Dan yang terpenting, nih buku tabungan mama gue yang sengaja tabungannya di kasih ke gue biar gue tetap bisa kuliah kedokteran sesuai dengan apa yang gue mau sejak gue kecil." Vina memperlihatkan buku tabungan yang tertulis ratusan juta uang di dalamnya.
Vio menggeram marah lalu segera pergi menuju kamarnya. Vina yang melihat itu hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya lalu bergerak menuju dapur.
Vina menyiapkan bahan-bahan untuk membuat ayam geprek sesuai pesanan Vio. Vina sebenarnya tidak bermaksud menyakiti hati Vio. Vina sengaja bicara seperti itu karena Vina tahu bahwa Vio selalu berjuang keras agar bisa masuk kuliah kedokteran tapi ibunya selalu ingin Vio melanjutkan studi modelling saja agar terkenal dan bisa kaya raya. Vina nggak bisa membiarkan Vio larut begitu saja termakan bujukan ibu tirinya karena Vina tahu Vio setiap malam selalu menghafal banyak sekali jenis penyakit, Vio mati-matian mempelajari pelajaran yang ia tidak bisa agat nilainya bisa sempurna. Dan Vina tidak mau Vio berubah menjadi sesosok ibunya yang jahat padahal sebenarnya Vio adalah anak yang baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST TIME
Teen FictionAlvano Aldenandra, cowok super duper nyebelin yang cuman tahu main ini mempunyai paras yang sangat amat menggugah selera kaum hawa. Tapi di balik sifat nakal nan nyebelinnya ini dia juga bisa menjadi sosok yang manis nan romantis seperti halnya pang...