Renjun mendudukan Jisung di sofa empuk rumahnya. Ia segera mengambil kotak P3K untuk mengobati luka-luka di badan Jisung.
Renjun mendudukan tubuhnya disamping Jisung Dengan kotak P3K dipangkuannya. Dengan cekatan ia mengobati luka-luka dilengan jisung , tentunya dengan hati-hati dan telaten agar tidak perih. Setelah selesai mengobati luka di lengan jisung , Renjun beralih mengobati luka dikaki Jisung. Digulungnya celana jeans yang dipakai Jisung .
"mengapa lukamu bisa sampai separah ini?! Sebenarnya apa yang terjadi padamu?!" Renjun terkejut ketika melihat luka dikaki Jisung. Seperti ada bekas cakaran disana.
Jisung menghela nafas pelan sambil memandang lurus kedepan. "Jika aku menceritakannya kau pasti tak akan percaya...."
"bagaimana aku bisa percaya jika kau belum menceritakan yang sebenarnya terjadi" Renjun mempoutkan bibirnya.
Jisung beralih memandang pemuda disampingnya. "Sebenarnya aku tidak paham dengan situasi ini. Tiba-tiba saja semua orang berubah menjadi aneh. Mereka menjadi seperti mayat hidup. Berjalan tak menentu arah dan menyerang apapun didepan mereka. Aku takut melihat mereka. Mata merah melotot , Hidung dan mulut mereka mengeluarkan lendir yang sangat menjijikan. Aku sangat takut."
Renjun mengusap pelan punggung Jisung, berusaha menenangkan pemuda disampingnya. "sstt...tenanglah. Jika kau tak ingin melanjutkan ceritamu tak apa"
Jisung menggelengkan kepalanya. "tidak aku akan melanjutkannya" Ia mengusap setetes air mata yang keluard dari ujung mata sipitnya. "Aku dan adikku berusaha lari untuk menjauh dari tempat itu. Tapi naas....saat berlari adikku terjatuh dan tiba-tiba saja mayat hidup itu menerkan adikku. Aku berusaha menolongnya. Aku berusaha menyingkirkan adikku yang diterkam oleh makhluk aneh itu! Luka- luka ditubuhku ini aku dapatkan karena melakukan perlawanan dengannya. Aku berhasil menendang kepalanya hingga makhluk aneh itu terhuyung kebelakang. Makhluk itu berteriak kencang sekali hingga membuat makhluk-makhluk aneh lainnya berdatangan. Aku sangat ketakutan dan akhirnya aku berlari meninggalkan adikku disana.hikss..." Jisung menangis kencang. "aku sangat menyesal dan merasa sangat...sangat bersalah"
Renjun berusaha menenangkan Jisung yang menangis . "ssstt..sudahlah ini bukan salahmu. Lagipula kau juga dalam keadaan terdesak. Kau juga harus memikirkan dirimu sendiri. Tenanglah...doakan saja semoga adikkmu tenang"
Tangis Jisung mulai mereda. Ia tersenyum kearah Renjun. "sekali lagi terima kasih renjun. Setelah menceritakan semua ini kepadamu aku sedikit merasa lega"
Kedua adam tersebut dikejutkan dengan pintu yang tiba-tiba saja dibuka dengan sangat kencang. Tampak pemuda tinggi dengan nafas ngos-ngosan muncul diambang pintu.
"YA KAK JENO ! ADA APA?! KAU INGIN MERUSAK PINTU ITU ?!" Renjun berteriak kencang kearah kakaknya , tak peduli jika sikapnya kepada kakaknya itu tak sopan.
Jeno segera berlari kearah Renjun dan Jisung . " Renjun ! kau tidak apa-apa kan?!" Kata jeno sambil menunjukan wajah khawatirnya kepada adik satu-satunya itu.
"YA! Aku tak apa kak. memang kenapa" Renjun heran melihat sikap kakaknya itu.
Jeno menghela nafas. "huft...syukurlah kau tidak apa" Jeno mengulas senyum , memperlihatkan eye smilenya yang menawan.
"memang kenapa kak?"
Jeno melihat pemuda disamping renjun. Ia menoleh kearah renjun sambil menunjukan raut wajah seolah bertanya SIAPA.
"Oh ... kak kenalin ini Jisung. Aku tadi melihatnya kesakitan. Jadi aku membawanya kerumah untuk mengobati luka-lukanya." Renjun lalu menoleh kearah Jisung. "Jisung kenalin ini kakakku yang menyebalkan. Namanya Kak Jeno"
Jeno yang dibilang 'menyebalkan' sedikit tidak terima. dijewerlah teling renjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAST !
FanfictionSEMUA ORANG DIKOTA TIBA-TIBA BERUBAH MENJADI ANEH SEPERTI MAYAT HIDUP !!! . . . . "APA KITA BISA MENYELAMATKAN KOTA INI?"