33. Tentang kita

9.1K 220 7
                                    

Kisah Cintaku dengannya tidak seperti kisah Cinta Rasulullah dan Khadijah, dan juga tidak seromantis kisah Cinta Ali dan Fatimah. Kisah cintaku dengan Suamiku sangat rumit, masalah terus mengalir tanpa henti. Tapi cinta yang Suamiku berikan untukku sangat membuat hati ini bahagia, aku merasa menjadi seorag Ratu yang satu-satunya menetap dalam Istana hatinya.

Apapun itu. Aku pernah mengalami cinta bertepuk sebelah tangan, disaat Suamiku sendiri lebih mencintai kekasihnya di banding aku, Istrinya sendiri. Itu membuatku sadar bahwa hanya cinta kepada Allah dan Rasulnya yang tidak pernah bertepuk sebelah tangan.

Allah akan memberikan apapun untuk Umatnya yang taat, tidak ada gunanya jika kita mengadu kepada orang lain, karena orang lai hanya bisa mendengarka tanpa melakukan apa yang kita inginkan. Hanya pada Allah, kita boleh menangis dan menumpahkan segala perih yang sudah menumpuk dalam hati. InsyaAllah, batin kita akan selalu tenang, dalam permohonan apapun mintalah kepada Allah, bukan kepada Manusia yang akan selalu ingkar.

Inilah hasil dari semua pengorbanan dan kesabaranku selama ini. Aku telah berhasil menggoyahkan hati Suamiku, atau lebih tepatnya Allah yang telah membalikkan hatinya untuk mencintaiku. Allah juga telah memberiku kepercayaan untuk menjadi seorang Ibu. MasyaAllah, aku sangat bahagia menjadi Umatnya.

“Sayang.”

Satu kata yang membuat jantungku berdegub kencang, padahal hanya panggilan singkat. Tapi entahlah, aku selalu merasa gugup ketika dia memanggilku dengan sebutan itu. Aku menatapnya dan tersenyum, dia melangkah menghampiriku dengan membawakan segelas susu hamil rasa Strawberry untukku.

“Minum, gih, keburu dingin.” Katanya sembari menyodorkan segelas susu hamil itu padaku, setelah aku menerimanya, dia langsung duduk di bawahku, mengelus perutku yang buncit, sekarang usia kandunganku sudah Sembilan bulan. Sebentar lagi aku akan segera melahirkan.

“Dia nendang, Sayang.” Serunya dengan tertawa bahagia. “Anaknya Abi, nendangnya jangan keras-keras, yah. Kasihan Umi nanti kesakitan.” Lanjutnya berdialog dengan makhluk kecil dalam rahimku.

Mas Hafizh sekarang lebih possesif. Aku tidak boleh melakukan apapun, memasak juga gak boleh, katanya takut aku kecapean. Dengan sikapnya seperti ini malah semakin menambah kebahagiaanku. Suamiku masih menjadi Dokter Bedah, sedangkan aku sudah cuti karena kehamilanku.

“Mas?" panggilku.

“Iya, sayang.”

“Bikinin aku cupcake dong, lagi pengin.” Kataku sembari nyengir tak berdosa. Entahlah siang ini aku lagi pengin makan cupcake buatannya.

Semenjak aku kembali ke Rumah ini. Aku selalu menyuruhnya ketika lagi pengin sesuatu. Walaupun begitu dia tidak marah sedikit pun padaku, malah dia senang jika aku menyuruhnya.

“Oke, kamu tunggu sini, yah. Aku akan buat cupcake yang special untuk Istriku.” Ucapnya tersenyum dan langsung berjalan ke arah dapur.

Karena penasaran, aku pun menyusulnya ke dapur, dengan langkah yang pelan, karena perutku yang besar ini. Saat sudah sampai di dapur. Aku melihatnya yang sedang serius membuat adonan, wajahnya juga sedikit terkena tepung. Sangat lucu.

“Mas, gak jadi deh.” Pungkasku.

“Kamu mempermainkan aku, yah.” Ucapnya seperti anak kecil dengan wajah cemberutnya. Aku jadi ingin tetawa. “Terus, kamu lagi pengen apa?” Lanjutnya bertanya.

Aku langsung memeluknya erat, sangat nyaman ketika berada di pelukannya.
“Lagi pengin peluk kamu.” Bisikku di telinganya. Aku mendengarnya tetawa kecil melihat sikapku yang aneh ini.

Dia membalas pelukanku, dan mengelus lembut punggungku. “Dasar manja.”

***

Keysha memutar murotal Al-Qur’an bertujuan agar calon bayinya nanti menjadi seseorang yang mencintai Al-Qur’an. Keysha selalu berdoa kepada Allah agar dipermudahkan ketika persalian. Dia tidak sabar melihat makhluk kecil yang ada di rahimnya lahir ke Dunia.

Skenario AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang