02. again and again

86 19 1
                                    

Jisung melihat badan Ale yang kini berjalan mendekati bangku yang mereka duduki kini dikantin. Perempuan itu berjalan dengan riang sambil melambaikan tangan kearah Jisung karena menyadari laki-laki itu melihatnya.

Jisung mengerutkan dahinya, apa-apan?!

Ale mengambil tempat duduk disamping Chenle dan menatap penuh binar pada semangkuk mie ayam yang baru saja Chenle letakkan didepannya, Chenle disamping hanya menghela nafas tak mengambil pusing. karena Ale terus seperti ini, Suka membuat orang tak habis pikir dengan perilaku Ale.

"Abis dari mana kak?" Pertanyaan dari Chenle saat Ale yang tengah bersiap-siap hampir menyendokkan segarpu mie kedalam mulutnya. Ale menatap Chenle dan kembali menutup mulutnya lalu memilih menjawab pertanyaan lelaki ini.

"Abis dari perpustakaan" jawabnya enteng dan kemudian menyendokan gulungan mie kedalam mulutnya.

Jisung didepannya, menatap dengan pandangan biasa, "lagi?" Ale mengangguk. Chenle melirik Jisung yang dibalas oleh laki-laki itu dengan menaikkan bahunya tak acuh, "terus abis ini mau kemana lagi?" Tanya Jisung.

"Mungkin balik ke perpus lagi, nemenin Renjun sampe dia mau jalan sama gue" jawabnya sambil terkekeh pelan. Jisung memilih untuk diam karena dirinya sudah tersulut emosi ingin segera mengatai-ngatai perempuan didepannya.

Sabar Sung. Pukulan dia sakit banget Pikirnya.

Chenle kembali menatap Ale yang kini sibuk dengan dunia mie ayamnya, "kak, tadi kak Dhito nanyain kakak lagi" ucapnya Chenle seketika membuat Ale berhenti mengunyah.

"Yaudah biarin aja, nanyain doang kan" jawabnya santai dan membuat Chenle merasa gemas dengan perempuan disebelahnya.

Chenle menarik nafasnya, "dia masih gak terima bulan lalu lo tolak kak. Mana dia nyolot banget nyuruh gue sama Jisung minta bahas ini ke elo kak"

Ale mengerutkan dahinya mendengar perkataan Chenle, "elo dijegat lagi sama Dhito dan gengnya?" Pertanyaan itu membuat Chenle dan Jisung berubah ruat mukanya menjadi panik. Jisung menatap panik kepada Chenle dan ingin rasanya memaki laki-laki itu karena bisa-bisanya membeberkan hal tersebut.

Suara sendok yang diletakkan cukup keras berhasil menyita pandangan orang didekatnya. Jisung dan Chenle telah takut-takut menatap Ale yang kini menampakkan wajah seriusnya.

"Nanti pulang temenin gue mau jambak rambutnya Dhito yaa" lalu Ale berdiri tegak dan berjalan menjauh meninggalkan pintu kantin.

Jisung memandang kesal pada Chenle yang kini sedang menggaruk rambutnya frustasi, "elo, kak Ale kalau sampai kena panggil Osis lagi gimana bodoh?!" akhirnya makian itu telah terkeluarkan dengan suara yang ditekankan. Semakin membuat Chenle merutuki dirinya sendiri

"Cepet kita kearah kak Ale, ni orang kalau ngamuk gak ingat tempat!" Jisung terlebih dahulu berjalan menyusuli Ale yang berjalan cepat. Diikuti oleh Chenle yang berjalan masih dengan pikiran menyalahkan dirinya yang begitu ceroboh dalam berbicara.




----


Bel pulang sekolah telah dibunyikan. Ale segera menyandang tasnya dipundak dan berjalan lebih dahulu dari teman kelasnya yang lain. Sebelum sampai didepan pintu, dia melihat Jisung dan Chenle telah berdiri menatap panik Ale yang semakin mendekat.

"Kak, gak usah yaa. Biarin aja bang Dhito, kita sekarang mending pulang deh" pinta Jisung sambil memegang lengan Ale. Bukannya dijawab, perempuan itu malah memberikan tasnya ketangan Jisung.

"Pegang" setelah itu Ale berjalan tergesa menuju lantai bawah, diikuti Jisung dan Chenle yang mengejarnya dibelakang meminta Ale untuk berhenti.

Kakinya berhenti saat telah turun dari tangga terakhir. Matanya melihat kesekitaran lapangan, tempat orang yang kini ramai menuju parkiran atau kedepan gerbang sekolah untuk pulang. Sudut bibirnya terangkat sedikit saat melihat yang ia cari sedari tadi mulai menampakkan batang hidungnya.

AttentionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang