P R O L O G

27 8 10
                                    


HERE WE GO!💛

______________________

"Lexi, kamu larinya jangan cepet - cepet dong aku capek tau ngejarnya"

"Khansa, kamu harus belajar lari biar nanti kalau dikejar orang jahat bisa kabur"

"Tapi kamu kecepetan Lexi"

Lelaki berpakaian serba putih itu mulai menyamakan langkah dengan perempuan cantik berpakaian serba pink dibelakang, lalu menggegam tangannya.

"Maafin Lexi ya Khansa. Sekarang aku mau disamping kamu aja terus biar gak ada orang jahat yang bisa gangguin kamu"

Perempuan berpakaian serba pink yang berumur sekitar 6 tahun itu tersenyum "Lexi cita - cita kamu apa?"

Lelaki yang juga berumuran sekitar 6 tahun itu menatap polos "Memang harus ada cita - cita ya Khansa?"

"Harus dong Lex, biar nanti kalau kamu udah besar bisa sukses"

"Aku gak pernah mikirin cita - cita, aku cuman pengen sama Freya Khansa Alezza aja"

Perempuan yang bernama Freya itu memberhentikan langkahnya, "Lexi harus punya cita - cita, biar bisa sukses. Terus nanti kita bisa hidup bahagia"

Lexi memutar bola matanya, dan memikirkan jawaban "Khansa emang cita - citanya apa?"

"Khansa mau jadi guru"

"Kalau gitu Lexi juga pengen jadi guru aja"

Freya tidak menanggapi perkataan sahabat kecilnya itu, akhirnya mereka berdua jalan beriringan dengan tangan saling mengayun ditambah langit yang sudah berwarna jingga layaknya sunset.

_________

"Freyaa... Free"

Perempuan cantik berambut hitam panjang yang sedang asik memegang sebuah gelang itu tersadar dari lamunannya "Iya mah kenapa?"

"Ayok makan malam, mamah tunggu di bawah ya"

"Iyaa Fre turun sekarang"

Freya menuruni anak tangganya satu persatu, kamar dia berada di lantai dua bersebelahan dengan kamar orang tuanya. Ketika Freya sudah di meja makan, dia melihat sepasang suami istri sedang menatapnya sambil tersenyum manis "Sini duduk sayang"

Wanita paruh baya dengan pakaian berwarna hijau itu menarik tangan Freya untuk duduk berhadapan dengannya "Fre makan yang banyak ya, papah gak mau kamu sakit"

Freya tersenyum manis sebagai balasan dari ucapan kedua orang tuanya itu, Freya diberikan sepiring nasi ditambah lauk kesukaannya, kangkung. "Makasih mah"

"Sama - sama sayang" balas Felicia Elvina Alezza, mamahnya. Dalam diam mereka bertiga menghabiskan makan malamnya, setelah itu Freya membantu Felicia membersihkan sisa - sisa makanan mereka "Mah..."

"Ada apa sayang?"

"Mamah udah dapat kabar tentang tante Aqilla?"

Felicia diam sejenak dan memegang pucuk kepala sang putri dengan sangat lembut "Belum, maaf ya sayang"

"Gak papa mah. Gak perlu minta maaf" Freya memeluk sang mamah dengan hangat "Mamah yakin gak dia masih hidup?"

"Kamu yakin gak?" Felicia melepaskan pelukan itu dan merapikan rambut panjang Freya yang sedikit berterbangan terkena angin malam yang berhembus dari jendela dapurnya.

"Fre yakin mah"

"Kalau gitu mamah juga yakin dia masih hidup"

"Tapi mah... Fre belum bisa nemuin jejak dia. Padahal Fre udah berusaha bertahun - tahun"

Felicia menuntun anaknya untuk duduk di meja makannya kembali "Free... Mamah yakin, pasti suatu saat nanti kamu bisa nemuin dia dengan cara kamu sendiri. Kamu gak pernah ragu sama semesta kan? Jika dia memang untuk Free, pasti semesta juga akan membantu mempertemukan kalian"

"Tapi Fre capek mah, Fre lelah harus terus melangkah didalam suatu ruangan yang sudah bertahun - tahun tidak memiliki penerang"

