Junhoe dengan wajah lelahnya memasuki rumah yang sudah hampir 8 tahun ia tempati itu, rumahnya sepi dan seluruh lampu sudah di matikan, ia yakin tercintanya pasti sudah tertidur.
Junhoe melirik jam yang tergantung rapi pada dinding, pukul 23:45, hah melelahkan sekali, bekerja sebagai pegawai swasta di sebuah perusahan majalah kecil bukanlah hal yang mudah, ia harus berangkat di pagi hari setiap hari dan pulang di malam hari, tidak bisa berkumpul dengan keluarga di hari minggu meskipun di rumah ia harus mengerjakan pekerjaannya, ya walau begitu Junhoe tetap bersyukur meskipun waktu bersama keluarganya banyak terpotong oleh pekerjaannya.
Junhoe menuju kamarnya membuka pintu dengan perlahan takut membangunkan sang tercinta, pria itu meletakkan tasnya kemudian mengambil setelan baju yang sudah disiapkan sang istri di ranjang sisi tempatnya tidur, Junhoe berhenti sejenak guna memandangi wajah cantik sang istri saat tertidur, ia begitu beruntung bisa menikahi wanita ini, istrinya seorang Putri tunggal pengusaha di tempat tinggalnya, sejak kecil istrinya selalu hidup dengan kecukupan dan selalu dimanja oleh kedua orang tuanya, sementara Junhoe?.
Ia hanya pemuda biasa yang terlahir dari keluarga biasa, namun karena otak cerdasnyalah yang bisa membuat Junhoe mendapat beasiswa di Seoul untuk meneruskan pendidikan, awalnya mereka sangat di tentang saat menjalin hubungan, mereka tidak mendapat restu dari pihak keluarga sang istri , ya kalian tau lah karena apa, ceritanya sangat panjang.
"Eugh" mendengar leguhan sang istri membuat Junhoe tersadar dari acara mengagumi kecantikan istrinya.
"Sayang aku tau aku cantik, tapi tetap saja akan berdebar Jika kau menatapku seperti itu"
Junhoe tertawa, istrinya ini bicara tetapi tetap dengan mata tertutupnya.
"Setidaknya bukalah matamu sayang"
"Kau akan semakin jatuh Cinta ketika aku membuka mataku "
"Song Yunhyeong semakin jago saja kau ini, siapa yang mengajarimu heum"
Junhoe mengacak rambut istrinya dengan gemas.
"Neo"
Junhoe tertawa lepas, "aku mandi dulu sayang tidurlah kembali"
.
.
.
.
.
..
.
.
Junhoe menghempaskan tubuhnya ke sisi ranjang, deru nafas yang saling bersahutan menggema di kamar mereka.
Matanya menatap Yunhyeong yang kini menyamankan diri dengan menggunakan dada Junhoe sebagai bantalnya, memeluknya dan semakin mengeratkan pelukannya, membawa tubuh yang tanpa sehelai benangpun itu semakin menempel dengan tubuhnya yang juga -naked-
"Gomawo sayang, kau yang terbaik, terima kasih kadonya"
"Ani, bukan ini kadonya sayang" sahut Yunhyeong
"Maksudmu?" Junhoe mencondongkan kepalanya, menatap sang istri bingung,
Yunhyeong tersenyum kecil tangannya meraba laci kecil di sebelah ranjang mereka mengambil sesuatu yang sudah ia siapkan sejak tadi sore, dan memberika sesuatu itu pada Junhoe.
"Saengill chukkae appa, chu"
Yunhyeong mengecup sekilas bibir suaminya.
Junhoe terdiam masih memproses apa yang sedang terjadi, testpack dengan dua garis.
"Aih kau ini" Yunhyeong yang kesal dengan suaminya yang lemot ini langsung mendudukkan dirinya diatas perut Junhoe, jangan lupakan keadaannya yang masih polos itu.
"Ige, disini" Yunhyeong menunjukkan perutnya yang masih rata namun sedikit menonjol.
"Sayang kau" Junhoe hampir menangis sekarang.
"Iya sayang, sudah 4 minggu"
"Astaga terima kasih sayang, ini kado ulang tahun terbaik , terima kasih Yunhyeong saranghae"
Junhoe menarik Yunhyeong kepelukannya, kini kedua tubuh polos itu sudah saling menempel kembali.
.
.
.
.
..
.
"Diletakkan dimana eomma? "
"Dimeja sayang" Yunhyeong menjawab dengan sabar, putranya yang sudah berusia 7 tahun ini dalam masa suka bertanya pada sang ibu.
"Yeay sudah selesai! " teriak Chanwoo dengan kegirangan.
"Jangan berteriak Chanu, appa nanti bangun"
"Lanjutkan saja, appa sudah bangun kok" Junhoe yang masih berbalut piyama menghampiri pasangan ibu dan anak itu di dapur mereka sedang sibuk menata makanan di meja makan.
"Appa! " Chanwoo kembali berteriak, kali ini bocah manis itu berlari menuju ayahnya dan langsung saja di tangkap oleh Junhoe, dan membawa Chanwoo ke gendongannya.
"Selamat ulang tahun appa saranghae appa" bisik Chanwoo kemudian mengecup singkat pipi ayahnya.
"Terima kasih sayang" Junhoe balas memberi kecupan pada pipi gempal Chanwoo.
"Chanu-ya appa punya sebuah kejutan untukmu"
Yunhyeong tersenyum mendengarnya.
"Apa Appa? " bocah kecil itu dengan mata besarnya menatap Junhoe dengn berbinar.
"Chanu akan punya adik"
1
2
3
"Adik?"
Pasutri itu sama-sama berdebar melihat bagaimana nanti reaksi putranya.
"Yang seperti bibi Jinan itu kan? "
Junhoe mengangguk.
"Tapi kenapa eomma tidak gendut Appa?"
"Belum sayang, akan ada tahapnya nak" kali ini Yunhyeong yang menjawab.
"Tapi Chanu senang kan? " tanya Junhoe was-was.
"Chanu suka adik, baiklah Chanu senang eomma"
Junhoe dn Yunhyeong tidak bisa menutupi raut bahagianya,
"Terima kasih sayang" Yunhyeong ikut menghambur ke pelukan dua malaikatnya.
Kkeut
Sudah hanya segini ya...
Happy birthday papih, semoga yang di semogakan cepat tercapai, makin dicinta semua orang ya pii 💜
#BrightSmileJunhoeDay
Vote dan commentnya di tunggu ya.
Jangan paksa saya buat sequel oke
Pyooooooong 👋🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓘 𝓵𝓸𝓫𝓮 𝔂𝓸𝓾 ₃₀₀₀
FanfictionA YunJun Oneshoot story Collection COMPLETE √ Ceritanya sudah complete tapi vote dan commentnya masih di buka ya ^^