"Gibran, kakak boleh masuk kamar kamu gak?"
"Maaf, kakak siapa"
"Kakak lupa, nama kakak Aprilia, kakak alumni sini juga"
"Yaudah kak boleh, semalam aja ya"
Perempuan cantik tadi tak menghiraukannya dan masuk ke kamarku.
"Hsszz,,hzz,, dingin banget ya disini""Iya kak, dari tadi emang dingin"
Perempuan cantik tersebut langsung bangun dan membuka jilbab serta jaketnya.
"Kok dibuka jilbabnya kak""Kakak emang biasa begini di asrama putri"
"Kakak kenapa gak nginep di asrama putri aja"
"Kan di lantai 2, pasti sudah dikunci"
"Jaketnya kenapa dibuka kak? kan dingin"
"Kakak gatal"
"Maksudnya kak"
"Gak,,, tuh, burungmu bangun"
"Maaf kak, efek kedinginan"
Aku menuju ke sudut kamar untuk mengumpat"Iya, gak papa. Kamu juga gak usah ngumpet"
"Gak mau,, ada kakak"
"Gak papa, kakak bisa jaga rahasia kok, janji"
Sepertinya rayuan dari perempuan cantik tadi membuatku kembali mendekat dalam keadaan ereksi.
"Lama juga ya bangunnya"
"Kakak ngomong apa sih?"
"Nggak,, itu"(dia menunjuk ke arah selangkangan)
"Yang mana kak"
"Yang ini"(kali ini, dia benar-benar menyentuhnya).
Lantas, aku pun bingung apa yang harus aku lakukan. Antara mengusir atau membiarkannya. berhubung situasi sedang sangat sepi, lebih baik ku biarkan saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
for her
Fiksi RemajaKisah antara perpisahan dan akhirnya dapat bertemu kembali pada saat dewasa. Jangan sampai terlewat ya!