Rahel & Farel "2"

353 22 0
                                    

Kejar dan ikutlah
Mungkin ia akan lebih membutuhkanmu, dari pada aku.... yang hanya sahabatmu

Hanya
Sahabat

Happy Reading....🐇

    Malam ini, Rahel tidak bisa tidur. Matanya bengkak hampir sebesar biji durian, karena terlalu banyak menangis. Jam sudah menunjukkan pukul 10:30, namun mata rahel rasanya masih ingin menangis saja. Ia berjalan ke arah kamar mandi, untuk sekedar mencuci muka. Ia tidak mau hanya karena kebodohannya sendiri, besok ia harus diejek teman - temannya karena mata sebesar biji durian.

Setelah mencuci muka Rahel memilih duduk di depan meja belajarnya. Hampir saja ia lupa mengerjakan tugas mading yang di berikan oleh Kak Zelo, kakak kelasnya dan sekaligus ketua ekskul mading di SMA Gading.

Tidak susah sih sebenarnya, ia hanya harus membuat beberapa puisi karangan sendiri. Ia ingin membuat puisi yang sesuai dengan suasana hatinya saat ini.

Hujan....
Kau rela jatuh demi bumi
Kau rela menangis demi  bumi

Lalu....
Apa kabar denganku,
Yang salah mengartikan semuanya
Dan rela jatuh karena kebodohan ku sendiri
Rela menangis karena kebodohan ku sendiri

Karya: NN
Untuk: L

Kali ini Rahel ingin memberika para pembaca mading sedikit teka - teki, dari siapa untuk L. Biarkan mereka mencari - cari siapa L itu, karena itu adalah rahasianya dengan sang pencipta.

Jam 11:00, Rahel segera memberesi buku - bukunya dan berjalan ke tempat tidur. Rahel membaringkan tubuhnya, dan menatap langit - langit kamarnya yang bergmotif bintang - bintang di angkasa.

"Farel, mungkin semuanya tidak akan sama lagi...." gumamnya lalu terlelap bersama gelapnya malam yang menghimpit.

🐈🐈🐈


"Meongg...meong...meong..."

"Mochi...sana - sana, masih malem juga."
"Meongg...meong...meong..."
"Hishh, Mochi ini itu masih jam li....ma aaaaaaa," Rahel kaget melihat jarum jam yang menunjukkan pukul tujuh pas.

Rahel segera berlari ke kamar mandi, semalam ia tidur pukul 11:00 dan bangun untuk salat subuh setengah lima, namun Rahel malah kembali tidur setelah melaksanakan salat subuh.

"Ma Rahel berangkat ya, assalamu'alaikum."

Rahel tak menunggu jawaban dari mamanya, ia langsung berlari mencari tukang ojek yang untungnya selalu mangkal di perempatan jalan samping rumanya.

"Bang, ngebut ke SMA Gading ya..." Rahel menghampiri salah satu bapak - bapak ojek.
"Siap nenggg...." jawab Pak Japri, seorang tukang ojek pangkalan itu dengan semangat.

Rahel & FarelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang