Setelah mendengar persetujuan perjanjian antara Marchioness Amy Mackenzie dengan keponakan perempuannya Charlotte Pierre, rombongan itu akhirnya bersiap-siap untuk berjalan ke pusat kota Northernberg.
Charlotte sedang berdiri di dekat barang-barangnya yang sudah dikemas dengan rapi oleh para pelayannya. Ia hanya tinggal menunggu mereka untuk mengangkut barang-barang tersebut ke muatan kereta kuda Marchioness Mackenzie.
"Hey." Sapa Hansel sambil tersenyum ketika berhasil berdiri tepat di sebelah Charlotte. Gadis itu balas menyapanya sebelum Hansel kembali berkata, "Aku sangat berterima kasih karena kamu mau mengajakku ke pusat kota Northernberg. Aku tidak tahu harus mengatakan apa."
Charlotte hanya tertawa mendengar perkataan Hansel lalu merangkul pundak sahabatnya itu. "Terima kasih juga sudah cukup." Kata Charlotte sebelum menyenggol pinggang Hansel dengan pinggangnya sendiri. "Pengawalku."
Keduanya tertawa sebelum menyadari bahwa mereka tidak seharusnya terlihat sedekat itu. Charlotte melepaskan rangkulan tangannya dan berbalik karena ia harus segera bersiap-siap untuk perjalanan panjang.
"Sampai bertemu dua minggu lagi." Ucap Lady Pierre sambil memeluk erat anak pertamanya yang cantik.
"Selamat tinggal mama. Aku akan menunggumu di Northernberg." Balas Victoria sambil tersenyum manis. Anak perempuannya itu mengenakan gaun ungu pucat yang manis dengan perhiasan yang menghiasi kedua telinga, leher serta pergelangan tangannya.
Ketika Lady Pierre menoleh ke arah Charlotte, senyum sumringah kebahagiaannya hilang. Marchioness Mackenzie memandangi Lady Pierre yang mengulurkan tangannya untuk menyentuh sikut anak perempuannya dan tersenyum kecil. Wanita itu juga memperhatikan bagaimana Lord Pierre bersikap pada kedua anak perempuannya.
Marchioness Mackenzie menyadari mengapa Charlotte bersikap seperti itu. Seorang defensive, keras kepala, dan terkadang kurang ajar. Gadis itu mungkin ingin merasakan kasih sayang seperti yang diberikan kedua orang tuanya untuk Victoria. Hal yang dapat Charlotte lakukan untuk mencuri perhatian dari Lord dan Lady Pierre dari kakak perempuannya adalah membuat masalah.
Sementara Victoria mendapatkan pelukan kasih sayang sebelum pergi, Charlotte hanya mendapatkan tepukan di pundak dan sentuhan di sikunya. Tidak lupa ancaman tentang menjaga sikap selama berada di Manor Mackenzie untuk jangan mempermalukan Marchioness Mackenzie ataupun keluarga Pierre di hadapan siapapun.
Pada dua jam pertama perjalanan menuju pusat kota Northernberg, Charlotte tidak mengatakan sepatah katapun. Kedua mata hijau gadis itu hanya terfokus pada jalanan yang mereka lewati.
Mulai dari ladang gandum, tanah lapang yang berwarna hijau, pepohonan, dan sungai. Ini adalah perjalanan panjang pertamanya, karena ia belum pernah sekalipun pergi ke pusat kota Northernberg.
Victoria dan Marchioness Mackenzie membicarakan banyak hal tentang pesta perjodohan. Wanita paruh baya itu berjanji akan mengajak Victoria dan Charlotte untuk pergi ke tukang jahit terbaik di Northernberg untuk membuat gaun baru. Meskipun Charlotte terlihat lebih tertarik pada pemandangan daripada percakapan di dalam kereta kuda itu, ia tersenyum dan tertawa disaat yang tepat.
Selama perjalanan itu Marchioness Mackenzie menganggap bahwa Charlotte sebenarnya tidak liar atau seperti apapun yang telah dideskripsikan oleh Lord Pierre di dalam surat. Gadis itu sangat sopan dan tenang. Tapi kemudian ia berpikir bahwa ini hanya sebuah permulaan, tentu saja Charlotte berusaha menjaga sikapnya sekarang.
Victoria dan Charlotte hampir tidak berbicara secara langsung ketika berada di kereta kuda tersebut, keduanya terlihat memiliki dendam pribadi terhadap sesamanya. Hansel dan Peter berada di luar kereta kuda bersama para pelayan Marchioness Mackenzie. Mereka membutuhkan sekitar empat sampai lima jam perjalanan untuk tiba di Manor Mackenzie.
![](https://img.wattpad.com/cover/215582742-288-k793794.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Misunderstood Beauty
Historical FictionWilliam Tudor, The Duke of Northumbria adalah seorang bangsawan kaya, tampan, dan terpandang karena posisi penting di Kerajaan Northernberg. Tapi sayangnya ia adalah pria angkuh dan arogan sehingga para gadis bangsawan segan untuk mendekatinya, mere...