Part 1 - Perempuan

14 1 0
                                    

Dominasi Terselubung

Apakah kamu pernah berpikir bahwa perempuan itu lemah? Apakah kamu pernah menganggap laki-laki lebih superior dibanding perempuan? Berhentilah memegang prinsip demikian karena prinsip seperti itulah yang akan menghancurkanmu dikemudian hari.

Mungkin saat ini hampir kita semua setuju bahwa baik laki-laki maupun perempuan memiliki derajat dan hak yang sama. Ya, itu adalah suatu kesepakan umum yang kita pegang teguh dalam kehidupan kita.

Namun sebelum muncul gagasan itu, taukah kamu bahwa laki-laki selalu superior dibanding perempuan. Bahkan akibat dari gagasan itu masih terasa hingga sekarang. Laki-laki selalu diidentikkan dengan pekerjaan kantor (padahal semua bisa bekerja di kantor) dan perempuan identik dengan pekerjaan rumah (padahal semua bisa mengurus rumah).

Ada banyak teori yang mengungkapkan asal-muasal dari konsep superioritas laki-laki, namun satu teori yang paling mungkin adalah tentang reproduksi.

Pada zaman dahulu (masa berburu), wanita memang sengaja dikhususkan untuk menetap di desa agar dapat menghasilkan banyak keturunan bagi suatu suku.

Inilah yang saya sebut "konsep pertumbuhan". Secara biologis, wanitalah yang dapat mengandung. Kita hanya membutuhkan satu laki-laki dan sebanyak mungkin perempuan untuk menciptakan suku yang besar.

Nah, pemikiran itu terus berkembang hingga menciptakan suatu image yang terlalu melebih-lebihkan posisi laki-laki dalam masyarakat. Akhirnya perempuan selalu ditempatkan di bawah dominasi laki-laki.

Namun sadarkah kamu bahwa sikap inferior perempuan di lain pihak merupakan dominasi terselubung mereka atas laki-laki. Ya, tentu saja demikian.

Anda tentu pernah mendengar "sudahlah,... pria sejati harus mengalah kepada wanita". Kalau terus mengalah, kapan laki-laki bisa menang ? Bukankah dalam berkompetisi tidak ada kata 'mengalah' ? Mengalah itu bukan persoalan gender. Mengalah adalah persoalan kerelaan dan kebesaran hati. Bukankah perempuan juga memiliki hati ?

Yakinlah, Pengakuan anda bahwa 'perempuan itu lemah' secara tak langsung telah memberikan mereka kebebasan dalam berekspresi dan membatasi ruang gerak laki-laki.

Bayangkan anda sedang berjalan di pinggir jalan lalu anda bertemu seorang laki-laki yang mengenakan pakaian wanita (Rok, high hills, dll) apa yang terlintas di benakmu? "banjingan, . . . Banci" Anda merasa jijik bahkan ketakutan.

Namun bayangkan jika anda sedang berkeliling di sebuah mall lalu bertemu seorang perempuan yang mengenakan celana jeans panjang. Apa reaksi anda ? Bisa tanpa reaksi ataupun bahkan terkagum-kagum karena kecantikan dan model pakaian yang dikenakannya.

Jadi, anggapan anda bahwa laki-laki lebih superior dibanding perempuan secara tidak langsung telah membentuk suatu tembok tinggi yang harus dilalui oleh setiap lelaki. Anda juga telah memberikan suatu legalisasi atas segala sesuatu yang dilakukan perempuan. Seolah-olah mereka selalu benar dan akan menang.

Mulailah berpikir bahwa segala sesuatu dapat dilakukan oleh semua orang. Tidak ada yang benar dan salah. Pikiran kitalah yang menjadikannya demikian.

***

FUNTASTIC MINDSETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang