"Aku kembali" Keito masuk ke ruangan JUMP lengkap dengan 2 kantong penuh coklat di tangannya.
"Uwaaa, apa yang kau bawa?" Tanpa menjawab salam Keito, Chinen langsung mendekatinya dan melihat apa isi kantong yang dibawa Keito.
"Coklat"
"Eh?! Coklat?!" Daiki yang tadi tidak memperdulikan Keito, langsung menghentikan gamenya begitu mendengar kata 'coklat'.
"Tumben sekali kau banyak menerima coklat, dari siapa ini? Bukan dari fans kan?"
Mengingat peraturan Johnnys yang begitu ketat, tidak mungkin para fans bisa mengirim coklat mereka tanpa dibuang oleh pihak Johnnys.
"Ini dari sepupu jauhku, sebagian juga ada dari temanku" Keito menaruh kantong kantongnya di meja dapur.
"He~ kau cukup populer juga ternyata" goda Chinen.
"Aku ti---"
"Kami kembali~"
Tepat disaat Keito ingin menyanggah Chinen, Takaki, Yuto, Yabu, dan Yamada kembali dari konbini.
"Whoaa, coklat punya siapa ini? Banyak sekali" Tanya Takaki saat dia mengintip kantong di meja makan.
"Coklat Keito" jawab Chinen sambil menyenggol Keito.
Takaki hanya ber'oh' ria lalu melepas parka yang dipakainya.
"Kalau Dai chan, dia tidak mungkin akan mendapat sebanyak ini" ejek Yamada.
"Hah?! Apa maksudmu?! Aku tidak populer begitu?!" Daiki mulai berdiri dari tempat duduknya.
"Ya... fikir saja sendiri" Yamada melempar tawa mengejeknya ke Daiki.
"Apa?! Kau mau bertengkar?!" Daiki menarik kerah baju Yamada.
"Kau yang meminta" Yamada membalas dengan ikut menarik kerah baju Daiki.
"Sudahlah kalian berdua, tidak bisakah kalian tidak berkelahi 1 hari saja?" Lerai Yabu sambil menengahi mereka.
Yamada dan Daiki pun melepas tangan mereka masing masing dan mulai menjauh.
Menjadi ketua dari grup dengan anggota seperti mereka bukanlah perkara mudah bagi Yabu. Dia lebih merasa seperti mengurus anak TK dibanding dengan pria berusia 20an.
"Kasumi... arimura...EH?! ARIMURA SAN?!" Hikaru yang entah muncul dari mana, membaca salah satu bungkusan kue yang tertulis nama Arimura Kasumi.
Blam!
Yuto membanting pintu kamarnya dan Keito.
"Yuto kenapa?" Tanya Chinen.
"Entahlah" jawab Daiki lalu kembali berkutat dengan gamenya.
Dia kehilangan minatnya pada coklat Keito ketika tidak menemukan Pocky di dalamnya.
"Oi Keito, kalian sudah putuskan?" Tambah Hikaru yang dijawab Keito dengan mengangguk.
"Itu hanya coklat pertemanan, tidak lebih"
"Coklat pertemanan? Sudahlah, jangan malu untuk mengakuinya, kami tidak akan mengatakan apapun" Takaki menepuk bahunya.
"Tapi aku be---"
"Katakan saja yang sebenarnya Keito" kali ini Hikaru yang menepuk bahunya.
"Aku dan arimura san benar benar tidak ada hubungan apapun lagi" elak Keito.
"Ayolah Keito~ katakan saja~"
"Sudahlah kalian berdua, berhentilah menganggunya. Yama chan, tolong buatkan aku sesuatu, aku sudah lapar"
Yamada pun pergi dapur dan membuatkan Yabu sesuatu untuk dimakannya sementara Takaki dan Hikaru masih menggoda Keito.
"Ya-Yabu kun..." Keito meminta tolong pada Yabu untuk menyingkirkan kedua makhluk di depannya ini.
Yabu berdiri dari tempatnya, berjalan ke arah Keito, menarik baju bagian belakang Hikaru dan Takaki lalu menggeret mereka berdua sekuat tenaga agar menjauh dari Keito.
"Sudah kubilang berhenti mengganggunya"
"Ya-Yabu! Ka-kau mencekikku!" Hikaru memukul tangannya.
"Ya-Yabu kun!"
Melihat kesempatan yang datang padanya, Keito segera berlari masuk ke kamarnya dan Yuto untuk mencari perlindungan.
Namun, begitu masuk ke kamar mereka, Keito dikejutkan dengan benda yang tiba tiba terlempar ke arahnya.
Walaupun bingung, Keito tetap menangkap benda itu.
"Selamat hari Valentine" Yuto melempar hadiah valentinenya pada Keito lalu masuk ke kamar mandi.
Keito yang masih termangu di depan pintu belum bisa memproses apa yang barusan terjadi.
Perlahan dia membuka hadiah itu dan menemukan beberapa brownies di dalamnya.
Apa Yuto yang membuatnya?
Keito pun mengambil salah satu brownies itu dan memasukkannya ke dalam mulutnya.
Keito berani bersumpah jika itu adalah brownies terenak yang pernah dia makan.
Saat dia sibuk menikmati browniesnya, Yuto keluar dari kamar mandi dan duduk di tempat tidurnya sambil memainkan ponselnya.
Keito berinisiatif untuk mengatakan terima kasih padanya, tapi mau berapa kalipun dia berbicara pada Yuto, Yuto tetap tidak mengacuhkannya.
Tentu saja ini adalah pertama kalinya Yuto mengacuhkannya, bahkan sebelum mereka menjadi sepasang kekasih Yuto tidak pernah mengacuhkannya seperti ini.
"Yuto..." kali ini dengan suara yang pecah, Keito memanggilnya.
Mendengar suara Keito yang pecah Yuto segera mendongakkan kepalanya dan mendapati Keito yang hampir menangis.
"Kenapa kau mengacuhkanku?"
"Aku tidak mengacuhkanmu" Yuto kembali berkutat dengan ponselnya.
"Kau mengacuhkanku"
"Tidak"
Keito langsung mengambil ponsel Yuto dan melemparnya ke sembarang arah.
"Apa yang kau---" kata kata yang ingin di keluarkannya tertahan begitu melihat Keito yang menahan dirinya agar tidak menangis.
Yuto mengambil nafasnya lalu menarik Keito agar duduk kepangkuannya.
"Maaf, aku tidak bermaksud untuk mengacuhkanmu. Aku hanya tidak suka kau mendapat banyak coklat Valentine. Terutama dari Arimura"
"Tapi itu hanya coklat pertemanan"
"Tetap saja. Aku tidak menyukainya."
"Tapi---"
"Dengar, kau itu kekasihku. Aku tidak mau kau mendapat coklat Valentine selain dariku. Berikan saja pada yang lain, kau mengerti?"
Keito menganggukan kepalanya dengan lemah.
"Aku mencintaimu" Yuto mengecup sekilas bibir Keito lalu memeluknya.
"Aku juga mencintaimu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and You
Fanfiction02.14 "Berikan saja semua coklatmu pada yang lain. Aku tidak mau kau menerima coklat selain dariku" 03.14 "Aku tidak bisa memasak makanan manis, jadi aku membuatkanmu ini" Spesial ulang tahun Okamoto Keito