Chapter 1 : Namaku Sanum

33 7 5
                                    

"Sanum, meja depan belum dibersihin tuh..."

"Dek Sanum toloh bantu Rehan angkatin piring ya, sudah ditunggu Tante Novi."

"Kak Sa, dipanggil Mama di dapur..."

"Oi minggir!"

"Itu yang baju kuning bisa geser nggak sih?"

"Sanum"

"Kak..."

"Sa...."

🍁
🍁

Maaf, aduh permisi sebentar. Saya tokoh utamanya, iya punten Mas. Mau bicara sedikit.

"Hei, saya main character di cerita ini kan? Dimana-mana chapter pertama selalu diisi untuk protagonis. Saya cuma minta hak berbicara kok, penulis amatiran pun tau hak menyampaikan usul dan pendapat sudah dicantumkan dalam pasal 28 ayat... Iya Tante, sabar! Sanum lagi ada urusan! Iya nanti piringnya Sa angkat!!"

🍁
🍁

Aduh, maaf gangguan sepihak tadi. Sekarang sudah di tempat yang aman kok. Ya, namaku Shiyasa Num, 22 tahun. Mahasiswa tingkat akhir jurusan teknik tata boga yang sedang sibuk dengan urusan menikah. Tenang, cerita kita masih jauh dari urusan bahtera rumah tangga karena aku bahkan baru putus dari parasit berwujud manusia seminggu yang lalu. Ini pernikahan Phine, sahabatku. Impian ya untuk menikah muda ternyata dikabulkan Tuhan. Baru dua bulan lalu ia bertemu barista di kafe-- Phine bercerita kalau pertemuannya sangat dramatis, langsung dilamar dan dibawa ke pelaminan.

Satu hari sebelum resepsi membuat rumah Phine sangat sibuk. Mamanya sudah menghubungiku jauh-jauh hari untuk membantu persiapan. Desas-desusnya, Tante Novi kapok menyerahkan acara ke orang lain karena pernah ditipu WO di pernikahan kakak Phine. Tapi tanpa diminta pun, aku pasti datang kan. Phine sudah mengancam tidak akan membayar utangnya jika aku tidak muncul.

🍁
🍁

"Sa pulang."

Pukul sepuluh malam, seperti biasa Mama hampir tertidur di sofa ruang depan sambil menunggu Papa pulang dari lembur. Di kamarnya, Jihan mendengarkan musik super keras, kutebak dia baru saja diomelin Mama--kebiasaannya sejak kecil. Jangan tanya Pasha kemana, sejak Papa beli mobil baru, anak itu selalu keluar dengan dalih mengerjakan PR. Padahal aku tau sendiri dia sering nongkrong di warung bakso bersama cewek yang berbeda setiap hari.

Badanku lelah sekali. Seharian bolak-balik tidak berhenti dan lupa makan membuat maagku kambuh. Kabar baiknya, kaloriku pasti terbakar karena berkeringat, dan jangan lupakan raut muka Phine yang gelisah tadi, tidak setiap hari wajahnya begitu kan.

Ah, satu persatu teman-temanku menikah. Bahkan anak perempuan Rayya sudah masuk PAUD sebulan lalu, Angga dan Danu juga memutuskan melanjutkan S2 sebelum melamar pacar masing-masing. Sementara aku, hal bodoh apa saja yang sudah kulakukan belakangan ini? Putus sepihak, dipecat dari kerja paruh waktu, skripsi yang tak kunjung rampung... Mataku menerawang dinding kamar, sayup-sayup suara dari kamar Jihan terdengar. Lagu kesukaanku. Sebaiknya aku tidur lebih cepat karena besok harus bangun pagi buta. Phine akan memakanku jika terlambat.

Namaku Shiyasa Num, 22 tahun. Aku tidak suka hidupku dari dulu hingga sekarang.

🍁
🍁

Holla! Penulis amatiran kembali. Apa kabar Wattpad, #dirumahaja menarik jiwaku kembali ke dunia lama. Tetap sehat dan jangan menularkan ketakutan. Mending baca kisah Sanum dan menebak alurnya.

Salam manis

Dy.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 31, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hai Sanum! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang