"Ihh haechan ngeselin banget sihh masa aku ditinggal sendirian disini, mana aku nggak tau jalan pulang lagi." kesalku.
Karena kesal dan tidak tau gimana aku bisa menemukan jalan pulang lantas aku memutuskan untuk mendudukan diriku di bawah pohon, tidak lama kemudian aku tertidur hingga menjelang malam tiba.
*
Yang lain balik ke villa karena sudah menjelang malam. Tiba-tiba Nathan dan Callista merasa ada yang kurang diantara mereka.
"Wehh Clara dimana?" tanya Callista.
"Oh iya Rev bukannya tadi sama kamu ya?" tanya Nathan.
"Iya pas itu sama aku, terus di bawa sama Haechan." mereka pun tertuju pada Haechan.
"Chan mana Clara?"
"Tadi aku tinggalin di sana." jawab haechan tanpa ada rasa bersalah karena meninggalkan Clara.
"Chan kamu tuh gimana sih sudah tau Clara kesini baru pertama kali, malah kamu tinggalin cuma karena kesal." omel Jaemin.
"Yaudah kita cari Clara yuk." ajak Callista.
"Gimana kalau kita nyari Clara besok, kalau sekarang juga nggak mungkin udah malam kan."
"Aku mau nyari sekarang." ucap Jeno tiba-tiba.
"Aku temenin Jen." balas Revan.
"Nggak usah aku sendiri aja." setelah berucap seperti itu ia langsung melangkahkan kakinya keluar villa untuk mencari Clara.
"Yaudah biarkan Jeno, mending kita tidur terus besok pagi langsung cari Clara." tutur Jaemin.
Kami pun memasuki kamar masing-masing dan segera tidur.
Jeno mencari Clara kemana-mana, di tepi pantai, ke ujung kanan dan kiri, "Clara.." Teriaknya. Hingga ia merasa lelah karena tak kunjung menemukan Clara ia pun tertidur di bawah pohon besar.
•
Aku terbangun dari tidurku, aku melihat jam tanganku waktu menunjukkan pukul 3 pagi. Tanpa rasa takut aku memberanikan diri untuk mencari jalan menuju villa, padahal ini masih gelap dan tidak ada penerangan.Aku terus melangkahkan kaki ku, aku tidak tahu sekarang ini berada dimana namun aku terus saja berjalan hingga aku merasa disekitar ku banyak pohon, aku mendeskripsikan bahwa ini di dalam hutan tetapi bukan di tengah hutan atau pelosok hutan. Aku pun berhenti melangkah takutnya kalau aku terus melangkah bisa saja masuk ke jurang atau lubang jebakan, dan duduk di bawah pohon hingga menjelang pagi.
*
Kami pun sudah siap untuk mencari clara, kami membuat dua tim. Tim satu (Haechan, Revan, Jaemin (HRJ) ) dan tim dua (Renjun, Callista, Nathania (RCN) ), setelah itu kami berpencar.
Tim RCN mencari keliling setiap tempat sambil berteriak, "Clara... Clara... dimana kamu!!!" hingga akhirnya mereka lelah dan istirahat sejenak di bawah pohon.
Tim HRJ malah sebaliknya mereka hanya main-main seenaknya seperti tidak niat mencari Clara.
•
"Wehh kalian lihat berita nggak? Nih ada orang meninggal di sekitar sini nih." ucap Callista heboh.
"Mana-mana?!" kata Nathan tidak kalah heboh.
Setelah melihat berita itu kami bertiga saling tatap, seperti tahu apa dalam pikiran satu sama lain, yang penuh kekhawatiran. Tapi dengan cepat kami membuang pikiran tersebut bahwa orang dalam berita itu ialah Clara, karena dalam berita tersebut tertera foto yang mirip dengan Clara dan berlokasi kemungkinan sama disekitar sini.
"Nggak lah nggak mungkin Clara loh anaknya strong." ucap Callista meyakinkan.
*
Revan pov
Aku akhirnya memutuskan untuk mencari Clara sendiri tidak peduli lagi dengan Jaemin dan Haechan yang sedang asik sendiri.
Aku berjalan memasuki hutan, entah mengapa pikiran ku tertuju dengan hutan, bahwa Clara itu benar-benar ada di hutan. Aku menelusuri hutan melihat sekitar dan meneriaki nama Clara berkali-kali. Dan pada akhirnya Clara mendengar suaraku dia berlari kepadaku. Lalu ia menangis di pelukanku. Setelah cukup lama akhirnya Clara melepas pelukannya dan berkata "Van, aku lapar~" aku pun tersenyum dan merasa heran apakah dia tidak takut di hutan dari semalam.
