prolog: villa kenangan, Bali, 12 Juni 2005

139 7 0
                                    

"Bran lu kagak tidur kata temanku" kata sahabatku Dimas lelaki berbadan kurus tetapi agak tinggi yang sedang membaca novel kenamaan novelis asal Bali. "Gua lagi gak bisa tidur, lagi gak bisa bayangin apa yang terjadi nanti" kataku yang sedang bermain game snake xexia di handphoneku. Wajar saja karena perpisahan adalah momen paling indah sekaligus paling menegangkan yang pernah ku alami. Apalagi keberhasilan Dimas mengumpulkan uang kas dengan ikhlas dan tanpa korupsi ditambah sedikit uang dari ayahku yang merupakan seorang pengusaha kuliner yang tersebar di seluruh Indonesia. "Yaelah, paling mikirin Chika lagi. Kecil-kecil udah pacaran gimana gedenya" kata Dimas meledekku. "Ya,... gimana ya.. ya gak lah gw gini-gini juga tetap setia kawan" kataku seraya meraih bahu Dimas. Kejadian tak terduga pun terjadi. Digelap malam Bali didalam villa yang sunyi dan gelap tiba-tiba saja Adam yang sedari tadi tidur mengigau seakan-akan Dimas mengalami kecelakaan dan dia terjatuh dari ranjang sembari berteriak minta tolong.... "Tolonggg, tolongin teman saya pak" kata Adam yang sedang mengigau. Dimas pun kemudian melemparkan novelnya agar Adam terbangun dari tidurnya. "Nih, liat nih. Gw masih hidup kan, Mimpi Mulu sih. Lagian gak nemenin kita begadang" kata Dimas. "Sumpah, gw tadi mimpi lu pas perpisahan dibunuh sama warga, apa kecelakaan gitu. Ihh, lupa gw tadi gimana ceritanya" kata Adam sembari menjelaskan isi mimpinya ke kami. "Udah lah gak usah dibahas, merinding gw jadinya" kata Dimas ketakutan seakan-akan kejadian itu benar-benar terjadi. Dor..dor..dor, tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintu kamar dan sontak membuat kita bertiga ketakutan. "Kayaknya mustahil dah ada yang masih 'melek' " kataku. "Bisa jadi aja siapa tau lagi gabut gak ada kerjaan" kata Dimas. "Buka aja pintunya Bran siapa tau bawa makanan" kata Adam yang mungkin saja sedang kelaparan. "Lu aja yang buka, kan lu yang pengen" kataku menunjuk Adam. Dorr..dorr..dorr..dorr lagi-lagi suara itu terdengar lagi bahkan lebih keras seraya berusaha membuka pintu. Kemudian Adam membuka pintu dan benar saja"kosong" kata Adam terkejut dan langsung disambut dengan selimut melayang yang ternyata adalah Kevin yang memang sedang mencari teman untuk begadang. "Ngagetin aja lu kayak Suzana" kata Adam membentak Kevin dan membuat Kevin tertawa terbahak-bahak. "Ngapain sih lu bikin kaget orang aja, kalo anak orang kena serangan jantung gimana? Lu mau gotongnya kalo meninggal? Buku Yasin mahal" kata Dimas menasihati. "Santai-santai jangan ngegas dong, yaudah gw minta maaf" kata Kevin menyesali perbuatannya. "Lu lagi pada ngapain" kata Kevin melanjutkan. "Biasa, memikirkan masa depan"kataku. "Masa depan terus yang dipikirin, tuh si Chika bawa pulang sonoh, besok mau perpisahan juga" kata Kevin berceramah seraya mengambil handphone ketik ku dan berhasil membunuh ular 🐍 yang berada di dalam permainan tersebut. "Mana sini hp nya, mikirin buat besok juga masa depan kali😅😅" kataku. "Hmm terserah lu dah" Kevin menjawab. Seakan-akan perbincangan kami tak terasa sehingga tak terasa satu persatu mulai ketiduran😪😪😴 dan siap-siap saja besok dibangunkan oleh pak Syamsuddin sebelum shubuh

for herTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang