Chap. 2 (Princess ice)

189 13 1
                                    

Waktu berlalu dengan cepat. Sudah seminggu Lisa bersekolah di Universitas ini, tapi sekali pun belum pernah bertegur sapa dengan teman sebangkunya.

Bahkan sepertinya, gadis bernama Jennie enggan melihatnya. Pernah menoleh sekali saja pun tidak. Rasa penasaran pun memancing Lisa untuk mengetes gadis ini.

"Boleh aku pinjam pulpen. Pulpen ku habis" berbohong.

Untuk beberapa detik tidak ada jawaban dari Jennie. Tapi ternyata gadis itu mendengarkannya dan meminjam kan pulpen itu ke hadapan Lisa. Dengan wajah tetap lurus menatap ke depan.

"Sial!" Umpat Lisa dalam hatinya.

"Boleh aku pinjam catatan mu, aku ketinggalan saat pulpen ku tadi habis" kali ini Lisa tidak bohong. Dia benar-benar ketinggalan mencatat dikte dari dosen, lantaran malas.

Terdengar Jennie menghela nafasnya. Tapi sekali lagi, gadis itu meminjamkan catatan nya, tapi masih dengan ekspresi yang sama.

Melihat ekpresi dari Jennie. Akhirnya Lisa menyerah, dia mengembalikan buku catatan dan pulpen itu tanpa menggunakannya.

"Thanks" tutur Lisa.

Tidak ada jawaban dari Jennie.

__________

KRIIIINGG!!!

Bel istirahat berbunyi. Lisa pikir Jennie akan tidur seperti biasa, tapi kali gadis itu berdiri dan melewatinya tanpa permisi.

Lisa melengo. Demi apa pun, ini pertama kalinya Lisa melihat gadis itu keseluruhan body. Karena setiap kali bertemu, Jennie sudah duduk dan tidak pernah kemana-mana.

Lisa menatapnya tak habis pikir dengan pakaian yang dikenakan Jennie. Baju strit yang ketat dan memperlihatkan lekuk pinggang rampingnya, membuat kedua belah dadanya yang cukup besar itu rasnya hampir keluar dari sana. Dan rok yang pendek, hampir melihatkan bagian dalamnya.

Gadis itu berjalan, lalu terhenti dimeja yang dikerumuni 3 sampai 4 orang sambil tertawa bersamaan.

"Apa kalian sedang membicarakan ku?, Kalau ingin, langsung saja" ucap Jennie, sambil menarik kertas yang ada di atas meja Joy.

Jennie menatap kertas itu, dan dia tersenyum miring.

"Ini yang kau bilang mirip dengan ku?" Tanya nya sambil menggelengkan kepala.

Lalu dia melempar kertas itu ke wajah Joy dan berkata.

"Aku akan membayar mu kalau kau bisa menggambar lebih bagus dari ini" dan pergi dengan sombongnya.

"Ya! Dasar Sinting!" Bentak Joy kesal.

Jennie hanya mengangkat satu tangannya, menunjukkannya bahwa dia tidak perduli pada makian Joy.

.

.

.

Pov. Lisa

Aku melipat tangannya ke dada, kagum pada sosok Jennie yang ternyata berbeda dengan jenis gadis mana pun.

Tak lama Joy dan teman-temannya pun keluar. Sepertinya mereka merasa malu dengan ku yang melihat kejadian itu. Jennie memang telah menjatuhkan harga diri mereka.

Aku pun berdiri dan beranjak dari tempat ku. Sesaat aku terhenti saat aku melewati meja Joy. Aku memungut kertas yang tadi di lemparkan Jennie ke wajah Joy.

Mungkin aku akan tertawa, andai selera humor ku receh. Joy menggambar seorang wanita yang dinamainya sebagai Jennie. Aku rasa ini lebih terlijat seperti alien berkepala nenek lampir. Entahlah!

In The Name Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang