DIKSA EPS 1

166 36 6
                                    

Jangan lupa vote&comment ya
Maaf jika ada typo

06.00

Seorang gadis cantik yang masih bergelung dengan selimutnya. Dari luar seseorang berusaha membangunkan gadis itu. Pintu digedor-gedor dengan keras tetap saja gadis tersebut tidak terusik.

"Woi dek bangun apa, lo mau telat ke sekolah hah." Teriak Stefan

Tidak ada cara lain, Stefan pun mencoba mendobrak pintu kamar tersebut, usaha pertama tidak berhasil. Stefan pun mencoba memutar knop pintu dan mendobrak lalu...

"Eh bangsat, daritadi gue ketok-ketok, dobrak-dobrak, ternyata pintunya gadikunci. Ah elah sialan, badan gue sakit semua gara-gara bangunin kebo satu itu. Gue juga bego banget elah, gabuka tu pintu dulu." Gerutu Stefan sambil berlalu masuk kekamar mandi. Beberapa detik kemudian Stefan muncul dengan membawa gayung.

"BANJIR" teriak Stefan dan mengguyur wajah gadis yang sedang terlelap itu.

"HUAAA BANJIR ABANG,MAMA,PAPA SASA KEBANJIRAN." Teriak gadis tersebut dan berlarian didalam kamar dengan kesadaran yang belum penuh.

HAHAHAHA. Sasa mendengar seseorang tertawa, dia pun membuka mata dan menoleh keorang tersebut.

"TAWA TERUS!!"

"Lo lucu dek, kaya orang gawaras." Ucap Stefan sambil tertawa "Serah, lo sekarang keluar dari kamar gue!" kesal Sasa.

"Yahh, jangan ngambek dong dek. Abang kan Cuma mau bangunin adek abang yang tidurnya kaya kebo."

"Lo keluar deh bang, gue mau mandi terus sekolah." Balas Sasa. Stefan pun berlalu pergi.

#Diruang makan

Suasana diruang makan sangat hening, mereka berkutat dengan makanannya masing-masing. Setelah makan mereka pun berpamitan kesekolah.

"Ma,Pa abang berangkat dulu ya sama Sasa." Pamit Stefan

"Iya hati-hati boncengnya, jangan ngebut-ngebut dijalan." Balas Desy

Stefan pun keluar rumah diikuti dengan Sasa. Perjalanan menuju sekolahnya tidaklah jauh hanya butuh waktu 15 menit. Sesampainya di sekolah, Stefan pun mengantar adeknya keruang kepala sekolah.

"Dek, gue anter keruang Kepsek ya, lo kan baru nih disini, gue gatega lo muter-muter nyari ruangannya." Ucap Stefan yang dibalas deheman oleh Sasa.

Setelah mengantar Sasa, Stefan pun berlalu kekelasnya.

Dilain tempat, Sasa mengikuti seorang guru yang ingin mengajar. Sesampainya disebuah ruangan guru itu mempersilahkan Sasa untuk berkenalan.

"Perkenalkan saya Eldisa Putri Catarina, kalian boleh panggil saya Sasa atau terserah kalian. Saya pindahan dari Singapura. Sekian terimakasih." Ucapnya

"Yaudah nak, kamu duduk disebelah Raka ya. Raka kamu angkat tangan." Ucap bu Ratmah

SASA POV

Aku pun berjalan kearah cowok yang akan menjadi teman sebangkuku. Diapun menyapaku dan tersenyum ramah, 'sepertinya dia baik juga' batinku.

Jam pelajaran pun berjalan dengan lancar, sekarang waktunya istirahat.

"Sa, kekantin bareng gue yuk, kan lo belum ada temen nih." Ajak Raka

"Hemm, yaudah deh. Gue juga belom punya temen dan belum tau lingkungan ini." Jawabku kemudian kamipun keluar menuju kantin. Diperjalanan bahkan banyak yang membicarakan aku dan Raka.

'Itu siapanya Raka ya?'

'Eh couple goals banget yah mereka, haduhh yang satu cantik yang satunya ganteng'

'Eh itu anak baru ya? Kok baru lihat mukanya. Tapi cantik juga, gue mau kenalan ah siapa tau bisa gue ajak ngedate'

'Mimpi lo sempak firaun'

Begitulah yang aku denger, tapi cuek ajalah. Penting amat nanggepin omongan gabermutu gitu.

Setelah sampai dikantin, aku dan raka pun duduk di meja tempat Raka dan teman-temannya berkumpul.

"Eh lo bawa siapa nih Ka cakep bener." Ucap salah satu temen Raka sambil mengedipan mata kearahku

"Heh awas aja lo gangguin dia. Kenalin ini Sa temen- temen gue." Ucapnya

"Gue Revan." Ucap cowok dengan wajah yang kayak bayi. Cowok yang mengganggunya tadi

"Gue Kevin." Ucap cowok dengan rambut agak keriting

"Fan lo gamau kenalan?" Tanya

"Ngapain kenalan, toh gue juga udah kenal dari kecil." ucap abangku itu

"Wah lo keduluan Ka sama Stefan." ledek Kevin.

"Oo jadi dia temen lo Fan?" tanya Raka kepo

"Tanya ajalah sama dia, Gue lagi makan nih." jawab abang

"Gue adeknya bang Stef." ucapku

"WHAT!!" teriak mereka bertiga, 'uhuk uhuk uhuk'. aku pun memberi minum pada abangku yang tersedak makanannya

"Bangsat lo bertiga, ngapain pakek toa segala sih, gue keselek nih." omel Stefan yang dibalas cengiran oleh mereka bertiga.

"Yaa maafin kita-kita fan, gue kan kaget masa' cewek secantik dia punya abang jelek dekil kaya lo sih." ucap Revan yang membuat ku seketika tertawa

"Heh enak aja lo ngata-ngatain gue, lo juga dek pakek ketawa lagi. Gini-gini gue banayak yang ngejar-ngejar emang lo gaada yang mau."

"Udah-udah, jangan banyak omong. Cepetan habisin makanan lo pada. Habis ini masuk." lerai Raka

Kami pun kembali memakan makanan kami hingga habis. Setelah itu kami kembali kekelas.

Pelajaran berjalan dengan baik sampai dengan jam pulang sekolah tiba.

"Sa, lo pulang sama Stefan?" tanya Raka

"Iya, gue sama bang Stef." balasku

"Ayo bareng aja keparkirannya." ajaknya, akupun mengangguk dan bejalanan beriringan bersama Raka. Diparkiran udah kelihatan Stefan yang udah nungguin diatas motornya. Aku pun berpamitan pada Raka dan berjalan mendatangi motor Stefan. Aku pun naik keatas motor dengan bantuan Stefan. Setelah itu Stefan melajukan motornya menebus keramaian kota ini.



Jangan lupa vote&comment ya
Maaf jika ada typo

Follow juga dsam473
Terimakasih

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DIKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang