"Itu ceweknya?" tanya Bima, cowok tinggi berparas tampan dengan tatapan yang mampu meluluhkan hati cewek yang menatapnya. Kini matanya tajamnya tertuju ke arah seorang cewek yang tengah menyantap bakso di salah satu meja yang terletak di sudut kantin.
"Iya bro, gimana? Bisa gak lo buat tuh cewek klepek-klepek ama rupa lo yang katanya tampan itu?" oceh Dito, salah satu teman Bima.
"Ohh.. jadi lo pada ngeremehin gue? Ehh lo dengar ya! Pasang kuping lo bagus-bagus! Kalo cewek ginian mah kena tatap dikit langsung senyum-senyum gak menentu" dengan pedenya Bima mengeluarkan semua kata-kata itu.
"Widih.. pede amat sih situ kalo ngomong. Emang udah yakin bener kalo tuh cewek bakalan suka ama lo?" kata Reynaldi dengan penekanan pada kata 'suka'.
"Iya Bim, betul juga tuh kata si Reynal. Kalo gak berhasil gimana? Kan lo juga yang malu" lagi-lagi, suara ocehan terdengar. Membuat telinga Bima yang tadinya sudah panas menjadi makin panas.
"Apaan sih lo semua? Bukannya ngedukung gue tapi malah buat gue ngedown. Lagiankan lo semua yang nyuruh gue buat ngedeketin nih cewek. Kalo gak karna kalian, gue mah ogah ngedeketinnya. Dan buat lo Reynal, udah berapa tahun sih kita temenan? Masih aja lo ngeremehin gue. Gue sleding juga lo nanti!"
"Bukan mau buat lo ngedown bro, tapi..."
"Pake tapi-tapian segala. Banyakan nyocot lo semua. Kan gue udah bilang cewek, cogan, harta itu berhubungan." Bima menyela ucapan itu. "Udah sekarang gini aja deh. Kalo gue gak bisa dapetin nih cewek, si Rio, lo tau si Riokan?" setelah mendengar nama 'Rio', sontak semua teman Bima terdiam sambil mengangguk. "Kalo gue gak bisa dapetin nih cewek, gue pastiin si Rio bakal jadi milik kita bersama"
"Serius lo nying?" secara kompak, empat orang cowok di hadapan Bima-yang merupakan sahabat Bima-bertanya.
"Kapan sih gue main-main beb?" Bima mengedipkan matanya lalu meninggalkan keempat cowok itu. Bima kini berjalan ke arah cewek yang sedari tadi menjadi bahan perbincangan mereka.
"Hai cecan"
Bima menunjukkan senyum khasnya. Senyum yang biasanya dapat membuat hati setiap cewek yang menatapnya terenyuh dan mengajaknya untuk duduk bahkan makan. Tapi kali ini berbeda. Bukannya perlakuan istimewa yang ia dapatkan, cewek dihadapannya malah mengabaikannya.
"Bang Bima duduk di sini ya?" tanpa menunggu jawaban cewek itu, Bima duduk di sebelahnya. Sementara cewek itu kelihatannya merasa terganggu karena kehadiran Bima dan juga beberapa tatapan sinis dari cewek-cewek penggemar Bima.
"Cecan, kok abang Bima didiemin sih?"
"Eneng... enak banget ya baksonya sampe-sampe abang Bima didiemin?"
"Neng, kalo kata orangtua dulu, gak bagus loh kalo cogan didiemin"
"Neng? Eneng masih hidup?"
"Neng bisa ngomongkan?"
"Neng sehat?"
"Neng cantik banget deh hari ini"
"Neng, hati abang berdebar-debar tiap kali ngeliat eneng"
"Neng I LOVE YOU pakek huruf besar bukan huruf kecil biar gak setengah-setengah"
Begitulah berbagai perkataan dari Bima. Mulai dari Pertanyaan sampai pernyataan dikeluarkannya. Namun cewek dihadapannya masih saja mengabaikannya membuat Bima mendelik kesal.
"Sombong amat nih cewek. Padahal ga ada cantik-cantiknya juga, sok jual mahal lagi. Padahal kalo dijual murah juga kaga laku" tanpa sadar, Bima mengeluarkan semua kata-kata itu. Membuat cewek dihadapannya menatapnya tajam. Cewek itu langsung bangkit dan menumpahkan sisa kuah baksonya ke kepala Bima lalu melangkah pergi keluar kantin.
"HEH-" cewek itru melirik nametag cowok itu sejenak "BIMA YOGANTARA LO DENGER YA! PASANG KUPING LO BAGUS-BAGUS! KALO LO MAU NYARI PELACUR, JANGAN SAMA GUE! DI LUAR SANA MASIH BANYAK TANTE GIRANG" ucap cewek itu sebelum meninggalkan Bima.
Bima hanya diam menatap cewek itu pergi menjauh darinya. Tangannya sudah mengepal kuat tanda bahwa dia marah. Ia marah karena segalanya. Mulai dari perlakuan cewek itu kepadanya sampai karena taruhan yang ia buat. Rio-motor gedenya-kini harus iya berikan kepada teman-temannya.
"SHIT" umpatnya.
*******
Sabtu, 14 Februari 2020
Hai ini cerita pertama aku
Kalau ada typo piss maafin yah
Vote and comentnya ditunggu
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
Get You
Dla nastolatkówBima Yogantara, cowok tampan yang menganggap semua cewek itu sama. Sama-sama matre, dan sama-sama mudah ditaklukkan. Asalkan laki-laki itu tampan dan kaya maka cewek akan mendekat. Melalui teman-temannya, Bima ditantangnya untuk mendapatkan hati Sh...