Sadewa Anderson

30 4 2
                                    

Warning typo bertebaran
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"shyila bangun!"

"hey!"

"kau mati ya?"

   gadis itu segera bangun dan melemparkan bantal yang sebelumnya ia pakai ke arah pintu kamarnya.

"kau mendoakanku mati yh kak!"gerutu shyila

aila cengengesan,ia memungut kembali bantal milik shyila,kemudian melemparkan kembali bantal itu ke arah shyila.

"jangan tidur terus,bibi vero menitipkan malvin pada kita hari ini" kata aila

"ya terus?apa hubungannya denganku!"

"ck!aku juga harus pergi ke butik.Banyak yang harus dilakukan.Jadi kau saja yang menemani malvin.Aku tidak terima penolakan!" Aila langsung menutup pintu dan pergi ke butik.

"ck!yang benar saja" kata shyila.Ia langsung mandi,sarapan,lalu ia segera pergi ke rumah tetangganya untuk menjemput malvin.

                ✨✨✨✨✨✨

"malvin,kau tak bosan bermain dengan handphone mu terus?itu bisa merusak matamu,kalau kau terlalu lama memainkannya" sudah hampir 3 jam shyila menemani malvin bermain dengan handphone kesayangannya itu.

"kak aku mau beli ice cream,ayo kita beli!" ajak malvin.

Setidaknya menurut shyila itu lebih baik daripada bermain handphone terus-menerus.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

     Mereka berjalan bersama sambil memakan ice cream masing masing.

"kakak!" panggil malvin.

"hmm?"

Malvin menunjuk ke arah toko yang menjual bola. "kau mau bola itu?" malvin mengangguk.

"baiklah kakak akan membelikannya untukmu" malvin sangat senang.

sepanjang perjalanan ini dia terus memainkan bolanya.

"malvin jangan kesana!" teriak syhila begitu melihat malvin menendang bolanya ke arah yang salah. Ia melihat ank itu duduk melihat kebawah pagar pembatas jalan yang sudah rusak.

"ada apa malvin?"

"bolaku jatuh kebawah sana" ucap malvin sambil setengah menangis.

shyila melihat ada jalan menuju ke arah sana. Ia menuntun malvin untuk mengikutinya.Ternyata dibawah sana ada kebun bunga matahari yang sangat indah.Sangat indah seolah olah tak ada orang yang pernah menyentuhnya.Shyila terpesona lalu segera sadar ia langsung menerobos semak semak dan tanaman bunga matahari yang ternyata cukup tinggi.Ia berhasil menemukan bolanya,namun ia tak dapat menjangkaunya.

"permisi!biar aku bantu" ucap seseorang di samping shyila.Ia terkejut karena tidak menyadari kedatangan pria tersebut.

"terima kasih" ucap shyila setelah mendapatkan bola milik malvin dari pria asing itu.

"maaf membuat kemejamu kotor.Biar aku bantu membersihkannya" tawar shyila,ia segera membantu membersihkan beberapa ilalang dan rumput yang menempel di kemeja berwarna putih milik pria itu.

Wajah pria itu sangat tampan.Shyila mengalami dejavu setelah sebelumnya juga merasakan perasaan yang sama saat melihat kebun bunga ini dan pria di hadapannya saat ini.

"kakak!" rengek malvin membuyarkan tatapan shyila pada pria itu.

"ada apa malvin?"

"bolanya kempes,hiks hiks!" ucap malvin yang mulai menangis.

"tak apa!jangan menangis" tak disangka pria itu berlutut menyamakan tingginya dengan malvin dan mencoba menghiburnya.

"anak laki laki nggak boleh cengeng,nanti gantengnya berkurang loh" yg dibalas anggukan malvin.

"iya,malvin berhenti nangis.Malvin mau ganteng seperti kakak" kata malvin.

Pria itu kembali ke posisinya,shyila sedikit canggung tapi ia berusaha memberikan senyuman terbaiknya.

"terima kasih banyak" kata shyila.

"tak masalah.Perkenalkan namaku sadewa anderson,panggil saja sadewa atau dewa" kata pria itu memperkenalkan diri.

"owh iyya,namaku shyila.Dan anak laki laki yang sangat cengeng ini namanya malvin" kata shyila sambil mengusap puncak kepala malvin.

Dewa tertawa.Shyila benar benar menyukai senyum pria ini.

"baiklah shyila.Aku harus pergi,senang bisa bertemu denganmu dan juga malvin."

"sekali lagi terima kasih" ucap shyila.

Dewa tersenyum kemudian berjalan pergi meninggalkan mereka.Shyila masih setia menatap punggung tegap pria itu.

Sadewa anderson? shyila tak akan melupakan nama itu.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
    Please votement!
        


DejavuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang