Keesokan harinya semua berjalan seperti biasa, membantu bunda di dapur, sarapan bersama, dijahili si anak mami lalu berangkat ke sekolah
Sejauh ini semua nampak biasa saja, semua masih berjalan dengan lancar. Baik hari hariku di rumah maupun hubungan ku dengan putra
Hari ini ternyata sekolah di secara tiba tiba di pulangkan lebih cepat karna guru guru ada kegiatan di luar sekolah
Rencana nya aku ingin segera pulang, merebahkan diri, lalu membaca novel sepanjang hari sampai mata ku lelah dan tertidur dengan sendirinya
Tapi....
Ternyata tidak semulus yang aku fikirkan
Ketika aku sedang menunggu temanku untuk mengantarkan aku pulang......
(pengenalan)
Teman yang selalu aku sebut adalah raihan, raihan geo pratama. Aku kenal dirinya sejak kelas 7 atau 1 smp. Tepatnya 2 tahun yang lalu. Aku kenal dirinya sejak aku mengikuti salah satu organisasi di sekolah. Dan sejujurnya orang tuaku tidak seberapa suka dengannya. Entah apa kurangnya akupun tidak mengerti. Yang aku tau raihan baik selama ini padaku, sopan pada orang tuaku, dan tidak pernah macam macam selama mengenalku. Setiap raihan mengantarku pulang dia tidak pernah absen untuk bersalaman dan pamit pada orang tua ku, tapi semua nihil. Orang tuaku tidak pernah menyetujui aku dengan laki laki manapun. Dan sampai sini ku rasa sudah cukup jelas mengapa aku tidak berani mengenalkan putra pada orang tuakuBack to topic
Putra menghampiriku dari ujung lapangan
"pulang bareng aku aja, aku bawa motor kok" ajaknya
"emang boleh? " jawabku sedikit ragu karna aku tidak yakin putra bisa menerima sikap orang tuaku terhadapnya nanti
"yaudah ayok" paksanya
"aku lagi nunggu raihan" jwabku sedikit ragu takut raihan melihatku tidak ada di depan gerbang dan dia menjadi kecewa padaku
"nanti aku yang telpon dia ga usah anter kamu" jwab putra meyakinkan
"yaudah deh " pasrahku
Tapi ternyata kita tidak langsung pulang, kita berjalan jalan mengelilingi tempat tempat yang belum pernah aku kunjungi. Jujur saja ini bukan daerahku, makanya aku tidak paham daerah ini. Sangat asing, dan jujur saja ada rasa takut dalam diriku sebab aku tidak tau akan dibwa kemana orang laki laki yang sekarang menjadi pacarku ini
"abis ini kita ke rumah aku dulu ya" tawarnya di tengah perjalanan kami
"mau ngapain? " jawabku ragu, krna sejujurnya aku belum siap untuk bertemu dengan orang tuanya atau setidaknya kakak nya sekalipun
"ketemu mama bentar"
Aku diam, tidak bisa berkata apapun. Jantungku berpacu semakin cepat, badanku membeku seketika
Sementara putra terus melajukan motornya hingga sampai di pekarangan rumah sederhana yang menjadi saksi perjalanan hidupnya itu
"ayok turun" suruhnya dengan senyum yang mengembang
Sedangkan akuuuuu, ya tuhannn cobaan apa ini. Aku belum siappp
"ii ii iiyaa" jawabku sedikit ragu
"assalamuallaikum" salamnya sambil melepas sepatu sekolah yang ia kenakan
"assalamuallaikum" tuturku mengikutinya dari belakang
"kamu duduk dulu aja, aku panggilin mama"
Ya tuhannn tolong beri aku kekuatan untuk bisa menghilang dari muka bumi ini. Demi apa pun ini adalah sebuah jebakan yang sangat tiba tiba.
Sambil menunggu putra menghampiri mamanya aku sibuk menenangkan hati yang sedang tidak berasahabat
KAMU SEDANG MEMBACA
RAHASIA TUHAN
Short Storycinta tumbuh setelah kau mengucap janji dan sumpah sambil menjabat tangan ayah