Freya memegang erat tangan Felicia sambil tersenyum "Mah... Kalau dalam waktu 2 bulan ini, Fre sama sekali gak dapat petunjuk tentang dia. Fre mau kok pindah rumah, seperti yang papah dan mamah bilang kemarin"

Felicia memegang pipi Freya dan menghapus air mata yang sebentar lagi akan turun "Fre...Dengerin mamah yaa, mamah dan papah cuman pengen kamu bahagia udah itu aja. Mamah sama papah gak maksa kamu buat nerima ajakan pindah rumah kemarin"

"Mamah tau, ada hal yang harus kamu selesaikan disini. Papah juga sekarang bisa mengehandle pekerjaannya, jadi kamu gak usah khawatir ya sayang. Sekarang, kamu fokus sama apa yang ingin kamu lakukan"

Runtuh sudah pertahanan Fre untuk tidak menangis, ia merasa sangat egois dan merasa sangat sensitif jika sudah membahas hal ini "Fre minta maaf, Fre egois, Fre gak pernah mikirin perasaan mamah sama papah"

"Suttt enggak kamu gak kayak gitu. Mamah sama papah sayang banget sama kamu Freya Khansa Alezza, mamah bakal selalu ada dibelakang kamu buat dukung semua keputusan yang Freya pilih" Felicia melepas pelukannya dan menghapus air mata Freya

"Sekarang Fre masuk kamar istirahat besok harus bangun pagi, jangan sampai kesiangan"

"Makasih ya mahh, Free sayangg banget sama mamah" Freya memeluk mamah kesayangannya itu untuk kesekian kalinya.

Setelah itu dia pergi ke kamar. Dan mengambil sebuah buku berwarna pink beserta pulpennya lalu duduk di kursi yang berada di balkon, dengan pemandangan langit malam yang sangat indah dan jendela yang sudah terlama tertutup di seberang balkonnya

Hai...
Bagaimana kabar kamu? Sepertinya baik, buktinya sang semesta memberi langit malam dan bintang - bintang yang indah hari ini.
Bukankah ini rencanamu juga membuatku tersenyum memandanginya? Dulu kamu pernah bilang kalau ada malam yang indah dan mampu membuatku tersenyum sudah dipastikan itu doa mu kepada semesta, iya kan Lex?
Kalau kamu sudah berdoa seperti itu, sekarang gantianku untuk berdoa ya? Semesta aku mohon, bantu aku mencari sang pemilik doa malam ini yang bernama ALEXI ELVAN SYAHREZA

Freya menutup buku itu sebelum menyelesaikannya. Ia sudah tidak sanggup lagi, air matanya sudah turun tanpa aba - aba. Padahal dulu ia berjanji kepada seseorang yang sekarang entah ada dimana untuk tidak menangis lagi. Ah Freya sangat rindu sosok anak kecil gemuk diseberang jendela itu yang selalu memegang sebuah kertas dan bertuliskan Khansa tidur nyenyak ya biar besok bisa Lexi ajak berpetualang.

Ia menutup pintu balkonnya, sudah cukup Freya tidak ingin menangis lagi. Sekarang ia harus istirahat, agar esok tidak kesiangan dihari pertamanya masuk setelah liburan. Freya menghidupkan alarm di handphonenya dan meletakkan di sebelah lampu tidur.

Freya menatap langit - langit kamarnya, yang terdapat banyak lukisan bermotif bunga. Kenapa ia memilih motif bunga? Karena dulu seseorang itu selalu memberikan banyak bunga kepadanya. Freya fikir, bunga pasti akan layu jika sudah disimpan sangat lama dan akhirnya bunga itu hilang, lantas Fre tidak punya lagi sesuatu yang mengingatkan tentang dia. Makanya, ia memutuskan untuk menggambar semua motif bunga yang seseorang itu berikan. Lalu, Freya memejamkan matanya.

Semesta sampaikan selamat malamku padanya ya

TBC
_________________

GIMANA PROLOGNYA GUYS?


Hai hai hai
Aku kembali membawa cerita yang baru hehhe
Padahal yang sebelah belum kelar
Abisan aku udah gak tahan mau nulis ini

Aku harap kalian sukak yaa!💛
Don't forget to VOMENT dan KRISAR

SEKIAN

VANILLABOO

FLEXITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang