Aku tak pernah menyangka jika langit jingga di atasku ini sangatlah indah. Aku hanya terdiam, menikmati elusan angin yang berhembus, juga nyanyian burung-burung yang setia menemaniku.
"Yoongi Hyung!" Terdengar suara seseorang tengah memanggilku. Aku hanya menoleh tanpa berniat untuk membalasnya.
Ia berlari kecil mendekatiku, kemudian duduk di sampingku. Mata indahnya menerawang langit jingga di atasnya—sama sepertiku.
"Sedang apa?" tanyanya.
"Menurutmu?" Ia kemudian terkekeh pelan.
"Hyung tidak pulang?" Pulang ya. Hampir semua orang menyukai kata itu, tapi aku tidak. Aku membenci kata itu.
"Nanti," jawabku singkat.
Sampai sekarang aku masih bertanya-tanya akan jawaban yang sepertinya sangatlah sederhana. Apakah arti 'pulang' sebenarnya?
Riuh tepuk tangan menggema hingga ke seluruh cafe ketika seorang pemuda berhasil menyelesaikan lantunan nadanya. Diakhiri dengan senyuman manis membuat siapa saja akan jatuh dalam pesonanya.
Kim Taehyung, namanya. Seorang pemuda tampan yang kini menjadi lakon utama dalam kisahnya.
"Tidak ingin makan dulu?" tanya seorang pemuda di depannya yang dihadiahi gelengan kepala oleh Taehyung.
"Tidak Hyung, eomma sudah menungguku," ujarnya sembari tersenyum manis.
"Baiklah, hati-hati di jalan."
"Sampai bertemu lagi, Jin Hyung!" Seseorang yang dipanggil Jin Hyung oleh Taehyung itu mengangguk kemudian melambaikan tangannya.
Taehyung menghentikan kakinya tepat di depan rumah sederhana namun tak bisa disebut kecil juga. Taehyung segera masuk ke rumah itu.
"Eomma, aku pulang!" ujarnya dengan lantang. Seorang wanita cantik menghampirinya.
"Bagaimana penampilanmu tadi?" tanyanya.
"Fantastis seperti biasanya Eomma!" ujar Taehyung dengan percaya diri. Sang eomma pun mengusak rambut Taehyung dengan senyuman cantik terpatri di bibirnya.
Sang Ibu bernama Kim Suzy. Seorang wanita cantik pemilik toko roti terkenal di Seoul. Sang suami telah meninggal beberapa tahun lalu karena sebuah kecelakaan.
"Mau makan?" tawar Suzy kepada sang anak.
"Tidak, aku akan ke kamar dulu." Suzy mengangguk.
Taehyung segera melangkahkan kakinya menuju sebuah kamar bernuansa putih dengan beberapa figura foto di dindingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Belenggu Nada [DISCONTINUED]
Fanfiction"Apakah Tuhan itu adil?" Warn! •Brothership •Sad story