Playlist :
One Only - Pamungkas***
Singapore Indoor Stadium, 2013
A r e s
Empat puluh menit lebih gue berjibaku diantara banyaknya manusia di stadium ini tapi sampai sekarang masih juga nggak paham sama arti lagu dari penyanyi di atas panggung–walau gue nggak memungkiri bahwa penampilan yang disuguhkan boyband Korea Selatan itu cukup keren sampai-sampai setiap detik perempuan di samping gue menjerit heboh, seolah nggak khawatir sama pita suaranya.
"Ya Tuhan! Sumpah gue merinding denger dia nyanyi! LEE DONGHAEE! YA TUHAN KENAPA LO GANTENGNYA KELEWATAN GITU SIH?!"
Gue menggeleng keheranan dengan Gia yang kayaknya udah sedikit sinting. Mana bisa penyanyi di panggung itu denger pekikannya, terutama karena gue yakin artis yang dipuja-puja itu nggak mengerti bahasa yang Gia gunakan.
Ya, meski kuping gue sakit dengernya tapi tetep aja gue nggak bisa protes. Gia mungkin akan menghadiahkan pukulan kalau gue sampai protes lagi, mengingat dia udah keluar uang banyak untuk menunjang keberadaan gue dan dirinya di sini–walau itu sama sekali bukan keinginan gue.
Oh, kenalin. Perempuan ajaib tapi cantik luar biasa ini adalah Georgia Dara Nasution, sahabat gue sejak awal masuk kuliah. Gia (sapaan akrabnya) adalah penggemar KPOP sejati, mungkin sejak dia lahir kali. Nggak tahu juga sih. Yang pasti minggu lalu Gia dengan heboh ngajak gue–atau lebih tepatnya membujuk gue biar mau nemenin dia nonton konser Super Junior di Singapura.
"Lo mau gue kenapa-napa di sana? Masa iya sih lo tega biarin gue ke Spore sendirian? Kalau gue di apa-apain gimana?" Keluh Gia saat itu.
"Kalau lo takut, nggak usah nonton. 'kan gampang."
Gia melayangkan cubitan di pinggang sebelum gue sempat menghindar. Dia bahkan nggak peduli dengan desisan kesakitan gue.
"Ya nggak bisa gitu dong, Res. Apa guna coba ada sahabat kayak lo kalau nggak bisa gue manfaatin? Pokoknya lo temenin gue ya?"
"Nonton di Indo aja kali, Gi. Ngapain coba lo bela-belain ke Singapore cuma buat nonton konser?"
Gia mendesis, lebih terdengar kayak capek menjelaskan alasannya.
"Kelamaan, Ares. Lagian jadwalnya berdekatan sama Wisuda. Masa iya gue nonton SJ pakai toga?"
"Tapi gue nggak bisa, Gi." Gue menatap Gia. "Bukan selera gue nonton yang begituan. Lagian ini di Spore lho. Masa iya pengalaman pertama gue keluar negeri gegara nonton konser KPOP. 'kan aneh."
Meski begitu, gue tetaplah Ares yang walau udah menolak sekeras apapun akan kalah dengan kegigihan Gia. Itulah kenapa gue bisa hadir di sini, dengan keadaan setengah hati.
Tiba-tiba pinggang gue kerasa ditarik dan dalam hitungan detik Gia sudah bergelayut, memeluk gue tiba-tiba. Membuat gue merasakan semacam pukalan di dada.
"Lo liat nggak tadi Donghae senyum manis gitu di layar? Cakep banget. Jadi pengen gue bawa pulang deh." Pandangan Gia lalu berganti memandang gue–yang jujur aja masih bingung bagaimana caranya menetralisir debaran jantung. "Dan makasih ya, Res. Karena lo gue bisa nonton konser Super Junior! Kalau nggak ada lo mana bisa gue dapat izin dari Bokap? Lo emang sahabat terbaik deh."
Gia tersenyum sekilas lalu melepaskan pelukannya. Ia kembali memusatkan perhatian ketika lighting di panggung menyala lagi dan penyanyi lain dari boyband kesukaannya itu muncul di panggung.
Sementara gue masih termenung di tempat, seolah suara teriakan dan sorak sorai di sekeliling gue teredam dan ruang penuh sesak terasa kosong. Hanya terisi gue dan Gia yang sedang senyum bahagia, yang mana itu membuat dada gue menghangat dan perasaan sekian tahun yang selalu gue sangkal malah menyeruak di permukaan. Terasa sangat nyata.
Ya, satu-satunya alasan logis yang mempertahankan gue di tempat ini adalah perempuan itu dan gue mungkin akan melakukan apa saja selama itu bisa membuat Gia aman dan bahagia.
***
Aktivitas selama #dirumahaja ternyata memunculkan ide cerita baru. Pengennya sih saya nulis ini sebagai cerpen, tapi ternyata pas ditulis jadi agak panjang. Ya udah deh, publish aja nanti dibagi beberapa part kecil.
Untuk cerita yang lain yakni Dear My Overstek dan Sweet Escape masih dalam proses kok. Semuanya bakal selesai cuma buat memunculkan mood menulis itu lho yang nggak gampang.
Huft. Bantu doa aja yah, biar saya dikasih kemudahan buat menyelesaikan semua cerita itu.
Makasih dukungannya.
Salam,
Allyn Veren.

KAMU SEDANG MEMBACA
Nine To Forever [SELESAI]
Historia Corta"9 tahun kita sama-sama, apakah nggak ada kesempatan buat aku jadiin 9 tahun itu selamanya?" Tentang Ares dan Gia, serta 9 tahun persahabatan mereka.