"Yaudah ayo kita pulang." ajakku sambil merangkul Clara.
Revan mengabari yang lain lewat grup chat, bahwa dia sudah menemukan Clara dan menyuruh mereka balik duluan ke villa.
Dalam perjalanan Clara tertidur hingga aku harus mengendongnya ala bridal style. Setibanya di villa aku membaringkan Clara di kamarnya, dia demam dan terdapat luka di kaki dan tangan. Aku segera mengobatinya dengan hati-hati agar dia tidak terbangun, dengan lembut aku mulai membersihkan dengan tisu basah lalu oles dengan alkohol supaya lebih steril dan..................... Balut selesai.
Setelah selesai aku menatapnya dengan intens betapa nyenyaknya dia tidur, padahal sekitar kurang sejam dia bilang lapar tapi malah sudah tertidur duluan.
"Entah dari kapan aku sudah menyukaimu. You know, your is my first love. Jika kamu nerima cintaku, aku janji akan selalu menjagamu di setiap saat." lirihku.
Tanpa disadari di balik pintu kamar, Callista dan lainnya sedang menguping apa yang baru diucapkan revan tersebut. Dan apa yang terjadi, mereka baper semua. Terkecuali dengan haechan, dia malah pergi tidak ingin melihat kebucinan sahabat nya itu, lebih tepatnya seorang yang ia sukai itu.
•
Flashback
Aku terbangun dari tidurku, tapi aku tidak membuka mataku. Kudengar dari telingaku seorang berkata, "Entah dari kapan aku sudah menyukaimu. You know, your is my first love. Jika kamu nerima cintaku, aku janji akan selalu menjagamu di setiap saat." aku tahu benar itu suara Revan, saat itu juga aku terkejut bahwa aku ini cinta pertamanya. Aku ingin sekali membalas ucapannya namun aku mengurungkan niatku itu mungkin ini belum saatnya aku mengatakannya.
Setelah Revan berbicara kurasa dia tidak ingin meninggalkan ku, dia tetap duduk disebelahku sambil membelai rambutku dan tidak terasa aku tertidur lagi.
****
"Call aku baper tau sama Clara dan Revan, kenapa mereka bisa so sweet banget." ujar Nathan yang senyum-senyum dengan Callista.
"Iya loh dan aku kagetnya lagi ternyata revan udah suka dari dulu, bayangin nggak sih lamanya itu. Cinta pertama lagi,"
"Pantesan Revan nggak pernah dekat sama cewek lain, kecuali sama kerabatnya dan kita." lanjut Callista.
Disela obrolan para cewek tiba-tiba Renjun datang dan berkata, "Woyy, kenapa kalian nggak tidur, sudah malam malah ngobrol di luar dingin lagi."
"Malas ahh ada orang pacaran di kamar."
"Iya tuh mereka pacaran nggak tau tempat, sudah tau kami nih ngantuk," sahut Nathan
"Kan mereka belum official koplak." balas Renjun.
"Dan besok kan hari terakhir kita disini, jadinya kan harus bangun pagi-pagi buat beresin barang-barang nya." lanjut Nathan.
Seketika Callista punya ide, disaat Jaemin lewat ia berkata. "Jaemin, kamu tidur di ruang tamu ya, biar kami tidur di kamar kalian."
"Lah kau ngusir aku sama Renjun gitu? Idihh ogahh aku tidur di ruang tamu, nggak enak tau seperti perasaan ku ini yang sedang patah hati ditolak oleh seorang di sebelahmu itu." sindir Jaemin bercanda.
Merasa tersindir nathan berbicara dengan nada kesal, "Kamu nyindir aku ya Jaem?!"
"Entahlah."
Mereka pun akhirnya berdebat tanpa habisnya, karena Callista merasa jengah dan mulai mengantuk ia pun meleraikan, "Udah stopp, jadi gimana? Mau yaa plisss lah, sama cewek harus ngalah dong."
"Yaudah, iya kami mau tidur di ruang tamu tapi ini demi lu ya." kata Renjun.
"Iya deh iya thankyou Njun~"
Tbc....
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAMS
Teen FictionKisah tentang Callista dimana kehidupannya berubah ketika suatu malam ia tertidur dan bermimpi, namun mimpi itu seperti tidak biasa, hari berikutnya ketika ia tertidur pun melanjutkan apa yang ia mimpikan kemarin. Anehnya Callista sering memimpikan...