6. Stop

72 4 0
                                    

•playmusic: Taehyung–Scenery

Disinilah Jungkook yang tengah menangis senduh disamping gudukan tanah dengan tancapan kayu diatasnya.

"A-appa e-eomma bagaimana keadaan kalian disana-hiks kookie merindukan kali- hiks," Ucap Jungkook tertunduk butiran kristal menurunin pipi putihnya.

Langit meredupkan cahayanya, ketara sudah mulai hujan.

Langit pun ikut menangis hujan deras menguyur badan mungil Jungkook.

"K-kalau Tuhan sayang kookie- hiks kenapa kookie tidak bersama appa eomma du- lu hiks,"

Sakit. Itu yang Jungkook rasakan.

Taehyung menyadari bahwa ia bergelut dengan emosinya sendiri,ia merasa bersalah langsung meninggalkan Jaehyun,Sowon,dan Somi.

Somi hendak mencegah Taehyung namun terlambat, Taehyung telah lari secepat kilat.

Taehyung mencari kemana Jungkook sekarang, ia mencari disekolahnya, tamannya, area bermain kesukaannya namun tak kunjung ketemu.

Waktu telah menunjukan pukul 18.00 Taehyung menyerah ia menghentikan pencariannya dan ia berpikir untuk melanjutkan besok.

Namun Taehyung tidak perlu mencari cari Jungkook lagi.

Karena Jungkook sudah tepat berada didepan pintu rumah Taehyung dengan membawa koper besar.

Keadaan Jungkook sangat kacau. mata sembab, baju yang basah, rambutnya tidak tersisir rapi, dan lengan putihnya terkena tanah.

Jungkook menatap mata hazel Taehyung lesu.

"J-jungkook? Daddy mencarimu kemana mana baby.." Ucap Taehyung yang hendak mendekap tubuh Jungkook kedalam pelukannya namun dihentikan oleh tangan mungil Jungkook.

"Maaf hyung, kau membuangku dan aku tahu, Jeon Jungkook ini selalu menyusahkanmu, kau membiayai segala kebutuhanmu, tapi aku tidak layak menerima semua itu, ak- aku hanya seorang slave dan jalang bagimu,"

"Dan berhenti memanggilku baby sekarang, kau Kim Taehyung membuangku dan baik aku akan pergi," Ucap Jungkook hendak menggeret kopernya namun tangannya dihalang.

Pasti, Taehyung yang menghalangi.

"Tolong, jangan pergi kook," Ucap Taehyung mendekap Jungkook dalam pelukannya.

Jungkook memberontak namun kekuatan Taehyung lebih besar dari kekuatannya.

"Hmph!" Taehyung dengan cepat melumat bibir cherry Jungkook.

Bibir tebal Taehyung merupakan kelemahan bagi seorang Jeon Jungkook,

Ia merasa tersengat sesuatu yang membuat jantung duakali lebih cepat dan darahnya berdesir dengan cepat.

Jungkook membalas lumatan dari Taehyung.

Mereka berciuman selama beberapa menit,

Taehyung yang memutuskan ciuman itu dan menampakkan tali saliva diantara bibir masing masing.

"Jungkook, tolong dengarkan hyung sebentar hm?"

Taehyung mengelus pipi putih dengan lembut.

"Pertama, hyung dan Somi dulu adalah seorang kekasi- ani tunangan, namun hyung tidak jadi menikahi Somi karena pada malam menjelang pernikahan, hyung melihat Somi tengah melakukan hubungan intim dengan lelaki lain, hyung sangat terpukul dan hyung bergegas memberitahu kepada kedua orangtua hyung, dan kami membatalkan tunangan tersebut,"

"Kedua, hyung pernah bilang waktu itu kau tidak akan selamanya menjadi slave, dan hyung ingin membuktikannya sekarang," Ucap Taehyung menatap mata bulat Jungkook yang tengah tertunduk.

Namun,itu tidak bertahan lama kata terakhir Taehyung membuat dirinya mendongak menatap mata tajam Taehyung kembali.

"Tidak selamanya menjadi slave? Maksudnya?"
.

.

.

.

.

✧.°ೃ༄ jangan lupakan vomentnya manis -kookchocox.

║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║
║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║
©slave - [vk]

slave - [vk] END!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang