BK

20 3 2
                                    

Di sinilah Arlan Addison berdiri dengan keringat yang menetes deras.Di bawah tiang bendera,dia hormat pada bendera.Seorang The Most Wanted Boy SMA Pelita ini sering sekali mendapat hukuman dari guru-guru.Bahkan hampir semua guru pernah menghukumnya.Entah itu karena bolos atau hal yang lainnya.Sudah biasa baginya berdiri di bawah terik matahari.

"Ekhem." deheman cewe di sampingnya.
Arlan menoleh ke samping sambil mengerutkan keningnya.
"Lo dipanggil tuh ke ruang BK." ujar Adel.
Arlan menatapnya datar,"Oke",ujar Arlan sambil tersenyum tipis.

Arlan pun berjalan menuju ruang BK.Suara peluit Pak Doni lah yang mendominasi,karena sedang mengajar olahraga di lapangan yang sedang ia lewati.
Sesampainya di ruang BK,Arlan mendorong pintu ruang BK yang terbuat dari kaca.Ia menyembulkan kepalanya dan menoleh ke kanan dan ke kiri.
"Permisi?"

"Duduk kamu!" perintah Bu Endang yang sedang duduk di kursi kekuasaannya.Dari nada bicaranya saja,Arlan sudah tau bahwa mood guru BK di sekolahnya ini sedang tidak bersahabat.

Arlan masuk ke dalam ruangan itu,lalu duduk di kursi yang dia sebut kursi interogasi.

Bu Endang menatap Arlan dengan tatapan mengintimidasi.
"Kamu susah bosan ya sekolah di sini?"

"Tadinya sih gitu.Tapi kalo gue keluar dari sekolah ini,fans-fans gue gimana dong?kan kasihan."batin Arlan

"Kamu dengar saya bicara atau tidak Arlan?"
"Dengar lah bu.Sebenarnya kenapa saya di suruh ke BK?" tanya Arlan

"Kamu sering sekali melanggar peraturan sekolah.Dan guru-guru mengeluh karena sikapmu.Kamu sering bolos dan tidur saat pelajaran.Arlan,kamu sudah kelas 12,saya minta perbaiki sikapmu,jangan bandel-bandel." ujar Bu Endang sambil mengelus dada nya.

"Iya deh bu,pasti saya coba perbaiki.Ngga tau kapan,yang jelas bukan sekarang." ujar Arlan sambil mengacungkan jari telunjuk dan tengahnya bersamaan disertai cengiran.
Bu Endang hanya bisa mengelus dada.

"Udah bu?kalau gitu saya kembali ke kelas ya bu."

Baru saja Arlan hendak beranjak pergi,telinganya sudah dijewer oleh Bu Endang.
"Aduhduh sakit bu." pekik Arlan sambil meringis kesakitan.

"Kamu itu tidak sopan ya.Ibu belum selesai bicara sudah main pergi aja.Ada 1 peraturan lagi yang kamu langgar."
Arlan hanya mendengus pelan.

"Masih ngga tau juga apa kesalahan kamu?" tanya Bu Endang.
"Ngga bu." jawab Arlan santai.

Bu Endang mengambil cermin yang ada di dekatnya dan memberikannya kepada Arlan,"Nih,sekarang coba kamu ngaca."

Arlan melihat pantulan wajahnya di cermin.
"Ganteng bu." kemudian memandang Bu Endang.

"Bukan itu.Lihat apa yang beda dari penampilan kamu!"

"Tambah ganteng ya bu?"

"Arlan!saya tidak bercanda!"

"Saya juga tidak bu."

Bu Endang mengusap wajahnya frustasi,"Kenapa sih harus ada model murid seperti kamu di sekolah ini?bikin tekanan darah saya bermasalah.Coba kalau ada 10 model murid seperti kamu.Udah mati berdiri saya."

Arlan terkekeh,"Ibu nih lucu juga ternyata."

Bu Endang menggebrak meja," Saya tidak sedang melucu!"

Bu Endang menarik napas panjang,"Rambut kamu Arlan!rambut macam apa ini?kamu masih siswa SMA jangan aneh-aneh!" ucap Bu Endang sambil memijat pelilpisnya.

"Ngga aneh-aneh kok bu.Cuma saya ganti jadi warna Blonde bu."

"Ihhh!gemes banget saya sama kamu.Harus gimana lagi saya beritahu kami!kamu sering sekali gonta-ganti warna rambut." ujar Bu Endang gemas.

"Santuy aja bu.Besok pagi saya jamin sudah kembali warna cokelat.Warna asli rambut saya." ujar Arlan santai

"Halah!kamu suka nya tebar janji.Saya ngga mau tau,besok rambut kamu harus kembali ke warna aslinya."

"Iya deh bu."

"Yasudah,kamu boleh kembali ke kelas.Jangan bikin ulah lagi."

"Siap ibu unyuuu." ujar Arlan sambil terkekeh pelan.

"Arlan!" sentak Bu Endang.

"Iya bu maaf." ujar Arlan dan diaakhiri dengan cengirannya,lalu kembali ke kelas.

Hai!sudah up nih😁
Semoga kalian suka ya😁
Jangan lupa vote biar aku makin semangat nerusin ceritanya😁👍


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang