Sudah hampir empat tahun sejak peristiwa digazebo taman kompleks, yang artinya sudah hampir empat tahun pula Kinan dan Deon bersahabat. Tiada hari kelam bagi mereka, yang ada hanya hari-hari bahagia saat mereka bersama. Mungkin, bocah kelas enam SD belum mengerti apa itu cinta. Sampai saat waktu itu tiba, Kinan akhir-akhir ini nampak lesu. Matanya yang selalu berseri-seri kini hilang, seperti Deon. Ya, sudah beberapa hari ini Deon menghilang tanpa kabar. Dan sialnya Kinan tidak pernah tahu dimana letak pasti rumah Deon padahal mereka satu kompleks. Kinan bingung mengapa ia harus secemas ini hanya karena Deon menghilang. Perasaan apa ini? Ia sangat benci saat jauh dari Deon.
Emili sampai kehabisan akal untuk menghibur Kinan yang teru saja murung.
Kinan, nanti aku main kerumah kamu ya! Aku bakalan bawain es krim yang banyak deh, Ucap Emili kepada Kinan yang menundukkan kepalanya dilipatan tangannya.
Biasanya ini jurus manjur yang digunakan Emili disaat Kinan sedang sedih atau marah. Namun, tidak diduga Kinan hanya membalas Emili dengan anggukan singkat. Emili menghelai nafas, ia mulai geram dengan Deon. Apa maksudnya menghilang tanpa memberi mereka kabar yang jelas sampai membuat Kinan uring-uringan seperti itu. Jam pulang sekolahpun tiba, hari ini Emili pulang bareng dengan Kinan karena ia akan mampir kerumah Kinan. Sesuai janji Emili sebelum pulang mereka mampir ke mini market untuk membeli es krim (yang banyak).
Kinan hanya menunggu di bangku teras mini market, ia menunduk. Dipikirannya hanya ada Deon dan Deon. Hatinya pun terus berbisik Deon dimana? Apa dia baik-baik saja?. Tiba-tiba sepasang sepatu laki-laki terhenti dihadapan Kinan, ia menatap sang pemilik sepatu itu. Kinan terbelalak, sontak ia berdiri. Senyumnya mulai terbentang seolah sebelumnya tidak terjadi apa-apa. Ia meraih tangan Deon
Ya ampun, Deon kamu kemana aja? Kok baru muncul sih? Kenapa bolos sekolah? tanya Kinan bertubi-tubi.
Maaf Kinan, beberapa hari ini aku sibuk mempersiapkan sesuatu. Jawab Deon dengan wajah yang lesu.
Kinan merasa ada yang aneh dengan Deon. apa maksudnya mempersiapkan sesuatu? batin Kinan.
Wah, kamu mau mengadakan pesta ya hehe. Sudahlah, yang penting kamu sudah kembali dan ingat kamu tidak boleh menghilang tiba-tiba lagi ya Deon, aku tidak suka! Jawab Kinan cemberut.
Emili yang baru keluar dari minimarket berjalan cepat saat melihat sosok Deon. Tanpa basa-basi Emili langsung menyemprot Deon dengan ucapannya.
Wah, kamu cari masalah ya dengan kita! Pergi menghilang seperti itu kamu pikir keren? ucap Emili marah.
Emili jangan gitu dong sama Deon, dia itu lagi sibuk tahu, balas Kinan menenangkan Emili yang masih berapi-api menatap Deon.
Deon hanya bisa terkekeh dan mengucap maaf berkali-kali.
Em, aku boleh ngajak Kinan jalan-jalan sebentar tidak? tanya Deon.
Mau jalan-jalan kemana? Kenapa tidak bertiga saja sekalian? jawab Kinan bingung.
Sudah kalian pergi saja, aku duluan pergi kerumah mu ya Kinan, takut es krimnya meleleh semua. Balas Emili seolah mengerti situasi Deon.
Deon membawa Kinan ke gazebo taman kompleks, tempat pertama kali mereka bertemu. Entah mengapa perasaan Kinan tidak enak. Saat dalam perjalanan pun Deon lebih banyak diam dan murung tidak seperti biasanya.
Kinan, kamu harus janji ya sama aku. Kamu harus selalu semangat dan bahagia setiap hari. Jangan lupa makan makanan yang bergizi biar kamu selalu sehat. Deon memulai percakapan saat sampai di taman.
Kamu apaan sih! Hari-hari aku kan selalu bersemangat kecuali kalau Deon bikin kesal seperti kemarin, jawab Kinan cemberut.
Janji dulu dong Kinan, ucap Deon memohon.
Iya iya aku janji. Balas Kinan menuruti.
Besok aku berangkat keluar negeri. Ucap Deon sambil mengalihkan pandangannya dari Kinan.
Seketika tembok yang Kinan bangun dengan kokoh dalam hatinya runtuh berkeping-keping. Ia mencoba berpikir positif, mungkin Deon hanya pergi sebentar dan lekas kembali.
Deon mau jalan-jalan ya? Ih, tidak ajak-ajak nih? tanya Kinan berusaha tegar dan tertawa kecil.
Tidak Kinan, maaf aku baru bilang sekarang. Aku bingung gimana ceritakan ke kamu, orang tua ku juga mendadak memberitahu ku kalau kita akan pindah dan tinggal disana dalam waktu yang cukup lama. Aku juga akan melanjutkan sekolah disana. Aku tidak bisa memastikannya sampai kapan. Tapi, aku janji! Tujuh tahun lagi saat aku bebas memutuskan untuk hidup dimana, aku pasti akan menemuimu dan kita bakal sama-sama lagi. Jelas Deon meyakinkan Kinan
Air mata Kinan yang mati-matian ia bendung mulai tak kuasa ia tahan. Kinan menangis sejadi-jadinya. Deon menepuk-nepuk pundak Kinan berharap ia tidak menangis lagi, namun sentuhan Deon malah membuat tangis Kinan semakin pecah. Sambil sesenggukan Kinan menatap Deon dan berkata,
Tapi, kamu janjikan kita bakal bertemu lagi? hanya itu yang dapat ia ucapkan.
Deon menggenggam tangan Kinan, Aku janji, tunggu aku tepat tujuh tahun mulai dari hari ini, di tempat ini, dan dijam ini aku akan menemuimu lagi. Ucap deon dengan tegas dan penuh keyakinan.
Kinan mengangguk dan berusaha tersenyum. Ia yakin Deon tidak akan mengecewakannya dan suatu saat mereka pasti akan bersama lagi.
-
-
-
-
-
-
-
-
Hallo teman-teman. Semangat terus yaa menjalani hari-hari. Semoga reader suka dengan chapter kali ini^^