Part 22 - Falling

14.8K 955 12
                                    

Gerald Tudor turun lebih dahulu daripada kedua kakak laki-lakinya. Alexander Bennett ikut dalam kereta kuda itu bersama William, Norman dan Gerald. Sedangkan Duchess Brielle pergi bersama Poppy, ketiga sepupu perempuan, dan bibi Alexander.

Kedua orang tua Alexander telah meninggal beberapa tahun lalu karena kecelakaan kapal laut. Sehingga Lord Bennett, kakak dari papa Alexander bersedia untuk menampungnya. Karena pria itu tidak punya anak laki-laki, ia mempersiapkan Alexander untuk menjadi Lord Bennett selanjutnya.

Acara itu berlokasi di taman pusat kota Northernberg di samping sungai jernih yang indah. Gerald melihat beberapa orang sudah naik ke atas kapal untuk menikmati hari itu. Tempat tersebut sudah cukup ramai dengan para bangsawan dan anak-anak mereka. Poppy akhirnya turun diikuti oleh Lowena dan Bethany Bennett yang merupakan adik perempuan Katherina.

Bethany Bennett terlihat sangat kurus dan cukup pucat, tapi Gerald berpikir ia hanya jarang makan. Kedua mata mereka berbinar-binar melihat begitu banyak permainan serta anak-anak bangsawan lain yang berlari-larian sambil tertawa.

William turun paling terakhir dari kereta kuda itu, ia sudah tidak dapat menemukan Norman, Alexander, maupun Gerald. Semuanya sudah pergi meninggalkannya dan mencari kesenangannya masing-masing.

Sudah hampir satu jam lebih, Lord Tudor berdiri di dekat tempat orang-orang berdatangan dengan kereta kuda. Pemuda itu sengaja berdiri di sana karena matanya belum menemukan Miss Charlotte Pierre dimanapun di taman itu. Sementara Lord Tudor sedang tenang menikmati hari itu sendirian sambil menunggu Charlotte, seorang gadis datang mendekatinya.

"Selamat Siang, Your Grace." Sapa gadis itu. Rambutnya berwarna hitam pekat, sepertinya itu adalah gadis yang sama yang berdiri di sebelah Victoria Pierre saat berada di Manor Tromp.

"Selamat siang." Balas Lord Tudor sambil tersenyum palsu ke arahnya. Setelah mengobrol beberapa hal, ia telah mengetahui bahwa nama gadis tersebut adalah Elizabeth Kennedy. Lord Kennedy adalah orang yang baik dan penuh perhatian, namun beberapa orang berkata bahwa pria itu adalah orang yang licik.

Lord Tudor tidak ingin menilai seseorang dari ucapan orang lain karena hal tersebut belum tentu benar. Contohnya seperti Miss Charlotte. Lord Tudor berusaha terdengar ramah menanggapi Elizabeth Kennedy membicarakan cuaca yang cerah.

Gadis itu tidak seperti Marina Throne yang menjelek-jelekkan semua orang yang ada di Northernberg, Miss Kennedy lebih tenang dan ia sering menanyakan pendapat Lord Tudor tentang sesuatu. Seakan menjaga pemuda itu untuk tetap berfokus pada percakapan mereka.

Alexander Bennett dan Norman Tudor baru saja menyelesaikan permainan bersama Gerald dan Poppy di dekat danau. Keduanya memperhatikan William, pemuda tampan itu terlihat canggung jika berbicara dengan wanita. Norman dan Alexander sama-sama menertawakan William karena ia pasti tidak merasa tidak nyaman ketika diajak bicara oleh orang lain yang tidak benar-benar dikenalnya.

"Apakah kita perlu menyelamatkannya?" Tanya Alexander sambil memakan buah apel yang telah ia menangkan bersama Gerald. Norman memperhatikan kakak laki-lakinya itu sudah tidak secanggung dulu. Setidaknya sekarang pemuda itu bisa tersenyum dan tertawa disaat yang tepat. Atau tidak menyinggung perasaan gadis yang sedang ia ajak bicara.

"Tidak. Kamu saja." Kata Norman sambil menepuk pelan pundak Alexander seakan ia baru saja menyerahkan tugas negara ini kepadanya. Kedua mata coklat Alexander menangkap sosok Miss Pamela White mendatangi William dengan beberapa teman gadisnya.

"Apakah kamu yakin tidak mau membantunya? Aku rasa ia bisa pingsan." Kata Alexander sambil menepuk pelan dada kiri Norman dengan punggung tangannya, beberapa kali. Ketika kedua mata biru Norman melihat sosok Pamela White, rasa cemburu itu naik ke permukaan dan ia menoleh ke Alexander yang tidak tahu apa-apa.

Misunderstood BeautyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang