Happy Reading Guys
***
Dengan tubuh lemah dirinya didorong secara paksa hingga tersungkur dihadapan singgasana yang telah berganti pemilik. Seseorang yang dengan kejamnya merampas ketentraman dari kerajaannya.
"Aggghhh." Jerit Ares yang tersungkur disebelah mengalihkan perhatiannya.
"A..Ares bagaimana kau... Kau." Ucapnya terbata-bata dikarenakan melihat kondisi dari panglimanya sangat mengenaskan bagaimana tidak darah hampir memenuhi setiap tubuhnya.
Mendongakkan wajahnya ke arah singgasana dirinya menatap tajam dengan mata yang memerah mencoba menahan air mata yang sudah berada diujung pelupuk matanya. " Apa kesalahan kerajaaku padamu sampai kau berbuat sekejam ini?" Dengan nada bergetar dirinya bertanya kepada seseorang yang tengah duduk tenang di atas singgasana tersebut.
Moris menyeringai sinis akan pertanyaan yang terlontar dari mulut putri dari kerajaan bulan itu. Dirinya sedari tadi menikmati kekacauan yang telah dibuatnya tak sampai satu hari dirinya dengan mudah membalikkan kekuasaan kerajaan ini menjadi miliknya.
Masih tak ada jawaban dari Moriz membuat Annora makin geram. Dirinya melihat prajurit yang berdiri tepat di depannya, dengan gerakan yang amat cepat tanpa ada yang menyadari dirinya berhasil merebut pedang dari salah satu parjurit dan berlari keatas singgasana yang ditempati oleh Moriz.
Langkahnya dengan pasti melangkah menaiki anak tangga dengan pedang yang sudah berada digenggamannya bersiap mengayunkannya ke leher Moriz. Melihat itu Moriz masih berdiam seakan apa yang tengah dilakukan oleh Annora hanyalah hal yang sia-sia. Saat Annora hampir sampai dihadapannya barulah ia berdiri dengan tangan terlatihnya dirinya dengan cepat mampu menjatuhkan pedang yang berada di tangan Annora tadi dan membuat Annora limbung ke arah belakang.
Trang...
"PUTRI." Teriak Ares saat melihat tubuh sang Putri yang akan terjatuh dari atas sana.
Annora memejamkan matanya besiap jika tubuhnya akan remuk terjatuh dari ketinggian tetapi sebelum tubuhnya menyentuh lantai Moriz menarik tangannya dan merengkuh pinggangnya.
Dengan ajah Moriz begitu dekat dan nafas yang masih memburu Annora mencoba melepaskan rengkuhan Moriz yang masih setia bertengger di pinggang. Tetapi apa daya Moriz semakin mengeratkan rengkuhannya.
Moriz mencengkeram dagu Annora dan diarahkan untuk menatapnya. "Jangan pernah sesekali mengalihkan pandangamu dariku." Pandangan Annora menelisik wajah Moriz dirinya baru tersadar jika pria didepannya ini memakai setengah topeng untuk menutupi setengah wajahnya.
"Aku akan menjawab pertanyaan tadi, apa kesalahan kerajaanmu?" Ucapnya yang masih menatap tajam manik mata Annora. "Karena sesuatu yang aku inginkan ada di dalam dirimu." Sesaat setelah mengatakannya Moriz meniupkan sesuatu ke wajah dari Putri kerajaan Bulan tersebut sampai sang putri kehilangan kesadarannya.
Di tempat lain dalam waktu yang sama seorang perempuan masih setia meneliti penampilannya di depan kaca rias dengan para dayang yang tengah menata rambutnya.
"Kapan Moriz akan kembali?" Tanyanya pada salah satu dayang tersebut.
"Hari ini Putri." Jawab sang dayang setelah menghentikan sejenak tugasnya.
Dirinya mengangkat tangannya dan semua dayang menghentikan tugas mereka. "Keluarlah." Ucapnya
Setelah semua dayang keluar dirinya tersenyum kepada bayangan dirinya dibalik kaca didepannya tersebut. "Kurasa ini saat yang tepat untuk menyatakan perasaanku padanya."
Pawakan yang anggun nan tinggi semampai dengan raut wajah yang terlihat dingin adalah sebagian dari cirinya.
Dirinya adalah Zea, Putri dari kerajaan Afrokatoria dan satu-satunya perempuan yang memiliki kedekatan dengan Raja kerajaan Amon yang tak lain adalah Moriz.
***
Done chapter IV
Kritik dan saran anda akan sangat membantu apalagi dengan Vote dari kalian.
Thankyou :*
18:54 P.M
chocobeer_
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Months
FantasyWarning 18+ "Aku bisa mengambil setengah dari kekuatan batu bulan yang ada pada dirimu dengan cara menyetubuhimu." Jawaban dari Moriz sang raja kegelapan seketika langsung membuat sang putri dari kerajaan bulan tersebut menegang ditempatnya. Copyri...