Kenangan

26 4 0
                                    

"setiap orang memiliki kenangan masing-masing,sedih atau bahagia tidaklah masalah. Semua akan baik pada waktunya dan setiap tanya pasti ada jawabnya."

...
Sorak sorai penonton masih terdengar bergemuruh saat sang bintang tamu menyanyikan lagu "waktu yang salah" karya dari Fiersa Bersari. Rasa penasaran masih terngiang di pikiran Resna, ia masih saja memikirkan apa yang ada dalam pikiran Zhafran

"Ah sebal, kenapa gua harus kepikiran juga sama tuh orang. Orang cuek dan jutek gitu malah gua pikirin si..." Gerutu Resna di belakang panggung.

Melihat sahabatnya yang terlihat gundah, Elin dengan logat khasnya bertanya kepada Resna,

" woe nape lu?kesambet? apa masih mikirin cowok tadi? Ahaha ternyata makin kepincut juga lu sama dia" ejek Elin pada Resna.

"Ah apa sih kak Elin ini..enggak laa bukan apa-apa, mungkin aku yang lagi ga enak badan" jawab Resna menutupi perasaannya itu. Wajah memerah, alis terlihat turun yang menandakan rasa malu yang cukup dalam.

.....

Setelah malam pentas seni berlalu panitia pelaksana melaksanakan evaluasi malam yang dihadiri oleh seluruh panitia pelaksana dari kedua sekolah tersebut. Terlihat pula Aldi Dwi Saputra sang musuh bebuyutan Boni dalam pertandingan futsal antar sekolah. Selain itu terlihat pula Bayu Rahma Yudha, fuckboy kelas atas SMA Pelita Utama yang benar-benar membenci Zhafran karena merasa tersaingi olehnya.

Evaluasi malam berlangsung hening,sunyi dan tanpa ada halangan dan gangguan berarti. Sang ketua pelaksana yang tak lain adalah Zhafran, menyudahi evaluasi malam tersebut yang dianggap cukup baik. Setelah evaluasi malam itu, Resna yang masih penasaran dengan Zhafran menghampiri dan mengajak Zhafran untuk berbicara, berdua, hanya berdua tanpa siapapun mengikuti di belakangnya.

"Maaf kak saya mau tanya, kamu kan orang yang cerdas, punya pengalaman banyak di organisasi tapi kenapa kamu hari ini terlihat kacau, terlebih saat kau tau bintang tamu acara ini adalah kak Kinanti?" Dengan nada mendesak Resna bertanya pada Zhafran.

"Perlu berapa kali saya bilang? Ini urusan saya, biar saya yang urus kamu tidak perlu ikut campur. Kamu bukan siapa-siapa saya, bahkan hanya kenal di acara ini saja jadi tolong cukup anda kerjakan tugas yang saya berikan kepada anda! Paham?!" Tegas Zhafran yang mulai kesal.

"Hmmmm... Oke oke saya pergi" jawab Resna yang masih penasaran.

"Keknya gua harus berhenti deh kepoin tuh orang, cuek banget njirr gila .. yauda lah biarin aja. Eh tapi kok aneh ya gua ga pernah ngerasain hal ini dalem diri gua. Khawatir dengan seseorang, penasaran, ahh siapa si dia itu bikin penasaran aja." Gumam Resna dalam hati.

Ditempat lain...

"Tuh anak siapa si kenapa terus terusan penasaran tentang hidup gua? heran gua" gerutu Zhafran yang mulai memikirkan wanita yang bertanya tentang masalahnya tersebut.
"Gua masih gamau kenal cewek lagi, dia aja udah cukup bikin gua nyesel buat apa gua deket lagi sama cewek. Memang terkadang kenangan sulit untuk dilupakan, tanpa ragu dan dengan tega merenggut bahagia yang nyata di masa kini dan mengingatkan akan kenangan indah masa lampau yang hanya tinggal angan. Miris, setiap dari insan punya kenangan yang sulit dilupakan. Apa perlu gua ladenin tuh cewek untuk sementara menutupi luka gua?"
Zhafran bergumam, berpikir, dan menerka apa yang mungkin terjadi. Sayang, kenangan indah terlalu sulit dilupakan.

...
Hari berganti, sang fajar terbit menyapa setiap insan di dunia. Begitu pula di bumi perkemahan, kegiatan selesai dan semua berkemas untuk kembali ke rumah masing-masing. Lagi, Zhafran kembali menyambut pagi dengan sedikit syair yang ia dapatkan semalam tentang kenangan.

"Bolehkah kita mengulang?
Mengulang kenangan yang dulu pernah kita rangkai bersama.
Bolehkah kita rajut kembali rasa yang dulu ada? Rasa yang ada diantara kita berdua.
Mungkin aku terlalu naif untuk mengatakan ini, tapi sekali lagi..
Maafkan"

Syair yang selalu menggambarkan betapa Zhafran merasa bersalah terhadap masa lalunya, membuat ia kembali berjanji untuk tidak ingin menyia-nyiakan seseorang yang mungkin akan hadir di hidupnya kelak.

Tepat saat selesai menulis, Zhafran berdiri dan mengucapkan selamat tinggal kepada para panitia dan juga peserta, membereskan yang perlu dibereskan dan menata kembali apa yang perlu kembali di tata.

Mengejutkan, Resna hadir disampingnya dan meminta Zhafran memasukkan nomor WhatsApp miliknya.

"Nih masukin nomor WhatsApp kamu kak, aku masih mau nanya-nanya tentang kamu. Aku yakin kamu juga penasaran dan merasa aku orang yang berbeda dari cewek lain."

Polos, diam, tanpa jawaban dan bahasa lain Zhafran dengan lancar memasukkan nomor WhatsApp nya di gadis itu sambil keheranan terhadap perkataan wanita itu.
" Oke makasih, aku pulang duluan." Lanjut Resna. Masih diam dan bingung dengan yang terjadi hari ini, Zhafran juga kembali ke rumah bersama sahabatnya, si Boni.

...
"Lagi, saat aku mulai melupakan kenangan masa lalu, malah secercah kenangan yang mungkin akan hadir datang di hidupku. Dia aneh, jujur, polos, dan nadir. Mungkin aku akan luluh? Atau dia yang akan menyerah?"

...

KONTRADIKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang