~ Layaknya kudapan nikmat yang berisi selai kejutan. Seperti itulah, Tuhan mengisi pagi hariku, kini. ~
||
Seperti yang diutarakan bunda, semalam ..., “Masa sih? Kok Bunda ragu, dengar jawabanmu!” Tatapnya menyelidik. “Kalau bukan karena Bagas, berarti karena siapa dong?” tanya bunda dengan penasaran.
Dan, pagi ini ... bagai sebuah kejutan, bukan ayah yang mengantarkanku ke Sekolah, melainkan bunda. Berbekal Car Seat di sebelah kirinya, untuk menempatkan Alrik, bunda dengan santainya mengemudikan mobil ini.
#Pagi tadi, di ruang makan.
“Yah! Yang nganterin Luna, Bunda aja ya?!” izin bunda dengan nada selembut mungkin. Yang tentu saja langsung mendapat persetujuan dari ayah.
Seperti Biasa, bukan ‘Bundanya Aluna', kalau tidak bisa meluluhkan hati ayah dengan keinginannya.
“Alrik gimana, Nda?” tanya ayah. Tentu saja membuat ayah sedikit khawatir.
“Pakai car seat lah, Yah!” jawab bunda. Yang kemudian mendapat anggukan serta senyum dari ayah.🚗🚗🚗
Entah mengapa pagi ini, perjalanan menuju sekolah terasa lebih cepat dari biasanya. Bahkan gerbang utama, tinggal berjarak beberapa ratus meter saja.
“Mana anaknya, Na?” tanya bunda.
“Hah! Anak siapa, Nda?” Aku yang bingung justru balik bertanya kepada bunda.“Emang anak siapa lagi?! Ya anak yang suka sama kamu! Kata Ayah, ‘dia biasanya nungguin kamu’, kan?!” cecar bunda menggebu. Kemudian celingukan mencari objek yang dimaksud.
“Di gerbang dekat Masjid, Nda! Bukan di gerbang utama.”
Bunda menanggapi jawabanku dengan cara yang berbeda. “Ih, ih ... Bundanya salah sedikit aja, Na udah kesel! Padahal Bunda kan cuma nanya,” cetusnya dengan mimik sesedih mungkin.“Siapa yang kesel, sih Nda? Na kan cuma menyebutkan tempat yang benar.”
“Iya, deh iya. Bunda yang salah!” putus bunda lesu, mengakhiri perdebatan kami. Setelahnya bunda kembali fokus pada kemudi dan menunggu antrean masuk.
‘Anugerah Persada' sudah diakui kredibilitasnya, sebagai sekolah unggulan yang memiliki pengawasan dan penjagaan ketat. Pintu masuknya saja, berlapis. Yang dimaksud dengan ‘Gerbang Utama' adalah, pintu pagar yang membatasi Jalan raya dengan tempat parkir area paling luar sekolah. Sedangkan 'Gerbang Masjid' adalah, pintu pagar yang menjadi akses masuk ke dalam area sekolah. Dinamakan seperti itu karena, posisinya yang berada tepat di samping Masjid.
“Itu bukan, Na?” terka bunda. Pandangannya terarah pada seorang remaja lelaki yang berdiri menyandar tembok, dengan menggendong ransel hitam bersemburat coklat tua. Apa yang sedang disembunyikan di balik punggungnya?
“Loh, loh ... Nda! Parkirnya kan di sana!” pekikku. Bagaimana aku tidak panik?! Bunda terus saja melajukan mobil ini, dan menghentikannya di depan area Masjid.
“Tenang aja, Na! ... Yang penting kamu sampai dengan selamat!” ujar bunda santai. Selamat sih, selamat! Tapi ga sampai sini juga nganternya, Nda!
“Aluna!” panggil Kak Riza. Ia berjalan ke arahku, saat melihatku keluar dari mobil. “ini untukmu!” ujarnya sambil menyerahkan gantungan kunci berbentuk beruang berwarna biru.
Bunda mencolek bahuku sambil tersenyum. “Aw! ... Anak Bunda lagi love-love, nih!” goda bunda mengerlingkan mata.
![](https://img.wattpad.com/cover/211561708-288-k908599.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
🆂🅴🆃🅾🅿🅻🅴🆂 ʀᴇᴍᴀʜᴀɴ ʙɪskᴜɪᴛ
Novela JuvenilTentang aku yang sempat membenci pertemanan, dan persahabatan. Tentang pertanyaan yang kerap muncul di benakku, "Akankah mereka berlaku sama, seperti teman-temanku yang dulu?" Dan tentang dunia 'Remajaku', yang kusimpan bagai Remahan Biskuit dalam s...