Chapter 1 : Tawaran

22 1 0
                                    

Bima terus mengscroll layar hpnya. Sejak kejadian itu, Bima terus mencari informasi tentang cewek itu. Seperti sekarang, ia tengah mencari medsos cewek itu. Tapi hasilnya nihil. Tidak satupun akun yang ia temukan milik cewek itu. Sampai sekarang, ia hanya mendapat satu informasi yang pasti, bahwa nama cewek itu adalah Sheryl Betricia

Sebenarnya, Bima bisa saja bertanya dari teman-teman bangsatnya. Tapi, teman-teman sekaligus sahabat bangsatnya itu tidak mau memberi sedikit pun informasi. Bahkan untuk memberi tahu kelas cewek itu saja mereka enggan. Alasannya, karena sampai hari ini Rio masih ada di tangan Bima. Sesudah kejadian waktu itu, teman-temannya memang langsung meminta Rio tapi Bima menolak memberikannya. "Lo semua gak ada ngasih gue batas waktu. Berarti, gue masih ada kesempatan buat ngejar tuh cewek. Gue janji kok, nanti kalo gue udah capek, gue bakal berhenti" itulah alasan yang dikeluarkan Bima. Mau tidak mau teman-temannya harus mengalah. Karena apa yang dikatakan oleh Bima memang benar. Mereka membiarkan Bima mengejar cewek itu dalam waktu 2 bulan tidak lebih tidak kurang.

"Yang gak ada laginya kerjamu? Dari tadi asik hpmu itu aja kau tengok-tengokin" dengan logat Medan yang kental salah satu teman Bima berbicara sambil menarik hp Bima. Siapa lagi kalu bukan Satria Hamonangan atau yang lebih sering dipanggil Bang Sat. Cowok Batak asli kelahiran Medan yang baru pindah ke Jakarta satu tahun yang lalu.

"Astaga!!! Jadi dari tadi gue ada disini?" seakan baru saja terbangun, Bima mengedipkan matanya menatap sekeliling ruangan.

"Wah... nyarik masalah kau bos. Wahai anak manusia, sadarlah kalau sekarang kau lagi di markas bersama kawan-kawanmu tercinta" ucap Bang Sat sambil menggoncang-goncangkan kepala Bima. Bima, Dito, Rey, Jojo, dan Bang Sat kini memang sedang berkumpul di markas. Markas yang mereka maksud adalah sebuah rumah gubuk kosong di gang kecil daerah pinggiran kota yang mereka temukan setengah tahun yang lalu. Rumah sederhana, kecil yang masih terbuat dari tepas beratapkan rumbia.

"OOOOO...... PATUTLAH TAHAN KALI KAU NENGOK HP KAU INI, LAGI NYARIK IGNYA SI SHERYL RUPANYA KAU" ucap Bang Sat kuat-kuat sambil terus mengscroll hp Bima.

"Bang Sat balikin hp gue!" ucap Bima sambil melotot. Melihat mata Bima yang melotot sampai seperti akan jatuh, membuat Bang Sat langsung melemparkan hp itu ke arah Bima. "Bang Sat gak usah di lempar juga!"

"Woi gue bosan nih, skuy motoran" ucap Dito sambil mengedipkan matanya tak lupa menunjukkan gigi rapinya.

"Kuylah! Ketimbang di sini ngelihat orang yang sibuk dengan hpnya sendiri" sindiran itu keluar dari mulut Reynaldi Fernando atau yang biasa dipanggil Rey. Sahabat Bima sejak kecil.

Bima mengabaikan ucapan Rey. Alasannya adalah ia sedang malas baku hantam. Ia langsung mengambil kunci motornya dari saku celana. "Kuylah cabut!" Bima langsung melangkah keluar meninggalkan teman-temannya. Ia tak sadar bahwa teman-temannya sedang tos sambil tertawa pelan di belakangnya, entah karena apa.

Saat sudah sampai di halaman depan markas, mereka berlima langsung menuju motornya masing-masing. Ketika Dito, Rey, Jojo, dan Bang Sat sudah berada di atas motor masing-masing, Bima malah memperhatikan ban motornya yang terlihat aneh.

"Bro, ban motor gue kempes nih" ucap Bima sambil memegang ban motornya.

"Kuy, cabut, cabut, cabut!" suara pelan itu membuat Bima langsung menoleh ke belakang. Darahnya langsung naik begitu meilhat keempat temannya akan menggas motor masing-masing, ingin meninggalkannya.

"Bim, ban motor lo gue yang ngempesin" teriak Dito sebelum menggas motornya sangat kencang, takut bakalan di amuk sama Bima.

"BANGSAT!" teriak Bima kuat kepada keempat cowok yang baru saja meninggalkannya.

"Hadirrr" teriak Bang Sat seakan sedang di absen.

*******

"Bang isi angin dong bang" Bima yang sudah setengah jam berjalan sambil mendorong motornya akhirnya menemukan bengkel. Melakukan hal jahil adalah hal yang biasa dan wajib bagi Bima dan kawan-kawan. Yang jadi perbedaan adalah jika biasanya Bima yang menjahili, maka kali ini Bima yang dijahili. Percayalah, besok Bima akan pura-pura marah di depan teman-temannya.

Get YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang