004. hide and seek

80 11 6
                                    

Sebelumnya, hari-hari Renjun sangatlah biasa saja, tak ada masalah yang mengganggunya. Dia tetap bisa melakukan hal yang ingin ia lakukan dengan tenang, pergi sendiri ke toko buku atau perpustakaan dan tak ada yang mengganggu.

Tapi karena adanya perempuan kalau Renjun tak salah bernama Alea itu, selama 6 bulan kurang ini membuat jadwal Renjun menjadi sedikit berantakan. Jadwal membaca buku di perpustakaan sekolah saat istirahat menjadi agak terlambat karena berusaha menghindari perempuan itu--walaupun usahanya tak berhasil dan banyak hal yang ingin Renjun lakukan menjadi agak terlambat untuk dilakukan akibat Ale.




Seperti saat ini,

Renjun tak jadi masuk ke kantin karena ada perempuan itu yang sedang duduk bersama dua temannya. Untung saja dia tak dilihat oleh Ale ataupun kedua temannya. Bisa gerah Renjun, harus diikuti olehnya lagi hari ini.

Dan kini, Renjun hanya duduk di perpustakaan sambil membaca buku. Dirinya tadi sudah meminta tolong pada Jaemin temannya untuk membelikannya makanan di kantin. Awalnya Jaemin menolak, tapi karena Renjun sudah memohon-mohon karena tak ingin bertemu Ale, membuat Jaemin jadi untuk melakukannya.



"Renjun?" Renjun yang merasa terpanggil menegakkan kepalanya menatap seseorang yang memanggilnya tadi. Alisnya terangkat karena menyadari bahwa Dhea, yang menjabat menjadi bendahara OSIS itu memanggilnya kini.

"Iya kenapa Dhe?" Tanyanya.

"Kamu gak kekantin? Kamu juga gak bawa bekal keliatannya" tanya perempuan itu.

"Ah, gue udah nitip sama Jaemin kok, bentar lagi dia kesini" jawabnys seadanya, lalu mata lelaki itu kembali terfokus pada buku sejarah didepannya ini. Renjun menyadari bahwa Dhea hanya berbasa-basi pada dirinya, jadi Renjun kembali merunduk untuk membaca buku yang menurutnya lebih menarik.








"RENJUN" Renjun secara refleks langsung menegakkan kepalanya dan menatap kepintu luar, Begitu pula dengan Dhea yang juga ikut menatap kearah yang sama. Diluar
ada Ale yang melambaikan tangannya excited, dibelakang perempuan itu ada Jaemin yang memandang penuh sesal padanya.

Ditangan kirinya, Renjun melihat sekantung plastik berisi makanan yang ia pesan ke Jaemin tadi. Ah, sepertinya Jaemin dicegat oleh perempuan itu sampai akhirnya ia yang jadi pergi mengantarkan kesini.

Bersyukurlah Ale, karena pengawas perpustakaan kini sedang pergi ke toilet Jadi dirinya tak diusir keluar, karena membuat gaduh di perpustakaan.

Langkah kaki perempuan itu berjalan riang dan Jaemin yang mengikutinya dibelakang dengan panik. Renjun memijit pangkal hidungnya, dirinya benar-benar pusing bagaimana cara menghadapi perempuan satu itu.

"Nih Jun, aku beliin kamu nasi ayam. Ya tapi pakai uang Jaemin sih" katanya sambil tersenyum lebar, Ale menatap Dhea yang berdiri disampingnya, "lho ada Dhea, kok gak keliatan ya tadi diluar?" guraunya dengan nada sedikit mengejek.

Dhea menatap jengkel Ale, "lho ternyata suara cempreng diluar tadi elo ya" jawab Dhea sambil tersenyum kesal pada Ale. Ale mengangkat bahunya tak menjawab lagi, lalu kembali menatap Renjun yang kini beradu pandang dengan Jaemin.

"Suer dah, si Ale tadi maksa gue Jun" jawab Jaemin panik menatap Renjun yang melirik tajam kearahnya. Ale juga menatap Jaemin, lalu tersenyum.

"Kan udah gue bilang, gue bisa kok antarin ke Renjun. Kan lo gak repot jadinya ngantarin gue, padahal gue kan bisa jalan sendiri" ucap Ale, membuat Jaemin benar-benar tak percaya ada perempuan seperti Ale dimuka bumi ini.

Ale tak mempedulikan wajah cengonya Jaemin dan kembali menatap Renjun dengan senyum lebarnya. Tangannya bergerak meletakkan bungkusan plastik makanan kehadapan laki-laki itu, "makan ya Jun, yaudah aku balik kekantin lagi ya, mie ayam aku belum habis masalahnya. Baibai" serunya riang dan berbalik badan ingin segera pergi.

Tangan perempuan itu menggapai pundak Jaemin, "makasih udah mau repot-repot antarin gue yaa, gue duluan" Jaemin melotot kaget menatap Ale, tak bisa mengucap satupun kata untuk dia.

Kepala Ale kini berputar menghadap perempuan disebelahnya ini, "wah Dhea, masih disini? Gue kira udah pergi" ucapnya masih tersenyum manis tapi nada bicara Ale memang terdengar menyindir, "ooh yaudah, gue duluan ya" Ale melangkahkan kaki meninggalkan 3 orang dibelakangnya yang menatapnya dengan raut wajah yang tak jauh berbeda.



"Wah gila, Ale itu spesies manusia apa sih?" Ucap Jaemin masih dengan tatapannya yang terus menatap Ale yang sudah menjauh dari perpustakaan.

Tiba-tiba, Renjun memukul pundak Jaemin dengan gulungan buku sejarah milik Renjun tadi, "haduh, sakit bego!" keluhnya sambil mengusap lengannya yang terasa panas.

"Lo sih ngeselin, kan gue udah bilang jangan sampe ketauan sama Ale" berang Renjun.

"Gue tuh udah sembunyi tau, tiba-tiba tu si Jisung, temen Ale yang satu tu manggil gue kenapa gua jalannya sambil jongkok. Yaudah gue ketangkap sama Ale, terus nasi ayam lo dia ambil katanya mau ngantarin ke perpus" jelas Jaemin dengan menggebu-gebu.

Renjun menatap temannya dengan gemas, gemas ingin sekali menjedotkan kepala Jaemin kedinding. Lalu Jaemin hanya menyengir dengan tatapan menyesalnya pada Renjun.

Dhea hanya menatap kedua laki-laki didepannya tanpa bersuara, kembali memikirkan posisi Ale yang selama ini selalu saja berhubungan dengan Renjun.

Dhea hanya menatap kedua laki-laki didepannya tanpa bersuara, kembali memikirkan posisi Ale yang selama ini selalu saja berhubungan dengan Renjun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AttentionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang